Karenasemua itu ada masanya . Kesombongan adalah penyakit hati yang seharusnya kita jauhi . Mengapa ? Karena Allah SWT yang menciptakan kita pun membenci itu . Allah SWT lah yang pantas sombong , karena Allah SWT yang memiliki segalanya . Semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan-Nya . Kita tak akan membawa harta kita saat kita mati .
JAKARTA - KH Ali Yafie dalam bukunya, Menggagas Fiqih Sosial mengatakan, ajaran Islam menempatkan harta benda dalam jajaran lima kemaslahatan dasar. Sebab, harta merupakan salah satu kepentingan yang mendasar dalam kehidupan manusia. Namun, Islam juga menempatkan harta benda sebagai ujian bagi manusia. Ini seperti ditegaskan surah Al-Taghaabun ayat 15, yang artinya, "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu ...." Di satu sisi, hak kepemilikan seseorang atas harta benda tetap dihormati dan dilindungi. Akan tetapi, di sisi lain harta benda itu pada hakikatnya merupakan titipan dari Allah SWT. Sebab, Dialah Yang Mahamemiliki. Maka dari itu, seorang insan harus memanfaatkan harta bendanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT. Ketika Nabi Muhammad saw tengah menderita sakit dan menjelang ajalnya, beliau hanya memiliki uang tujuh dinar. Khawatir kalau sampai meninggal dunia uang tersebut masih berada di tangannya, Nabi SAW pun menyuruh menyedekahkan seluruh uang itu kepada fakir miskin. ''Bagaimana nantinya jawab Muhammad kepada Tuhannya, sekiranya ia menghadap Allah sedangkan uang itu masih ada di tangannya,'' kata beliau. Demikianlah, Rasulullah saw pergi meninggalkan dunia fana ini menghadap Allah SWT tanpa meninggalkan uang sepeser pun. Nabi SAW tidak meninggalkan sesuatu harta benda kepada siapa pun, termasuk kepada keluarganya. Sekalipun demikian, Nabi secara cemerlang telah meninggalkan suri teladan dan contoh kehidupan yang indah. "Sesungguhnya pada diri Rasululllah itu suri teladan yang baik bagimu" QS Al-Ahzab 121. Ya, beliau hidupnya sangat bersahaja dan tidak terlalu merisaukan harta benda. Aisyah pernah berkata, ''Kiranya tuan makan hanya sekadarnya kenyang saja.'' Menjawab istrinya ini Nabi berkata, ''Wahai Aisyah! Buat apa dunia ini bagiku. Para rekanku, rasul-rasul ulul azmi telah bertahan atas hal-hal yang lebih berat dari yang aku rasakan. Aku malu, kalau sampai aku menghadap Tuhanku akan tak mencapai martabat seperti mereka." Sebagai pemimpin, beliau ingin memberikan contoh kepada para pemimpin lainnya agar selalu mendahulukan kepentingan rakyat katimbang diri dan keluarganya. Karenanya, Nabi pernah menolak permohonan putri tercintanya, Fatimah, yang menginginkan seorang pembantu di kediamannya yang berasal dari tawanan perang. Nabi menganggap masih ada orang lain yang lebih membutuhkannya. sumber Hikmah Republika oleh Alwi Shahab
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat) yakni kapan kiamatImam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Umar r.a. bahwasanya kunci-kunci lima perkara, antara lain sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang
Yang harus engkau ingat dalam benakmu … Hartamu hanyalah titipan ilahi. Allah Ta’ala berfirman, آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” QS. Al Hadiid 7 Faedah dari ayat di atas Pertama Perintah untuk beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Kedua Dorongan untuk berinfak. Ketiga Pahala yang besar di balik, iman dan infak. Keempat Al Qurthubi menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya harta tersebut milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhoi. Siapa saja yang menginfakkan hartanya pada jalan Allah sebagaimana halnya seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak. ” Al Qurtubhi sekali lagi mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ” Lantas Al Qurtubhi menutup penjelasan ayat tersebut, “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara kalian, lalu mereka menginfakkan harta mereka di jalan Allah, bagi mereka balasan yang besar yaitu SURGA.” Tafsir Al Qurthubi, 17/238 Intinya maksud Al Qurthubi, harta hanyalah titipan ilahi. Semua harta Allah izinkan untuk kita manfaatkan di jalan-Nya dalam hal kebaikan dan bukan dalam kejelekan. Jika harta ini pun Allah ambil, maka itu memang milik-Nya. Tidak boleh ada yang protes, tidak boleh ada yang mengeluh, tidak boleh ada yang merasa tidak suka karena manusia memang orang yang fakir yang tidak memiliki harta apa-apa pada hakikatnya. Renungkanlah hal ini … ! Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Panggang-GK, 25 Jumadil Awwal 1431 H

KutipanKata Bijak Tentang Bersyukur atas nikmatNya. " Lihatlah orang-orang yang dibawahmu dalam urusan harta dunia, dan jangan sekali-kali melihat yang berada di atasmu, supaya kamu tidak meremehkan karunia Allah yang diberikan kepadamu ". Kamu bisa berguru dari kutipan kata bijak Nabi tersebut.

Ketika kita mengetahui bahwa harta manusia adalah milik Allah, maka kita tahu bahwa semua harta ini hanyalah titipan dari Allah. Seseorang hanya boleh memanfaatkan barang titipan sesuai dengan aturan pemiliknya yang sesungguhnya, tidak boleh memakainya secara sembarangan. Peraturannya, ketika ada seseorang yang menitipkan barang kepada orang lain, maka orang yang dititipi boleh menggunakan barang tersebut dengan syarat mendapat izin dari pemilik barang dan harus sesuai dengan aturan yang ditetapkannya. Sebagai contoh, Si A menitipkan motor kepada si B. Maka Si B boleh menggunakan motor tersebut sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Si A karena yang memiliki motor sesungguhnya adalah Si A. Misalnya Si A mengatakan “Kamu boleh menggunakan motor ini asalkan tidak digunakan untuk keluar kota.” Artinya Si B boleh menggunakannya sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Si A yang telah menitipkan barang. Demikian pula harta titipan Allah yang ada pada diri kita, dia hanya boleh dimanfaatkan sesuai dengan aturan Allah, tidak boleh digunakan secara sembarangan. Karena itulah, di akhirat nanti Allah akan bertanya kepada setiap hamba, “Untuk apa harta tersebut engkau habiskan?” Dari Sahabat Abu Barzah, telah berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang 4 perkara Pertama, tentang umurnya dihabiskan untuk apa. Kedua, tentang ilmunya diamalkan atau tidak. Ketiga, Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. Keempat, tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.” HR Tirmidzi dan Tirmidzi berkara hasan shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ad-Darimi dan lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad bin Nashiruddin Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah. Oleh karena itu seseorang tidak boleh menggunakan seenaknya karena semua akan ditanya, apalagi dia habiskan untuk perkara-perkara yang haram atau perkara yang sia-sia. Allah Ta’ala berfirman, إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” QS. Al-Isra’ [17] 27 Allah juga berfirman, وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ…… “….makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” QS. Al-A’raf [7] 31 Oleh karena itu, barang siapa yang mengelola hartanya dengan tanpa hak, misalnya dia gunakan untuk perkara yang haram, perkara yang sia-sia, menghambur-hamburkan uang saja, maka dia diancam Allah dengan ancaman neraka Jahanam. Inilah penafsiran jenis pertama dari hadits tersebut, yaitu mengelola harta yang ada di dirinya tanpa hak. Allahu A’lam. Sumber Referensi Utama dengan sedikti penambahan dari penulis Andirja, Lc., MA, Dr. Firanda. 2021. Kitabul Jami’ Penjelasan Hadits-Hadits Adab dan Akhlak Jilid 2. Jakarta Ustadz Firanda Andirja Office. Navigasi pos

Disatu sisi, hak kepemilikan seseorang atas harta benda tetap dihormati dan dilindungi. Akan tetapi, di sisi lain harta benda itu pada hakikatnya merupakan titipan dari Allah SWT. Sebab, Dialah Yang Mahamemiliki. Maka dari itu, seorang insan harus memanfaatkan harta bendanya sebagaimana diperintahkan Allah SWT. Hadits merupakan salah satu sumber utama ajaran agama Islam selain Al-Quran. Hadits sendiri berisi kumpulan perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman hidup oleh umat Islam. Dalam Islam, hadits memiliki peran penting sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Quran. Banyak sekali hikmah dan pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari hadits, salah satunya adalah “hadits semua hanya titipan Allah”.Source Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai pentingnya hadits dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana kita bisa mengambil manfaat dari hadits tersebut. Apa itu Hadits? Hadits merupakan kumpulan perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada umat Islam. Hadits juga dijadikan sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Quran dalam Islam. Ada banyak sekali hadits yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam. Hadits memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Dengan memahami hadits, kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hadits juga bisa menjadi pedoman bagi kita dalam menjalankan ibadah dan berinteraksi dengan sesama manusia. Hadits Semua Hanya Titipan Allah Salah satu hadits yang sangat terkenal di kalangan umat Islam adalah “hadits semua hanya titipan Allah”. Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa semua yang ada di dunia ini hanya titipan dari Allah SWT, termasuk diri kita sendiri. Kita hanya sebagai pengelola atas titipan Allah tersebut. Kita tidak boleh merasa sombong atau merasa bahwa kita memiliki segalanya, karena semua yang kita miliki hanya titipan dari Allah. Hadits ini juga mengajarkan kepada kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik itu harta, keluarga, atau kesehatan, semuanya berasal dari Allah. Mengambil Hikmah dari Hadits Semua Hanya Titipan Allah Hadits semua hanya titipan Allah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Kita juga harus selalu ingat bahwa semua yang kita miliki hanya titipan dari Allah dan kita hanya sebagai pengelola atas titipan tersebut. Kita juga harus senantiasa mengingat bahwa Allah-lah yang memiliki segalanya dan kita hanya sebagai hamba-Nya. Kita tidak boleh merasa sombong atau merasa bahwa kita memiliki segalanya, karena semua yang kita miliki hanya titipan dari Allah. Mengaplikasikan Hadits Semua Hanya Titipan Allah dalam Kehidupan Sehari-hari Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengaplikasikan hadits semua hanya titipan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dengan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Kita juga bisa membiasakan diri untuk selalu mengucapkan alhamdulillah setiap kali kita merasakan nikmat dari Allah. Selain itu, kita juga bisa mengaplikasikan hadits ini dengan selalu mengingat bahwa semua yang kita miliki hanya titipan dari Allah dan kita hanya sebagai pengelola atas titipan tersebut. Kita harus selalu ingat bahwa kita tidak boleh merasa sombong atau merasa bahwa kita memiliki segalanya, karena semua yang kita miliki hanya titipan dari Allah. Kesimpulan Hadits semua hanya titipan Allah mengajarkan kepada kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Kita juga harus selalu ingat bahwa semua yang kita miliki hanya titipan dari Allah dan kita hanya sebagai pengelola atas titipan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa mengaplikasikan hadits ini dengan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan selalu mengingat bahwa kita tidak boleh merasa sombong atau merasa bahwa kita memiliki segalanya, karena semua yang kita miliki hanya titipan dari video ofHadits Semua Hanya Titipan Allah Mengenali Pentingnya Hadits dalam Kehidupan Sehari-hari
Semuaulamaahlu sunnah yang terpercaya menyepakati bahwa bepergian untuk berziarah ke makam Nabi SAW adalah satu di antara ibadah yang paling utama. Satu dari bentuk pengagungan dan rasa syukur atas jasa besar Rasulullah SAW yang tidak mungkin bisa dibalas. tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS an
Kita paling tidak bisa lepas dari sifat yang satu ini. Jika memiliki harta berlebih, handphone yang smart, yang terlihat mentereng dan mahal, pasti ingin sekali dipamer-pamerkan. Selalu berbangga dengan harta dan perhiasan dunia, itulah jadi watak sebagian kita. Semoga Allah memberikan taufik pada kita untuk merenungkan surat berikut التَّكَاثُرُ 1 حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ 2 كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ 3 ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ 4 كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ 5 لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ 6 ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ 7 ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ 8“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, 1 sampai kamu masuk ke dalam kubur. 2 Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu itu, 3 dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. 4 Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 5 niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 6 dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin. 7 kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia itu 8.” QS. At Takatsur 1-8Saling Berbangga dengan Anak dan HartaInilah watak manusia saling berbangga dengan keturunan dan harta. Lihatlah bagaimana jika kita memiliki anak yang pintar, pasti akan dibanggakan. Begitu pula ketika kita memiliki harta mewah, sama halnya dengan hal Jarir menyebutkan tafsiran ayat “أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ” dari Qotadah. Maksud ayat tersebut adalah seperti menyatakan, “Kami lebih banyak dari keturunan si fulan, atau keturunan A lebih unggul dari keturunan B. Kebanggaan itu semua melalaikan hingga mereka mati dalam keadaan sesat.” Tafsir Ath Thobari, 24 598-599Yang dimaksud berbangga di sini adalah dalam harta sebagaimana tafsiran sebagian ulama. Lihat Tafsir Ath Thobari, 24 599Ibnu Katsir berkata, “Kecintaan terhadap dunia, kenikmatan dan perhiasannya telah melalaikan kalian dari mencari akhirat. Hal itu pun berlanjut dan baru berhenti ketika datang maut dan ketika berada di alam kubur saat kalian menjadi penghuni alam tersebut.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 14 442Al Hasan Al Bashri berkata mengenai ayat di atas, “Berbangga-bangga dengan anak dan harta benar-benar telah melalaikan kalian dari ketaatan.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 14 442Harta dan Kebanggaan akan SirnaBerbangga-bangga seperti di atas sehingga membuat lalai dari ketaatan baru berhenti ketika seseorang masuk ke alam Qotadah, dari Muthorrif, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat “أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ” sungguh berbangga-bangga telah melalaikan kalian dari ketaatan, lantas beliau bersabda,يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ“Manusia berkata, “Hartaku-hartaku.” Beliau bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?” HR. Muslim no. 2958Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ“Yang akan mengiringi mayit hingga ke kubur ada tiga. Yang dua akan kembali, sedangkan yang satu akan menemaninya. Yang mengiringinya tadi adalah keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali. Sedangkan yang tetap menemani hanyalah amalnya.” HR. Bukhari no. 6514 dan Muslim no. 2960Al Hafizh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq menyebutkan biografi Al Ahnaf bin Qois –nama yang biasa kita kenal adalah Adh Dhohak-, bahwasanya beliau melihat dirham di genggaman tangan seseorang. Lantas Al Ahnaf bertanya, “Dirham ini milik siapa?” “Milik saya”, jawabnya. Al Ahnaf berkata, “Harta tersebut jadi milikmu jika engkau menginfakkannya untuk mengharap pahala atau dalam rangka bersyukur.” Kemudian Al Ahnaf berkata seperti perkataan penyair,أنتَ للمال إذا أمسكتَه … فإذا أنفقتَه فالمالُ لَكْ …Engkau akan menjadi budak harta jika engkau menahan harta tersebut,Namun jika engkau menginfakkannya, harta tersebut barulah jadi milikmu. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 14 443Kenapa dikatakan harta yang disedekahkan atau disalurkan sebagai nafkah itulah yang jadi milik kita? Jawabnya, karena harta seperti inilah yang akan kita nikmati sebagai pahala di akhirat kelak. Sedangkan harta yang kita gunakan selain tujuan itu, hanyalah akan sirna dan tidak bermanfaat di akhirat Lihatlah Orang di BawahmuSuatu saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي“Kekasihku yakni Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, di antaranya 1 Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, 2 beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku dalam masalah harta dan dunia, juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. …” HR. Ahmad, 5 159. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahihDari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ“Pandanglah orang yang berada di bawahmu dalam masalah harta dan dunia dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu dalam masalah ini. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” HR. Muslim no. 2963Al Ghozali –rahimahullah- mengatakan, “Setan selamanya akan memalingkan pandangan manusia pada orang yang berada di atasnya dalam masalah dunia. Setan akan membisik-bisikkan padanya Kenapa engkau menjadi kurang semangat dalam mencari dan memiliki harta supaya engkau dapat bergaya hidup mewah[?]’ Namun dalam masalah agama dan akhirat, setan akan memalingkan wajahnya kepada orang yang berada di bawahnya yang jauh dari agama. Setan akan membisik-bisikkan, Kenapa dirimu merasa rendah dan hina di hadapan Allah[?]” Si fulan itu masih lebih berilmu darimu’.” Lihat Faidul Qodir Syarh Al Jaami’ Ash Shogir, 1/573Mengapa Mesti Berbangga-bangga?Mengapa kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta hanyalah kita mesti berbangga-bangga, sedangkan harta yang bermanfaat jika digunakan dalam yang digunakan selain untuk jalan kebaikan, tentu akan sirna dan yang kita banggakan adalah bagaimana keimanan kita, bagaimana ketakwaan kita di sisi Allah, bagaimana kita bisa amanat dalam menggunakan harta titipan Qurthubi pernah menerangkan mengenai ayat berikut ini,آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan sebagian dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” QS. Al Hadiid 7. Beliau berkata, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian bukanlah miliki kalian pada hakikatnya. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta tersebut yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian. ”Lantas Al Qurtubhi menutup penjelasan ayat tersebut, “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal sholih di antara kalian, lalu mereka menginfakkan harta mereka di jalan Allah, bagi mereka balasan yang besar yaitu SURGA.” Tafsir Al Qurthubi, 17/238Raihlah surga Allah, raihlah jannah-Nya. Itulah yang mesti kita cari dan kita الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Sesungguhnya kepada Allah-lah tempat kalian semua kembali.” QS. Al Ma’idah 48 SepertiRasul yang memberi kepercayaan kepada pemuda Zaid bin Tsabit menjadi sekretaris pribadinya dan mengangkat Usamah bin Zaid bin Haritsah, yang berusia kurang dari 20 tahun menjadi panglima perang menaklukkan Romawi. Fakta historis, sebagaimana direkam Al-Qur'an, pemuda adalah pelaku dan pembentuk utama peradaban.
Saudaraku, SAAT ini banyak di antara kita yang sombong dengan apa yang dimilikinya. Mereka bangga dengan harta, pangkat, jabatan, rumah, kendaraan, gelar dan lain sebagainya. Padahal benarkah itu semua milik kita? Saudaraku, Sesungguhnya apa-apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Maka sungguh sangat dangkat hidup kita jika kita beranggapan bahwa apa yang kita gunakan saat ini adalah milik kita. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan. Sungguh konyol jika kita merasa terhormat oleh bungkus, sedangkan terhadap isi kita abai. Tidakkah kita sadar bahwa semua itu tiada lain hanyalah titipan dari Allah Swt. Bahkan kita hidup di dunia pun hanya nebeng saja, dan alam semesta ini mutlak adalah milik Allah Swt. Lantas apa yang pantas kita sombongkan sebenarnya? Tidak ada sedikitpun. Di dalam Al Quran terdapat hikmah yang sangat besar terkandung dalam nasehat Luqman kepada putranya. Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” QS. Lukman [31] 18. Saudaraku, Kehidupan kita adalah karunia dari Allah. Hanya Allah yang mencukupi rezeki kita, melimpahi kita dengan berbagai karunia-Nya. Bumi ini hanya milik Allah, sedangkan kita hanya nebeng sementara dan hanya sebentar saja.[] Sumber Nasihat-nasihat Aa Gym
2 Merayakan Maulid Nabi akan mendapatkan syafaat. Umat muslim yang merayakan kelahiran Nabi disebut-sebut akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Kabar itu dilandasi oleh sebuah hadist populer berikut ini. Artinya: Nabi saw bersabda: "Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafa'at kepadanya kelak pada hari ApaPun Yang Kita Miliki Di Dunia Ini Hanya Titipan Dari Allah SWT. Jadi Jangan Pernah Sombong Dengan Apa Yang Kita Miliki , Karna Sewaktu" Bisa Di Ambil Sama Allah SWT.
Makakiranya umat-umat terdahulu yang Allah abadikan namanya dalam al-Qur'an, entah yang baik ataupun buruk, bisa menjadi contoh bagi kita. Agar selalu merasa bahwa manusia hanyalah makhluk yang selalu butuh kepada Tuhannya. Dan jauh dari kata tinggi dan sempurna. Sebab, hanya Allah dzat yang Maha Tinggi. Wallahu A'lam bisshowab.
KYF0fj.
  • hji3808c2i.pages.dev/735
  • hji3808c2i.pages.dev/244
  • hji3808c2i.pages.dev/542
  • hji3808c2i.pages.dev/820
  • hji3808c2i.pages.dev/174
  • hji3808c2i.pages.dev/171
  • hji3808c2i.pages.dev/669
  • hji3808c2i.pages.dev/337
  • hji3808c2i.pages.dev/352
  • hji3808c2i.pages.dev/692
  • hji3808c2i.pages.dev/819
  • hji3808c2i.pages.dev/286
  • hji3808c2i.pages.dev/796
  • hji3808c2i.pages.dev/626
  • hji3808c2i.pages.dev/226
  • hadits semua hanya titipan allah