tidaklangsung yaitu nilai manfaat hutan mangrove sebagai penahan abrasi atau gelombang air laut sebesar Rp . Nilai manfaat ekonomi total ini dapat dijadikan acuan atau dasar pembanding bagi masyarakat dan pemerintah dalam menentukan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan mangrove yang ada. Laut dapat dijadikan sebagai tempat penambangan, yaitu ....a. minyak bumib. batu barac. pasird. intane. mutiara​ Jawaban bumiPenjelasanMAAF KLO SALAH

PelabuhanAmborawang Laut adalah rencana pelabuhan umum yg terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk operasi awal masih digunakan sebagai tempat loading Batubara dari penambang di sekitar lokasi tersebut. Di sekitar tempat tersebut ada banyak IUP Batubara yang loading jetty nya terlalu jauh (lebih dari 60Km & menggunakan jalan propinsi). Dengan adanya pelabuhan ini

Hari Laut Sedunia selalu diperingati tanggal 8 Juni setiap tahunnya. Adapun tujuan dari peringatan ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi lautan. Selain itu, peringatan ini juga bertujuan agar setiap orang memiliki peran untuk menjaga lautan dan keanekaragaman hayati. Ada banyak cara untuk merayakan Hari Laut Sedunia. Salah satunya yaitu dengan membagikan caption berupa kata-kata tentang laut di medsos. Tidak hanya sekadar caption, kata-kata tersebut juga bisa menjadi kampanye efektif agar masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga laut. Berikut dibawah ini kumpulan kata-kata yang bisa dijadikan caption untuk media sosial Kata-kata Hari Laut Sedunia Berikut ini 25 kata-kata sebagai bentuk ucapan untuk merayakan Hari Laut Sedunia 2023 di medsos. Laut Pexels Lautan adalah hati Bumi, laten dengan kehidupan. Ketika hati rusak, kehidupan di Bumi terancam. Lautan adalah ibu dari semua kehidupan. Mari kita lindungi dan hargai sumber kehidupan kita. Tidak akan ada kehidupan jika kita tidak menyelamatkan lautan. Pada kesempatan Hari Laut Sedunia ini, mari kita bergandengan tangan untuk menyelamatkan mereka Lautan adalah hadiah dari Tuhan dan kita harus menjaganya dengan lebih bertanggung jawab. Selamat Hari Laut Sedunia 2023 Hari Laut Sedunia adalah pengingat bahwa lautan adalah ciptaan Yang Mahakuasa yang paling indah dan paling berharga dan kita harus menghormatinya dan menyelamatkannya untuk membuat hidup kita lebih bahagia Lautan bukan hanya kumpulan air, mereka adalah sumber kehidupan di Bumi, mereka adalah sumber oksigen bagi kita. Waktunya telah tiba untuk melindungi mereka dan menyelamatkan mereka. Salam hangat untuk Anda di Hari Laut Sedunia. Hari Laut Sedunia adalah pengingat bahwa lautan adalah ciptaan Yang Mahakuasa yang paling indah dan paling berharga dan kita harus menghormatinya dan menyelamatkannya untuk membuat hidup kita lebih bahagia. Lautan memesona yang menghubungkan berbagai daratan adalah ciptaan Yang Mahakuasa yang paling menginspirasi. Waktunya telah tiba untuk bekerja menjaga mereka dari polusi dan ancaman. Selamat Hari Laut Sedunia. Masing-masing dari kita dapat berkontribusi dalam menyelamatkan lautan kita. Tidak ada usaha yang tidak berarti, tidak ada setetes air yang terlalu kecil, tidak ada niat baik yang terlalu lemah. Mari bergandengan tangan membawa perubahan. Selamat Hari Laut Sedunia . Kita memiliki hubungan yang kuat dengan lautan. Mereka adalah alasan keberadaan kita; mereka adalah sumber inspirasi. Salam hangat di Hari Lautan Sedunia untukmu. Mari kita selamatkan mereka. Abadi dan tak terbatas, tak terkalahkan dan kuat, seperti itulah lautan. Mari kita ambil inspirasi dari mereka untuk menyelamatkan mereka dari segala kerusakan. Selamat Hari Laut Sedunia. Bentangan dan kedalaman lautan menentukan kehidupan. Jangan biarkan kehidupan di laut mati karena tindakan salah kita. Hari Laut Sedunia adalah hari yang mengingatkan kita akan tugas dan tanggung jawab kita terhadap lautan. Setiap tetes air memiliki kekuatan untuk menggembungkan jantung lautan. Berjanji untuk tidak pernah menyia-nyiakannya dan selalu menghargainya untuk kehidupan yang lebih baik. Selamat Hari Laut Sedunia! Laut Pexels Laut adalah kehidupan dan juga inspirasi kehidupan. Dengan begitu banyak rahasia dan keajaiban yang terkunci di dalamnya, itu adalah bagian penting dari hidup kita. Mari kita bersatu untuk menyelamatkan lautan kita! Lautan memiliki kehidupan dan manusia telah memperlakukannya seperti tempat sampah meskipun mengetahuinya. Saatnya berhenti dan mendapatkan pendidikan di Hari Laut Sedunia Kita manusia lebih membutuhkan lautan tetapi lautan juga membutuhkan kita dan penting bagi seseorang untuk bertahan hidup untuk membantu kelangsungan hidup yang lain. Selamat Hari Laut Sedunia. Keindahan dan kemukjizatan alam laut memberikan kita kehidupan dan kelimpahan. Di Hari Laut Sedunia ini, mari kita berkomitmen untuk melindungi laut serta ekosistemnya." Semua dari kita memegang tanggung jawab dalam menjaga kebersihan laut. Ayo hentikan praktik membuang sampah ke laut dan berkomitmen untuk menjaga keasrian laut. Selamat Hari Laut Sedunia! Kita semua terhubung dengan laut, bahkan jika kita tinggal di pedalaman. Pada Hari Laut Sedunia ini, mari kita apresiasi kehadiran laut dalam kehidupan kita dan berkomitmen untuk menjaganya. Kemarilah dan mari kita jaga laut bersama-sama. Setiap tindakan kecil dapat membuat perbedaan besar dalam melindungi sumber daya laut kita. Selamat Hari Laut Sedunia!" Melalui kolaborasi global, kita dapat menjamin kesehatan dan keberlanjutan laut kita. Pada Hari Laut Sedunia ini, mari kita dukung upaya perlindungan laut di seluruh dunia." Sungguh bijaksana Tuhan menciptakan lautan untuk memberi kita kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan menyenangkan, tetapi sangat berarti bagi kita untuk tidak merawatnya dan merusaknya demi keuntungan kita. Mari kita bekerja untuk melindungi mereka. Selamat Hari Laut Sedunia. Di dalam setiap butir air laut tersimpan nilai kehidupan yang tak terhingga. Mari kita berupaya memelihara kekayaan laut ini agar tetap berlimpah. Selamat Hari Laut Sedunia!" Pada Hari Laut Sedunia ini, mari kita tingkatkan pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya laut dalam kehidupan kita sehari-hari. Selamat Hari Laut Sedunia! Tidak ada kehidupan tanpa laut. Mari kita berkomitmen menjaganya. Selamat memperingati Hari Laut Sedunia 2023.
Lautmemiliki wilayah yang luas, maka laut sangat cocok dijadikan tempat liburan bagi manusia. b) Pembangkit listrik. Laut bisa digunakan sebagai pembangkit listrik karena adanya ombak, angin, maupun pasang surut. Elemen-elemen yang ada di dalam laut tersebut bia digunakan sebagai pembangkit listrik. c) Sebagai tempat barang tambang. Banyak
Gambar 1. Pemanfaatan Ruang Laut Pengertian Penambangan bawah laut itu sendiri adalah proses pengambilan mineral yang relatif baru yang dilakukan di lantai samudra. Jenis-jenis tambang yang berada di laut ini sangat beragam diantaranya adalah batubara, minyak bumi, gas alam, pemerintah yang melaksanakan penelitian bidang geologi kelautan di seluruh wilayah laut Indonesia ialah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan PPPGL. Penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan pada dekade terakhir ini makin ditingkatkan terutama pada pencarian sumber daya mineral yang bernilai strategis dan ekonomis dalam menunjang pembangunan nasional. Hal ini sehubungan dengan makin terbatasnya sumber daya mineral dan energi di darat. Kegiatan tersebut merupakan perwujudan akan tanggung jawab pemerintah dan negara dalam menggali potensi sumber daya mineral dan energi yang terdapat di dasar laut, mulai kawasan pantai, perairan pantai hingga ke batas terluar landas lontinen termasuk zona ekonomi eksklusif ZEE. Hasil Tambang Bawah LautGambar 2. Tambang bawah lautIndonesia diketahui memiliki 60 cekungan minyak dan gas bumi, yang diperkirakan dapat menghasilkan 84,48 miliar barrel minyak. Dari jumlah cekungan itu, 40 cekungan terdapat di lepas pantai dan 14 cekungan lagi ada di pesisir. Meski cadangan minyak dan gas bumi Indonesia tergolong besar, seperti dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri beberapa waktu lalu, cadangan ini tersebar pada lokasi perairan yang terpencil. Saat ini, masih ada sekitar 22 cekungan yang belum diteliti atau dieksplorasi Tambang Bawah LautGambar 3. Sebaran Perizinan Tambang di IndonesiaSumber Ditjen MinerbaDalam pengelolaan sumber daya alam yang berada di laut ini tentu memiliki keuntungan dan kerugian bagi alam maupun manusia, sehingga penambangan bawah laut itu sendiri memiliki peraturan perundang-undangan yaitu UU Minerba tahun 2014 sehingga pengelolaannya dapat berkelanjutan. Dengan diberlakukannya pasar bebas AFTA maka akan semakin banyak perusahaan atau pun profesional asing yang akan berkompetisi di Indonesia. Salah satu langkah antisipasi yang akan dilakukan adalah upaya memberikan sertifikasi bagi tenaga ahli dan akreditasi bagi fasilitas kerja yang dimiliki agar kemampuannya diakui secara internasional. PPPGL telah memperoleh sertifikasi standar manajemen ISO 90012000 sejak bulan Maret Potensi Dasar Laut Indonesia. Subaktian. 2010. Paradigma Baru PPPGL dalam Menggali Kekayaan Dasar Laut Nusantara. Puslitbang Geologi Kelautan. Wikipedia. Penambangan Bawah Laut. http/
Pegunungandapat dijadikan sebagai hutan untuk daerah perlindungan hewan dan tumbuhan agar tidak punah. Pepohonan yang tumbuh di pegunugan akan memberikan ekosistem alam yang akan menjadi tempat perlindungan hewan dan aneka tumbuhan lainnya. Keberdaan gunung dan pegunungan yang menjulang tinggi dapat memperlambat terjangan angin ke daratan. MTMUHAMMAD T20 Juli 2020 2342PertanyaanLaut yang dapat dijadikan sebagai tempat penambangan, yaitu ? A. minyak bumi B. batu bara C. pasir D. intan E. baraYuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!HSB. batu baraYuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!Mau jawaban yang terverifikasi?Tanya ke ForumBiar Robosquad lain yang jawab soal kamuRoboguru PlusDapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS! DiPurworejo ini, ada dua hal, yaitu ada pembangunan Bendungan Bener sebagai proyek strategis nasional, dan ada proyek penambangan batu andesit untuk dijadikan bahan Bendungan Bener. Jadi apa yang Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, buku “Penambangan Pasir Laut” ini akhirnya berhasil diterbitkan. Buku yang berisi informasi terkini tentang berbagai aspek pengerukan/penambangan pasir laut serta pemanfaatnya, kami susun sebagai respon semakin maraknya kegiatan reklamasi kawasan pesisir di Indonesia, di mana pasir laut dalam jumlah besar diperlukan sebagai material utamanya. Buku ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir P3SDLP, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Republik Indonesia, DIPA tahun 2014. Penambangan pasir laut dalam skala besar di Indonesia bukanlah hal yang baru. Awal tahun 2000-an merupakan tonggak awal perhatian pemerintah terhadap produk pertambangan yang satu ini, di mana berbagai peraturan tata kelola dan tata niaga penambangan pasir laut banyak yang diterbitkan pada rentang waktu 2002 – 2003. Meskipun ekspor pasir laut sudah dihentikan total pada tahun 2007 oleh Peraturan Kementerian Perdagangan, aktivitas penambangan pasir laut di Indonesia untuk konsumsi dalam negeri tetap tinggi, seiring dengan pesatnya perkembangan kota-kota besar di kawasan pesisir yang sudah atau berencana mereklamasi wilayahnya seperti Jakarta dengan Giant Seawall-nya, Surabaya dengan Teluk Lamong-nya dan Makassar dengan CPI-nya CPI Centre Point of Indonesia. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, penambangan pasir laut menjadi semakin mudah dan murah. Bahkan saat ini beberapa kapal keruk dapat menambang pasir laut hingga ke kedalaman 100 m dan dengan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga dampak – dampak negatif pada lingkungan laut dan pesisir dapat diminimalkan. Penambangan pasir laut tanpa memperhatikan dampak lingkungan sangat berbahaya pada kestabilan lingkungan terutama ekosistem pesisir yang sangat sensitif dan menyimpan sumberdaya alam lain yang melimpah. Oleh karena itu, perkembangan teknologi pengerukan pasir laut satu ini sudah didorong pada kegiatan pengerukan berbasis eksosistem yang meminimalkan dampak negatif pada lingkungan sebagaimana dibahas dalam Bab 3 dan Bab 4 pada buku ini. Permasalahan penambangan pasir laut di Kepulauan Riau menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia supaya tidak terulang lagi. Namun, permasalahan serupa ternyata terjadi lagi di tahun 2013 di salah satu sumber terbesar tambang pasir di Indonesia yaitu di Perairan Kabupaten Serang. Berbagai peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mengatur berbagai aspek penambangan pasir laut di Perairan Indonesia terkesan mustahil untuk diimplementasikan di lapangan Bab 5. Hal ini tentu saja menyimpan pertanyaan besar tentang apa sebenarnya yang terjadi di lapangan dan mengapa hal – hal yang sudah dibahas dan dikerjakan selama sepuluh tahun terakhir menemui jalan buntu. Perairan Kabupaten Serang menyimpan potensi yang besar akan pasir laut. Lokasinya yang dekat dengan Ibukota Jakarta sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan akan pasir laut di Ibukota. Pentingnya pemahaman pada dampak penambangan pasir laut serta berbagai aspek yang terjadi di dalamnya dibahas secara rinci pada Bab 6 dari buku ini. Pada bab terakhir atau penutup, buku ini menyimpulkan berbagai hal yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya terkait berbagai aspek pengerukan pasir laut di Indonesia. Rekomendasi teknis yang perlu segera diterapkan juga ditekankan dalam bab terakhir dari buku ini. Akhir kata kami mohon maaf apabila dalam tulisan ini terdapat beberapa kekeliruan. Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami dengan senang hati menerima saran dan masukan konstruktif untuk penguatan dan pemahaman yang lebih baik mengenai penambangan pasir laut. Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarnya-besarnya kepada semua pihak yang sudah berkontribusi pada penerbitan buku ini. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Kelompok Penelitian dan Pengembangan Keltibang Geodinamika dan Sumber Daya Laut Dalam GeoDeep, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir P3SDLP dan Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir LPSDKP - Teluk Bungus Padang yang sudah berkontrinusi pada kegiatan penelitian sepanjang tahun 2014. Kami juga sangat menghargai peran aktif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Serang - Provinsi Banten melalui Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumberdaya Mineral. Ucapan terimakasih kami haturkan juga kepada penduduk Desa Lontar dan para pengurus TPI Lontar yang telah banyak membantu kami selama melakukan penelitian di perairan Lontar, Kabupaten - uploaded by Semeidi HusrinAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Semeidi HusrinContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... Dalam kerangka penataan ruang perkotaan dan pemenuhan kebutuhan akan ruang baru di kawasan pesisir, sangat sulit menambah lahan ke arah darat, sehingga reklamasi kawasan pesisir menjadi pilihan utama yang harus ditempuh. Kebutuhan bahan timbunan untuk aktivitas reklamasi pada skala kecil dapat dipenuhi di darat, tetapi untuk skala besar diperlukan volume bahan timbunan yang sangat besar, sehingga pasir laut sebagai bahan timbunan menjadi pilihan utama Husrin & Prihantono, 2014. ...... X telah memberikan pendapatan daerah melalui pajak mineral bukan logam dan batuan. Penambangan pasir laut menyumbang pendapatan asli daerah PAD Kabupaten Serang sebesar 30 milyar rupiah pada 2013 Husrin & Prihantono, 2014. ...Zuleha ErnasMoh. Hasroel Thayib Widodo S. PranowoPesatnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk di daerah pesisir menjadikan kebutuhan akan ruang yang lebih luas sehingga reklamasi kawasan pesisir menjadi pilihan utama yang banyak ditempuh. Pemanfaatan pasir laut yang berlebihan dan tidak terkendali dapat merusak daya dukungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gangguan pada kekeruhan perairan Teluk Banten Kabupaten Serang yang disebabkan kegiatan penambangan pasir laut pada periode 2004-2015. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi dan regresi polinomial orde 2. Penambangan pasir laut oleh sebuah perusahan swasta dilakukan di Teluk Banten pada perairan Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang dan Desa Pulo Panjang Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang. Penambangan dilakukan mulai tahun 2004 hingga 2015, dengan total produksi hingga Januari 2015 adalah penelitian menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,9835 antara penambangan pasir laut dengan peningkatan kekeruhan perairan Teluk Banten dengan persamaan regresi, yx= 90,8494 + 9, x - 1, x2. Disarankan aktivitas penambangan pasir laut dapat dipertimbangkan untuk dihentikan sementara karena telah meningkatkan TSS perairan Teluk Banten hingga melampaui ambang batas baku mutu lingkungan.... Penambangan pasir laut juga dapat mempengaruhi daratan pesisir Desa Lontar melalui adanya perubahan parameter oseanografi, khususnya arah arus, sehingga dapat juga menyebabkan abrasi di Desa Lontar Kusumawati, 2008. Dampak dari penambangan pasir laut telah banyak dibahas dalam beberapa publikasi, diantaranya penambangan pasir laut di Banten Husrin dan Prihantono, 2014. ...p> Morphological changes. shoreline change and bathymetry change of Serang District were significantly influence by natural factors as well as human activities of sand mining seabed sand exploitation. Bathymetric data were obtained through direct bathymetry measurements using Single-Beam Echosounder Echotrac CVM Teledyne Odom Hydrographic and GPS- Real Time Kinematic RTK as well as through secondary data from digitization data of DISHIDROS and LPI BIG. The data obtained is then processed to obtain the volume of moved bed sediment using 2 different topography overlays, from the bathymetry analysis result, we obtained the volume of natural sediment transported is 95,800 m3 with the value of average thickness is m. therefore, the volume which is caused by human factors sand mining activities during 2003-2013 is 5,578,470 m3 with the sand mining area extents of Ha. Resulting the small basin with m depth. Keywords bathymetry, lontar village, morphology, sand mining, coastal zone Morphological changes. shoreline change and bathymetry change of Serang District were significantly influence by natural factors as well as human activities of sand mining seabed sand exploitation. Bathymetric data were obtained through direct bathymetry measurements using Single-Beam Echosounder Echotrac CVM Teledyne Odom Hydrographic and GPS- Real Time Kinematic RTK as well as through secondary data from digitization data of DISHIDROS and LPI BIG. The data obtained is then processed to obtain the volume of moved bed sediment using 2 different topography overlays, from the bathymetry analysis result, we obtained the volume of natural sediment transported is 95,800 m3 with the value of average thickness is m. therefore, the volume which is caused by human factors sand mining activities during 2003-2013 is 5,578,470 m3 with the sand mining area extents of Ha. Resulting the small basin with m depth. Keywords bathymetry, lontar village, morphology, sand mining, coastal zone dapatmerusak laut, yaitu merusak bahkan menghancurkan terumbu karang yang merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan. Seperti dikemukakan oleh pak Hmd: ―Kami pantang nian nangkap ikan pakai trawl dan pukat harimau, itu karena sifat trawl dan pukat harimau yang merusak dan menghabiskan ikan yang ada di laut. Karena trawl itulah

Negara Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar Dengan memiliki berbagai banyak pulau, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang besar di sejumlah besar pesisir pantai dan lautnya. Pengelolaan sumber daya alam yang berada di sejumlah besar pesisir pantai dan lautnya belum dimanfaatkan atau dioptimalkan secara menyeluruh melalui konsep rencana pembangunan yang ada sehingga pemanfaatan sumber daya alam yang ada perlu menjadi prioritas dengan sistem manajemen yang tertata dan satu cara untuk memanfaatkan sumber daya ini adalah dengan cara penambangan. Penambangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengambil sejumlah besar kandungan di dalam tanah yang memiliki nilai jual yang tinggi dan kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara tradisional dan modern, contohnya penambangan bahan mineral, batu bara, dan penambangan bersifat strategis bagi suatu daerah dalam meningkatkan sektor industri dan perekonomian. Khusus untuk daerah di pesisir pantai salah satu kegiatan penambangan adalah penambangan pasir laut. Sama halnya dengan penambangan pasir sungai di daratan, penambangan pasir laut dilakukan di sekitar pesisir atau dapat juga dilakukan di tengah laut baik dengan menggunakan alat tradisional atau menggunakan alat yang lebih modern. Pasir laut digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti sebagai bahan bangunan dan konstruksi jalan. Selain pasir, penambangan pasir laut juga memiliki produk sampingan yaitu bijih penambangan pasir laut ini tidak mengherankan terdapat di berbagai lokasi di sekitar pesisir laut di Indonesia. Selain itu, penambangan pasir laut juga dilakukan untuk melakukan reklamasi laut, yaitu menimbun sejumlah besar tanah atau pasir di pesisir laut untuk memperluas daratan atau membuat pulau buatan. Hal ini seperti yang terjadi di Laut Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta, Pulau Sentosa di Singapura, di sekitar pesisir Benoa di Bali, di daerah Teluk Wakatobi di Keputusan Presiden No. 33 Tahun 2002, pasir laut merupakan bahan galian pasir yang terdapat di seluruh pesisir dan perairan laut Indonesia dimana tidak digolongkan menjadi bahan galian Golongan A dan/atau B menurut segi ekonomisnya dan pasir laut adalah salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Namun demikian, penambangan pasir laut masih diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan yang ada apabila dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan penambangan pasir laut yang telah ditentukan. Meskipun demikian, penambangan pasir laut juga masih saja dilakukan dengan cara illegal atau menyalahi peraturan yang satu alasan penambangan pasir laut secara illegal adalah dijual atau diekspor ke negara lain, yaitu Singapura, yang digunakan sebagai tanah timbunan atau land-fill. Selain menimbulkan kerugian, penambangan pasir laut juga sangat diperlukan untuk perluasan dermaga dan pelabuhan yang ada di wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperluas daya tampung dan ketersediaan ruang yang cukup untuk bersandarnya kapal-kapal yang berukuran menegah sampai besar untuk dapat singgah di pelabuhan atau dermaga yang secara teknis tidak memadai daya pemaparan di atas, dampak penambangan pasir laut dapat dijelaskan sebagai berikut ini1. Dampak positifDampak positif dari penambangan pasir laut yang dilakukan secara legal dapat memberikan nilai tambah bagi suatu daerah atau negara Indonesia secara umum, yaitu meliputiSebagai pendapatan negara atau devisa yang diperoleh dari ekspor pasir laut;Meningkatkan sumber pendapatan daerah di tiap-tiap kabupaten;Perluasan area dermaga atau pelabuhan;Reklamasi laut untuk pembangunan danSebagai pendapatan masyarakat di sekitar pesisir laut;2. Dampak negatifDampak negatif ini lebih banyak dibandingkan dampak positif yang diperoleh dari penambangan pasir laut karena penambangan pasir laut secara illegal dapat menyebabkan kerusakan ekosistem laut dalam waktu yang sangat lama dan waktu pemulihannya pun tidaklah secara cepat dilakukan. Beberapa dampak negatif yang nyata terlihat dari penambangan pasir laut adalah sebagai berikutMeningkatkan abrasi pantai and erosi pantaiMenurunkan kualitas lingkungan perairan laut;Semakin meningkatnya pencemaran pantai;Penurunan kualitas air yang menyebabkan semakin keruhnya air laut;Rusaknya wilayah pemijahan dan daerah asuhan;Menimbulkan turbulensi yang menyebabkan peningkatan kadar padatan tersuspensi di dasar perairan;Meningkatkan intensitas banjir air rob terutama di pesisir daerah yang terdapat penambangan pasir laut;Merusak ekosistem terumbu karang dan fauna yang mendiami ekosistem tersebut;Semakin tingginya energi gelombang atau ombak yang menerjang pesisir pantai atau laut. Hal ini menurut Purba 2003 dikarenakan dasar perairan yang sebelumnya terdapat kandungan pasir laut menjadi sangat curam dan dalam sehingga hempasan energi ombak yang menuju ke bibir pantai akan menjadi lebih tinggi karena berkurangnya peredaman oleh dasar perairan; danTimbulnya konflik sosial antara masyarakat yang pro-lingkungan dan para penambang pasir pemaparan dua dampak, positif dan negatif, penambangan pasir laut ini, maka sudah saatnya pemerintah daerah, secara khusus yang berwenang dalam mengatur penambangan pasir laut, melakukan kajian ulang dalam menyikapi penambangan pasir laut, baik yang legal dan illegal. Penambangan pasir laut merupakan kegiatan yang memiliki dua sisi yang bertolak belakang, di satu sisi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya dan di sisi lain hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekosistem pesisir pantai dan laut. Adapun beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatur dan membatasi penambangan pasir laut adalah sebagai berikutPemerintah daerah seharusnya menentukan dan mengkaji kembali peraturan daerah mengenai tata ruang laut dan pesisir secara berkala dengan semua elemen yang terkait;Peninjauan kembali ijin penambangan pasir laut bagi perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan pasir secara serampangan;Mengupayakan alternatif sektor ekonomi lain dalam meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan masyarakat di sekitar pesisir, misalnya pembudidayaan rajungan, perikanan air payau, pembudidayaan udang galah dan lainnya;Meningkatkan program penanaman pohon bakau atau mangrovePelarangan penambangan air laut secara illegal dengan membuat peraturan hukum yang mengikat dengan denda yang sebesar-besarnya;Sosialisasi manfaat hutan bakau atau mangrove untuk menjaga ekosistem pesisir dan laut; danMelakukan patroli daerah pesisir dan laut oleh pihak yang berwenang dalam mengawasi penambangan air laut yang telah memiliki dampak penambangan pasir laut beserta cara pencegahan dan penanggulangannya dan semoga bermanfaat.

Selainsebagai tempat wisata pantai wediombo juga dijadikan tempat pendaratan ikan. o 45'44,748" BT dan 8 o 11'46,867" LS, Rumput laut dapat ditemui di perairan Wediombo yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput dapat hidup di atas substrat pasir atau karang mati, dan tumbuh mulai dari batas surut terendah Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi sumberdaya mineral dan batubara dan telah ditetapkan sebagai wilayah pertambanganWP dalam tata ruang nasional, yang mempunyai WUP Mineral Logam, WUP Batubara, dan WUP Bukan Logam dan Batuan. WUP Logam, khususnya bijih besi tersebar di DAS S Tabanio yang tercakup di Kecamatan Pelaihari, Bajuin dan Takisung. Penambangan ini harus mematuhi PerMenLH no 21 tahun 2009 tentang baku mutu air limbahnya. Sedang WUP batubara terdapat di DAS S Kintap, DAS S. Asam-asam, DAS S. Sawarangan, DAS Batang Gayang, DAS Kepunggur dan Kandangan, DAS Sebukur, DAS Danau, DAS Pandan, dan DAS Sanipah yang meliputi Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Jorong dan Kecamatan Kintap, yang dalam kegiatan penambangannya maka harus patuh pada baku mutu air limbah pertambangan batu bara KepMenLH No 113 tahun 2003. Pengelolaan lingkungan industri penambangan di Kabupaten Tanah Laut harus dilakukan secara berbeda karena karena daerah Kabupaten Tanah Laut bagian timur merupakan daerah penambangan batubara sedang daerah Kabupaten Tanah Laut bagian tengah merupakan kegiatan penambangan bijih besi dan mineral logam lainnya. Sehingga sumber pencemarnya pun berbeda, pencemar utama lingkungan terhadap DAS di Jorong, Kintap, Batu Ampar, dan Panyipatan adalah Air asam tambang AMD dan logam berat seperti Fe, Mn dan Al, sedang kemungkinan pencemar utama terhadap DAS Tabanio di Kecamatan Bajuin, Pelaihari dan Takisung, adalah logam berat Cr dan logam berat lainnya seperti Fe, Mn, Cu, Zn, dan Pb. Jika dibandingkan dengan profile lingkungan daerah kabupaten Tanah Laut, maka pada saat ini dampak lingkungan kegiatan penambangan hanya terjadi di lokasi penambangan saja, baik Cr pada tambang bijih besi di Sumber Mulia, maupun AMD yang mengakibatkan penurunan pH di lokasi-lokasi yang berkaitan dengan lahan gambut dan keberadaan lapisan batubara., seperti di Kitap dan Jorong. Meski profile lingkungan yang ada menunjukkan bahwa beberapa parameter telah melebih batas ambang, seperti kekeruhan, konsentrasi NO3, NH3, BOD, COD, dan DO di Bajuin dan Jorong tapi penyebabnya belum jelas apakah berasal dari pertambangan atau kegiatan lainnya. Namun sekarang dan masa datang kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan harus dilakukan secara terpadu di sepanjang DAS yang ada dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang menggunakan lahan di sepanjang DAS yang ada, dengan titik berat AMD di Kintap, Jorong, Batu Ampar dan Panyipatan; dan Cr dan logam berat lain di Bajuin, Pelaihari dan Takisung. Kata Kunci Batubara, Bijih Besi, DAS, pH, Pengelolaan Lingkungan Terpadu. ABSTRACT Tanah Laut District has the potential mineral resources and coal, and now the district has been designated as a mining area WP in the national spatial planning, which has WUP Mineral and Metal, WUP Coal, and WUP for Non-Metal and Rock. WUP metals, particularly iron ore scattered in the watershed of S Tabanio, which included in the Sub District of Pelaihari, Bajuin and Takisung. The Mining must comply PerMenLH No. 21 of 2009 on waste water quality standards. The WUP of coal being found in the watershed of S Kintap, S. Asam-asam, S. Sawarangan, S Batang Gayang, S Kepunggur dan Kandangan, S. Sebukur, S Danau, S. Pandan, dan S. Sanipah which included in Batu Ampar SubDistrict, Jorong Sub District, Kintap and Panyipatan Sub District, which must comply with KepMenLH No. 113 of 2003 on the wastewater quality standard of the coal mining. When compared to the environmental profile Tanah Laut district, then at this time the impact of mining activities only occur at the mine site alone. The environmental profile of The District suggests that some parameters have exceeded the threshold limit. But in future the environmental management and monitoring activities should be done to manage the existing environment and preferably other stakeholders that could cause environmental damage should also be invited to participate in the management of the existing environment. Kyewords Coal, Iron Ore, Watershed, pH, Integrated Environment Management. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia Pengelolaan lingkungan Terpadu Sumberdaya Mineral dan Batubara di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Hidir Tresnadi Pusat Teknologi Sumberdaya Mineral, BPPT, Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia ABSTRAK Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi sumberdaya mineral dan batubara dan telah ditetapkan sebagai wilayah pertambanganWP dalam tata ruang nasional, yang mempunyai WUP Mineral Logam, WUP Batubara, dan WUP Bukan Logam dan Batuan. WUP Logam, khususnya bijih besi tersebar di DAS S Tabanio yang tercakup di Kecamatan Pelaihari, Bajuin dan Takisung. Penambangan ini harus mematuhi PerMenLH no 21 tahun 2009 tentang baku mutu air limbahnya. Sedang WUP batubara terdapat di DAS S Kintap, DAS S. Asam-asam, DAS S. Sawarangan, DAS Batang Gayang, DAS Kepunggur dan Kandangan, DAS Sebukur, DAS Danau, DAS Pandan, dan DAS Sanipah yang meliputi Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Jorong dan Kecamatan Kintap, yang dalam kegiatan penambangannya maka harus patuh pada baku mutu air limbah pertambangan batu bara KepMenLH No 113 tahun 2003. Pengelolaan lingkungan industri penambangan di Kabupaten Tanah Laut harus dilakukan secara berbeda karena karena daerah Kabupaten Tanah Laut bagian timur merupakan daerah penambangan batubara sedang daerah Kabupaten Tanah Laut bagian tengah merupakan kegiatan penambangan bijih besi dan mineral logam lainnya. Sehingga sumber pencemarnya pun berbeda, pencemar utama lingkungan terhadap DAS di Jorong, Kintap, Batu Ampar, dan Panyipatan adalah Air asam tambang AMD dan logam berat seperti Fe, Mn dan Al, sedang kemungkinan pencemar utama terhadap DAS Tabanio di Kecamatan Bajuin, Pelaihari dan Takisung, adalah logam berat Cr dan logam berat lainnya seperti Fe, Mn, Cu, Zn, dan Pb. Jika dibandingkan dengan profile lingkungan daerah kabupaten Tanah Laut, maka pada saat ini dampak lingkungan kegiatan penambangan hanya terjadi di lokasi penambangan saja, baik Cr pada tambang bijih besi di Sumber Mulia, maupun AMD yang mengakibatkan penurunan pH di lokasi-lokasi yang berkaitan dengan lahan gambut dan keberadaan lapisan batubara., seperti di Kitap dan Jorong. Meski profile lingkungan yang ada menunjukkan bahwa beberapa parameter telah melebih batas ambang, seperti kekeruhan, konsentrasi NO3, NH3, BOD, COD, dan DO di Bajuin dan Jorong tapi penyebabnya belum jelas apakah berasal dari pertambangan atau kegiatan lainnya. Namun sekarang dan masa datang kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan harus dilakukan secara terpadu di sepanjang DAS yang ada dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang menggunakan lahan di sepanjang DAS yang ada, dengan titik berat AMD di Kintap, Jorong, Batu Ampar dan Panyipatan; dan Cr dan logam berat lain di Bajuin, Pelaihari dan Takisung. Kata Kunci Batubara, Bijih Besi, DAS, pH, Pengelolaan Lingkungan Terpadu. ABSTRACT Tanah Laut District has the potential mineral resources and coal, and now the district has been designated as a mining area WP in the national spatial planning, which has WUP Mineral and Metal, WUP Coal, and WUP for Non-Metal and Rock. WUP metals, particularly iron ore scattered in the watershed of S Tabanio, which included in the Sub District of Pelaihari, Bajuin and Takisung. The Mining must comply PerMenLH No. 21 of 2009 on waste water quality standards. The WUP of coal being found in the watershed of S Kintap, S. Asam-asam, S. Sawarangan, S Batang Gayang, S Kepunggur dan Kandangan, S. Sebukur, S Danau, S. Pandan, dan S. Sanipah which included in Batu Ampar SubDistrict, Jorong Sub District, Kintap and Panyipatan Sub District, which must comply with KepMenLH No. 113 of 2003 on the wastewater quality standard of the coal mining. When compared to the environmental profile Tanah Laut district, then at this time the impact of mining activities only occur at the mine site alone. The environmental profile of The District suggests that some parameters have exceeded the threshold limit. But in future the environmental management and monitoring activities should be done to manage the existing environment and preferably other stakeholders that could cause environmental damage should also be invited to participate in the management of the existing environment. Kyewords Coal, Iron Ore, Watershed, pH, Integrated Environment Management. . NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia 1. PENDAHULUAN Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi sumberdaya mineral dan batubara, baik yang sudah ditambang maupun yang belum. Endapan yang sudah ditambang adalah bijih besi yang tersebar di Kecamatan Bajuin, Pelaihari dan Takisung. Endapan bijih besi memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan genesa dan keterdapatannya pada batuan induknya. Pada umumnya endapan bijih besi ini tersebar dan setempat, namun cadangannya hingga kini belum diketahui dengan pasti. Masih diperlukan eksplorasi yang lebih rinci baik kuantitas maupun kualitasnya agar dapat digolongkan sebagai endapan yang memiliki cadangan besar dan dapat menjadi pasokan bijih besi nasional. Endapan mineral logam yang lainnya adalah chrom, emas dan platina. Kabupaten Tanah Laut juga memiliki endapan batubara yang tersebar di Kecamatan Kintap, Jorong. Batu Ampar dan Panyipatan. Selain itu juga terdapat sebaran bahan tambang mineral non logam yang terdapat di Kecamatan Bajuin, Pelaihari, Takisung, Kintap, Jorong. Batu Ampar dan Panyipatan. Oleh karena perlu dilakukan pengelolaan lingkungan secara terpadu terhadap penambangan bijih besi, batubara dan mineral non logam dan batuan yang terdapat di wilayah ini. Kegiatan penambangan akan mengubah bentang alam dan membuat lubang bukaan sehingga country rock dan tanah penutup tersingkap ke permukaan bumi, yang akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia ketika bercampur dengan udara pada atmosfir terbuka. Dalam panambangan bijh besi harus dilakukan pemantauan dan pengendalian dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Baik dalam bentuk morfologi permukaan bumi, maupun parameter-paramater kualitas lingkungan lainnya. Dalam penambangan bijih besi, ada peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap kegiatan pertambangan bijih besi, PerMen LH No 21 Tahun 2009. Sedang dalam penambangan batubara maka harus mematuhi baku mutu air limbah penambangan batubara sesuai dengan KepMenLH No. 113 of 2003. Pada sisi lain Profil Lingkungan Hidup di Kabupaten Tanah Laut menjadi penting sebagai batas ambang kualitas lingkungan daerah yang dapat menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan dalam NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia mengambil keputusan untuk mengelola lingkungan dalam menjaga dan melindungi kesehatan masyarakat. Dalam pengelolaan dampak lingkungan bijih besi yang perlu diperhatikan adalah timbulnya pencemaran logam berat, seperti Fe, Mn, Cr, dll karena batuan pembawa bijih besi merupakan batuan ultrabasa yang kaya akan logam berat. Sedang pada dampak lingkungan pertambangan batubara adalah terjadinya pencemaran oleh pembentukan air asam tambang yang menimbulkan terjadinya penurunan pH pada badan air di tambang dan sekitar tambang. Pada berbagai studi kasus menunjukkan bahwa daerah aliran sungai pegunungan harus dikelola dengan seksama hati-hati berkaitan hubungan antara hulu dan hilirnya, hubungan lereng dan saluran sungainya, proses-proses utama yang terjadi, gangguan fungsi peran ekologi dan fisiknya, dan kerentanan aliran sungainya Wohl, 2007. Penambangan yang terjadi dan berlangsung lama, bahkan yang masih aktif hingga sekarang, serta sistim saluran sungai dan dataran banjir di seluruh dunia yang memiliki sejarah penambangan telah terkontaminasi oleh konsentrasi limbah kaya logam, yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan pembangunan berkelanjutan. Dampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia timbul akibat terdapatnya logam berat dalam waktu lama pada endapan sungai dan tanah aluvial serta terbentuknya bioakumulasi alami yang terjadi pada hewan dan tumbuhan Macklin et al., 2006 Umumnya lebih daripada 90 % beban logam di sungai akan ditransportasikan dalam fasa padatan, yang terserap sebagai coating lapisan pada permukaan partikel atau bergabung dalam butiran-butiran mineral. Dengan demikian proses geomorfik fluivial menjadi penting dalam transportasi dan berpindahnya logam-logam berat yang berasal dari lokasi-lokasi tambang. Miller, 1997. Dalam penambangan batubara dan logam dilakukan pengelolaan dan mitigasi kerusakan lingkungan yang terkendali. Untuk itu berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dalam meminimalkan pembentukan air asam tambang. Pengelolaan kerusakan lingkungan ini dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada dan berlaku. Salah satu kerusakan yang timbul pada kegiatan penambangan batubara adalah penurunan pH air akibat adanya interaksi antara atmosfer, air dan batuan atau bahkan batubara itu sendiri yang dapat menimbulkan air asam tambang, karena umumnya batubara memiliki kisaran kelembaban antara 2 – 40 %, kandungan belerang 0, 2 – 8 % dan kandungan abu 5 – 40 %, yng dapat menimbulkan efek pada nilai batubara sebagai sumber energi yang dapat mengakibatkan polusi dalam penggunaannya. NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia Air asam tambang AMD merupakan masalah lingkungan di negara-negara yang memiliki sejarah industri pertambangan yang lama hingga sekarang. Pencegahan pembentukannya atau mitigasi AMD dari sumbernya biasanya lebih disukai, meski terkadang tidak cocok untuk dilakukan di semua tempat, karena harus mengumpulkan, mengolah dan menyalurkan air tersebut yang sudah memiliki pH normal ke lingkungan di sekitarnya. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk remediasi air asam tambang, baik melalui mekanisme kimia dan biologis untuk menetralisir AMD dan menghilangkan logam dari drainase air tambang. D. Barrie Johnson, Kevin B. Hallberg, 2005. Air asam tambang AMD yang terbentuk dari air yang melakukan infiltrasi pada batuan yang mengandung mineral sulfida, effluent dari pabrik pengolahan mineral dan rembesan dari bendungan tailing dapat menimbulkan terbentuknya air asam tambang, sehingga keasaman ini akan mengakibatkan tertransportasikannya logam dalam bentuk terlarutnya. Teknologi pengolahan air asam tambang konvensional mahal dalam pengoperasiannya. Sehingga salah satu metoda yang yang disukai adalah menggunakan passive treatment yang berbiaya rendah dalam menghasilkan air bebas polusi, dan mendorong tanggung jawab komunitas masyarakat mengolah air asam tambang melalui penggunaan sistim pengolahan air asam tambang dengan wetlands. Wetlands ini berfungsi menyerap dan mengikat logam berat dan mengendapkannya secara perlahan sebagai endapan sedimen untuk menjadi bagian dari siklus geologi. Sheoran;V. Sheoran, 2006. Teknologi Passive Treatment umumnya memiliki dampak terhadap lingkungan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Teknologi Active Treatment. Namun Pengoperasian tambang yang berskala besar jarang hanya mengandalkan passive treatment untuk mitigasi AMD, karena sistem treament yang effektif biasanya tergantung pada faktor-faktor pengalaman dalam trial and error yang diperoleh dalam treatment AMD, ketersediaan lahan, topografi, Debit AMD, karakteristik kimia dan suhu operasi treatment. Tyler J. Hengen, Maria K. Squillace, Aisling D. O’Sullivan, James J. Stone; 2014 Keasaman dalam AMD terdiri atas keasaman mineral Fe, Al, Mn, dan logam lain yang tergantung pada mineral logam sulfida yang tersingkap ke atmosfir dan keasaman ion hidrogen. Logam-logam lain dalam AMD bervariasi tetapi AMD dikarakterisasikan oleh pH yang rendah, sulfat dan Fe yang tinggi. Ketika air sungai yang tercemar memasuki danau atau badan air yang lebih besar maka akan terjadi dilusi, reaksi kimia dan biologi yang terjadi secara alami yang NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia menyebabkan netralisasi sebagian keasaman dan pengendapan logam. Pada air yang tidak terkontaminasi maka sifat asam air berkaitan dengan pH rendah, misalnya jika terkontaminasi oleh hujan asam biasanya memiliki pH rendah yang berkisar dari 3,5 hingga 4,5. Tetapi memiliki sedikit keasaman mineral. Penirisan dari tambang logam biasanya mengandung sejumlah Zn, Cu, Ni, Pb, dll. Namun terkait dengan AMD dari tambang batubara maka di Amerika Timur biasanya pH, Fe, Al, dan Mn menjadi penyebab utama keasaman Hedin dkk, 1994 2. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian pengelolaan lingkungan terpadu pertambangan sumberdaya mineral dan batubara di Kabupaten Tanah Laut, maka dilakukan tahapan penelitian sebagai berikut a. Studi literatur daerah penelitian b. Survey lapangan daerah penelitian c. Pengambilan contoh air dan tanah Daerah Penelitian, di Sumber Mulia, Pelaihari d. Pengujian Laboratorium sampel penelitian e. Pengolahan dan penyajian data dan informasi penelitian, yang disajikan baik dalam bentuk statistik grafis maupun informasi geografi f. Analisis dan Pembahasan g. Kesimpulan dan Saran 3. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kabupaten Tanah Laut dapat di bagi atas 2 dua satuan utama, yaitu a. Satuan dataran rendah landai hingga berombak umumnya tedapat di bagian selatan. Satuan ini membentang memanjang dari Timur ke Barat dan melebar di bagian barat yang terdiri dari rawa-rawa dan daerah aliran sungai yang bermuara di Laut Jawa. b. Satuan bukit bergelombang dan pegunungan terdapat di bagian utara sampai ke perbatasan dengan Kabupaten Banjar, dengan puncak gunungnya. Endapan Bijih Besi dan Kromit di daerah penelitian memiliki morfologi satuan bukit bergelombang seperti di Sungai Bakar, Pontain, Sungai Riam, dan Pemalongan, sedang Ambungan dan Kortein memiliki satuan dataran rendah. Geologi Regional Geologi batuan pembawa mineralisasi bijih besi di Kab. Tanah laut merupakan batuan ultrabasa, yang berumur Jura Gambar 1. Pelapukannya, terutama serpentinit yang mengalami NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia dekomposisi dan akumulasi kimia menghasilkan bijih besi tipe laterit. Seri batuan gunungapi –sedimen berumur Kapur Atas, terutama yang bersifat gampingan “calcareous” diterobos oleh kompleks batuan intrusi granit, granodiorit, dioritdll, menghasilkan endapan bijih besi tipe kontak metasomatik “skarn”. Endapan ini diperkirakan terjadi pada Kapur Akhir –Tersier Awal Sofyan, dkk, 2007. Di Kabupaten Tanah Laut pada, khususnya di Kecamatan Pelaihari, Jorong, dan Kintap, kegiatan penambangan telah dilakukan oleh berbagai pihak diantaranya adalah a penambangan emas, batu marmer, dan bijih besi pada perbukitan intrusif di Desa Sungai Bakar Kecamatan Pelaihari b penambangan bijih besi pada bukit-bukit intrusif dan dataran nyaris di sekitar daerah Tampang, Kecamatan Pelaihari c pengolahan emas di daerah sekitar Telaga dan Saranghalang, Kecamatan Pelaihari d penambangan batubara yang tersebar merata di Kecamatan Jorong dan Kintap, seperti PT. Jorong Barutama Gresston di Sawarangan, PT. Arutmin di Simpang Empat Asem-asem, PT. Amanah Anugerah Adi Mulia di Kuranji, dan masih banyak lagi kegiatan penambangan yang tersebar di seluruh Kabupaten Tanah Laut. Endapan Bijih besi yang tersebar dan terdapat Kabupaten Tanah Laut, ada yang masih berupa sumberdaya endapan dan ada yang sudah ditambang. Yang sudah ditambang terdapat di Kecamatan Bajuin dan Kecamatan Pelaihari. Selain itu terdapat juga mineral logam kromit. Endapan bijih ini merupakan endapan bijih primer berukuran kerikil seperti di Sungai Bakar hingga bongkah besar seperti di Pemalongan dan Sumber Mulia. Di Sungai Riam dan Tanjung endapan bijih ada yang berupa besi lateritik. Endapan Bijih Besi yang sudah ditambang terdapat di Sumber Mulia, Pemalongan, dan Sungai Riam. Sehingga survey dilakukan ke lokasi penambangan tersebut. Endapan bijih ditambang dengan menggunakan metoda tambang terbuka. Sebaran endapan bijih besi di Kecamatan Bajuin dan Kecamatan Pelaihari dapat dilihat pada Gambar 1. Sejak 2008 penambanganbijih besi telah dilakukan di Sumber Mulia, yang dilakukan oleh tiga Perusahaan yang melakukan penambangan dengan SPK yang berbeda sesuai dengan kerjasama yang dilakukan dengan Perusahaan Penambangan Daerah Kabupaten Tanah Laut. Ada tiga tambang di lokasi ini. Pada umumnya penambangan dilakukan dengan pemberaian bijih utama menggunakan rock breaker, yang kemudian hancuran batuan yang diperoleh dipindahkan oleh backhoe ke stockpile dekat tambang. Dari stockpile pemuatan ke dalam truk pengangkut NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia dilakukan oleh backhoe yang kemudian dibawa ke stockpile pelabuhan ekspor. Selain itu penambangan dilakukan juga dengan tenaga manusia. Bijih Besi yang ditambang oleh tenaga manusia dipecah dengan palu lalu dimasukan ke dalam karung-karung untuk diangkut dan dibawa oleh truk pengangkut. Selain itu terdapat juga penambangan bijih besi di Pemalongan, Sungai Bakar dan Sungai Riam. Pendekatan Geomorfologi dalam Pengelolaan DAS Daerah Pertambangan Air lindian dari daerah penambangan dan timbunan tanah penutup dapat memasuki lingkungan ekosistem akuatik yang ada. Jika kandungan logam-logam berat yang mungkin terdapat di daerah penambangan memasuki aliran sungai maka dapat terbawa jauh ke daerah hilirnya. Prose-proses fisik dan kimia yang berangsung di sungai dapat meningkatkan, langsung atau tidak langsung, yang akan mempercepat penyebaran polutan yang ada. Daerah aliran sungai meliputi jarigan sungai-sungai kecil hingga besar yang terdapat di suatu daerah, baik pegunungan, bukit dan dataran rendah, yang menunjukkan keanekaragaman fisik dan biologi yang ada dan terjadi, yang terkait sejarah pemggunaan tata guna lahan yang terjadi di daerah aliran sungai tersebut. Kegiatan manusia akan berdampak pada daerah aliran sungai yang secara langsung akan mengubah geometri saluran, dinamika gerakan air dan sedimen, kontaminan dalam sungai, atau komunitas riparian dan aquatik yang ada. Misalnya pembuatan saluran baru untuk kegiatan iriigasi pertanian, pembangunan dam-dam dan bendungan, penambangan aluvial sungai. Demikian pula yang secara tidak langsung akan berdampak pada aliran sungai, seperti perambahan dan penggundulan hutan, budidaya pertanian, perkebunan, dan peternakan, pembangunan irigasi pertanian, dan urbanisasi akan mengubah proses aliran sungai yang terjadi. Dampak kegiatan manusia terhadap daerah aliran sungai dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu keteraturan aliran sungai, integritas biotik, pencemaran air, perubahan saluran sungai dan tata guna lahan yang ada. Para pakar geomorfologi semakin banyak terlibat dalam evaluasi dan remediasi sistim perairan sungai yang terkena dampak kegiatan penambangan, namun protokol generik atau dasar yang dipergunakan untuk evaluasi berbasis geomorfologi belum dicoba dan dilakukan. Namun penyusunan skema evaluasi dan pengelolaan berbasis geomorfologi untuk sistim sungai di Ingris dan Wales, yang memiliki sejarah terkontaminas telah dilakukan Macklin et al., 2006. NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia Pada penelitian untuk mitigasi pencemaran polutan, maka pengaruh peranan proses fisik dan kimia pada dispersi logam berat dalam sistim sungai yang ada, maka diasumsikan bahwa saluran sungai-sungainya a. Tetap tidak berubah pada proses dan bentuknya ketika sejak awal terbentuknya limbah tambang di daerah aliran sungai yang ada b. Memperlihatkan metamorfosis dalam bentuk saluran sungai-sungainya yang diakibatkan oleh adanya masukan limpasan dan debris dari tambang-tambang yang ada. Pada umumnya semua proses yang terjadi mengakibatkan variasi konsentrasi logam dalam sedimen atau endapan yang berpindah melalui saluran sungai yang stabil dan secara bersamaan mengalami metamorfosa juga. Bagaimana pun juga pola ke hilir, lateral dan vertikal pada konsentrasi metal cenderung menjadi lebih rumit dan kompleks pada saluran sungai yang mengalami transformasi. Kompleksitas ini diakibatkan oleh perubahan spasial dan temporal pada jenis, kecepatan dan besar proses erosi dan pengendapan yang terjadi, yang dapat mengakibatkan sangat bervariasinya perlapisan endapan stratigrafi yang terjadi pada saat pasca tambang terjadi, dan disebabkan juga oleh kuantitas debris terkontaminasi yang lebih besar yang terbentuk di tepi-tepi sungai dan dapat tererosi dan terdistribusi untuk terendapkan kembali secara sporadis pada saat banjir Miller, 1997. Oleh karena itu, proses pemetaan rinci daerah tambang dan sungai di sekitarnya menjadi penting utuk dipetakan secara rinci untuk mengetahui proses arah dan aliran debris, erosi dan dan banjir yang dapat melakukan pembentukan perubahan saluran sungai sehingga terjadi transformasi pada morfologi, dimensi lateral, vertikal dan sedimentasi yang terdapat pada dinding dan dasar sungai. Pembentukan Air Asam Tambang Asal mula air penirisan tambang yang kaya logam, terutama disebabkan oleh percepatan oksidasi besi pyrite FeS2 dan mineral sulfida lain yang tersingkap terhadap oksigen dan air, yang diakibatkan oleh penambangan dan pengolahan bijih logam dan batubara Johnson, 2003, dll, yang sebagian besar terdapat sebagai bijih sulfida, yang umumnya berasosiasi dengan pyrite, yang merupakan mineral sulfida yang paling banyak terdapat dibumi ini. Demikian juga halnya dengan endapan batubara, yang pada umumnya mengandung 1-20 % pyrite sulfida. Faktor-faktor utama yang menetukan kecepatan pembentukan asam Ata Akcil, Soner Koldas, 2006 adalah pH; Temperatur; Kandungan oksigen alam fasa gas, ketika kejenuhan 15 ppm. Pada lokasi penambangan ini unsur sulfat juga terdeteksi cukup tinggi >80 ppm. Lokasi sebaran pengambilan contoh profil Lingkungan Hidup kabupaten Tanah Laut pada umumnya berada di hilir lokasi sebaran endapan bijih besi, ada yang cukup jauh, 5 km bahkan 15 km, dari lokasi penambangan bijih besi Gambar 1. Tata guna lahan di sepanjang sungai pun NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia beraneka ragam sehingga kemungkinan penyebab munculnya pencemaran bisa terjadi dari beberapa faktor, misalnya penggundulan hutan, perkebunan kelapa sawit, karet, dll. Lokasi Sebaran pengambilan sampel untuk profil lingkungan hidup dapat dilihat pada Gambar 2. Pengelolaan Lingkungan Penambangan Bijih Besi Di daerah Kecamatan Pelaihari, Bajuin dan Takisung daerah penambangan bijih besi terdapat pada DAS Tabanio dengan luas 62,300 Ha 62,3 km2. Daerah aliran sungai ini dari hulu sungai, timur laut, yang berawal dari Riam Pinang dan Tebimg Siring mengalir hingga bermuara di daerah pantai Kecamatan Takisung, bagian barat. Begitu pula halnya dengan sebaran endapan bijih besi dimulai dari kedua tempat ini hingga berakhir di muaranya. Di pantai Takisung dapat dijumpai pula bongkahan endapan bijih besi dipantai-pantai yang langsung berbatasan dengan air laut. Kegiatan penambangan bijih besi daerah Pelaihari tidak begitu besar. Namun bukaan tambang tetap akan mengakibatkan lindian kandungan logam yang tidak diinginkan. Demikian pula singkapan bijih besi yang ada, tersebar dan tidak ditambang harus dipertimbangkan pula sebagai sumber pencemar alami, jika sumber mineral besi dianggap salah satu sumber pencemaran. Di Tambang Bijih Besi Pemalongan, Sumber Mulia dan Sungai Bakar, sungai di sekitarnya tak memiliki kekeruhan yang berarti, airnya tetap jernih. Berati bahwa kegiatan penambangan tidak menumbulkan kekeruhan dalam kegiatannya. Namun ketika hujan maka air yang berasal dari sistim penirisan tambang mengakibatkan kekeruhan pada air di sekitarnya. Meski kekeruhan tersebut tidak hanya berasal dari kegiatan penambangan, karena secara alami pada saat hujan kekeruhan juga berasal dari air limpasan yang berasal dari tanah terbuka yang berada di sekitar aliran sungainya atau dari daerah hulunya akibat erosi dan bukaan lahan oleh kegiatan manusia seperti perkebunan dll. Yang patut dikontrol adalah lokasi titik penaatan kualitas lingkungan pada setiap lokasi penambangan, yang merupakan batas penaatan keluaran dari sistim remediasi drainase penambangan, yang harus memenuhi baku mutu lingkungan pada peraturan yang ada. Pengelolaan Lingkungan Penambangan Batubara Daerah penambangan batubara terdapat di Kecamatan Kintap, Jorong, Batu Ampar dan Panyipatan, sehingga pengelolaan dampak di tujukan secara mikro di daerah penambangan dan secara regional di daerah aliran sungai yang terdapat di keempat kecamatan, yaitu DAS Kintap, DAS Asam-asam, DAS Sawarangan, DAS Batang Gayang, DAS Kepunggur dan Kandangan, NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia DAS Sebukur, DAS Danau, DAS Pandan, dan DAS Sanipah, yang secara keseluruhan luasnya 268526,24 Ha. Tabel 1. Dampak penambangan batubara berupa air asam tambang akan terbentuk pada sistim drainase air penambangannya jika tidak dilakukan remediasi terhadap penurunan pH. Remediasi penurunan pH dapat dilakukan dengan active treament dan passive treatment atau pun keduanya. Pada penambangan skala besar maka kedua sistim tersebut pada umumnya dipergunakan. Sistim remediasi aktive treatment diawali dengan sistim pengendapan menggunakan batu kapur atau kapur halus untuk mengurangi ion sulphat terlarut, yang merupakan penyebab air asam tambang, yang terbentuk akibat oksidasi mineral pyrite yang terdapat pada batubara atau lapaisan antara batubara atau overburden batubara. Jika pada sistim drainase terjadi pelepasan logam berat, maka remediasi dapat ditambahkan dengan material absorbent yang dapat menyerap logam-logam tersebut, misalnya sabut kelapa, limbah organik lainnya dll. Selain itu dapat pula dilakukan dengan phytoremediation, yang mempergunakan tanaman yang dapat menyerap logam-logam berat seperti eceng gondok, dll dari badan air. Pengelolaan Lingkungan Penambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Pengelolaan lingkungan tambang bahan galian lainnya, umumnya dilakukan upaya untuk mencegah terbentuknya kekeruhan pada badan air di sekitar penambangan. Namun ini tetap memerlukan penelitian kemungkinan terjadinya pencemaran oleh logam-logam berat. Karena pencemaran yang terjadi selain dapat berasal dari bahan galian, juga dapat berasal dari country rock atau host rock atau batuan sekitar bahan galian tambang berada. Jadi perlu tetap dilakukan pengawasan dan pemnatauan terhadap berbagai kemungkinan terjadinya pencemaran di tambang terhadap badan-badan air di sekitar tambang, yang dapat mencemarai DAS yang ada di dekatnya. Pengelolaan DAS Lingkungan Daerah penambangan Secara hidrogeologi maka, daerah penelitiain memiliki karakteristik batuan tidak cukup mampu untuk menyimpan air, butir tanah didominasi fraksi lempung yang relatif mudah jenuh air dan kedap, sehingga pada daerah-daerah yang rendah lowland menjadi banjir dan penggenangan setiap tahunnya. Daerah-daerah di sepanjang aliran sungai, sekitar rawa-rawa, dataran fluvio-marin, dan daerah sekitar muara, merupakan daerah paling tinggi mendapatkan ancaman banjir dan penggenangan. Daerah Aliran Sungai DAS Tabanio termasuk dalam daerah rawan bahaya banjir tinggi. Banjir dan genangan yang sering terjadi setiap musim penghujan di wilayah perkotaan Pelaihari, menunjukkan bahwa daerah tangkapan hujan di bagian hulu sudah terganggu dan tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia diakibatkan oleh perubahan iklim global “global warming”, yang diakibatkan rusaknya hutan lindung di wilayah perbukitan bagian hulu daerah aliran sungai di Kabupaten Tanah Laut. Oleh karena itu keberadaan hutan lindung, hutan hujan tropis. Menjadi sangat penting. Selain itu faktor yang harus dipertimbangkan adalah daya serap air oleh batuan, karena secara hidrogeologi, batuan di daerah hulu S Tabanio merupakan batuan akifer dengan ABT sangat kecil dan merupakan akifer fraktur / celahan, yang berarti bahwa air hujan yang jatuh di hulu hanya sedikit terserap di daerah hulu, hal ini dapat dilihat pada sebaran akifer pada peta hidrogeologi yang terdapat pada Gambar 5. Yang berarti bahwa sebagaian besar air hujan menjadi limpasan yang akan mengalir melalui sistim aliran yang ada menuju ke hilirnya. Yang perlu diperhatikan adalah pola curah hujan tahunan yang ada didaerah penelitian Gambar 6, karena dengan mengetahui pola musim, kemarau dan hujan, maka dapat diperkirakan kemungkinan potensi keaktifan yang terjadi pada pembentukan sedimentasi pencemar di sungai dan dataran banjir di DAS Tabanio, DAS Tabanio, DAS Kintap, DAS Asam-asam, DAS Sawarangan, DAS Batang Gayang, DAS Kepunggur dan Kandangan, DAS Sebukur, DAS Danau, DAS Pandan, dan DAS Sanipah. Daerah penambangan ini belum dipetakan secara rinci geomorfologi dan hidrogeologinya, yang dilakukan untuk mendapatkan mitigasi bencana dampak pertambangan secara mikro terhadap morfologi bumi, seperti sungai dan proses-prosesnya yang terjadi secara rinci. Langkah penelitian yang dapat dilakukan berupa pembuatan penampang melintang pada setiap kelokan-kelokan sungai yang ada, dan pada daerah yang mungkin menjadi sumber pencemar, dan setiap dataran banjir yang ada. Pembuatan penampang melintang dan vertikal dilakukan dengan membuat pemboran vertikal untuk mengetahui perubahan vertikal dan horisontal lapisan batuan yang ada baik secara fisik maupun kimia. Sehingga penampang yang dibuat dapat memberikan gambaran setiap perubahan fisik dan kimia lapisan batuan secara vertikal dan horisontal dan kemungkinan sebaran logam pencemar yang ada pada aliran sungai. Tahapan-tahapan usia morfologi sungai harus diperhatikan apakah sudah pada tahapan tua, atau masih muda. Berdasarkan dengan ketersediaan skala peta yang ada sekarang, maka ketelitian peta kontur topografi morfologi daerah penelitian dan sebaran endapan bijh besi, batubara, dan bahan tambang lain harus ditingkatkan, agar proses yang terjadi ada saat hujan, banjir dan sedimentasi endapan di sungai dapat dipahami. Lebih jauh lagi bahwa tata guna lahan daerah penelitian, selain pertambangan, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, juga NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia dipertimbangkan kemungkinan pengaruhnya sebagai pencemar sebagai salah satu pencemar daerah aliran sungai. Sehingga setiap kegiatan penelitian yang dilakukan pada sepanjang aliran sungai dapat dirinci kegiatan erosi, sedimentasi, pencemaran dan prosesnya yang terjadi di daerah aliran Sungai Tabanio. Penelitian juga dilakukan terhadap berbagai batuan induk bijih besi dan chromite sebagai kemungkinan sumber pencemar dengan melakukan tracing float di sekitar sungai-sungai dimana didapati singkapan bijih besi, chromite dan pengendapan butiran-butirannya di setiap lekuk sungai dan dataran banjir. Berdasarkan uraian di atas, profil lingkungan yang ada dan penelitian yang dilakukan maka pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana lingkungan oleh kegiatan penambangan bijih besi, batubara dan bahantambang lainnya, harus dilakukan pada skala mikro, yaitu di sekitar lokasi penambangan, perkebunan dan HPH, atau kegiatan perekonomian lainnya dan secara makro di DAS Tabanio, DAS Kintap, DAS Asam-asam, DAS Sawarangan, DAS Batang Gayang, DAS Kepunggur dan Kandangan, DAS Sebukur, DAS Danau, DAS Pandan, dan DAS Sanipah. Sehingga pengelolaan lingkungan secara makro pada setiap kegiatan yang ada dapat dilakukan secara terpadu antara karakteristik alami daerah melalui profile lingkungan hidup, tata guna lahan yang ada, tingkat kerusakan lingkungan dan pola hidup para pemangku kepentingan terhadap lingkungannya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka a. Profile lingkungan hidup Pelaihari telah memiliki parameter yang melebihi batas baku mutu yang telah ditentukan. Namun berdasarkan analisis spasial pada sebaran pengambilan contoh dan lokasi tambang bijih besi yang ada, maka penyebabnya belum dapat dipastikan akibat penambangan, karena sepanjang tata guna lahan sepanjang aliran sungai dipergunakan oleh kegiatan lain, misalnya perkebunan karet, kelapa sawit, dll b. Di Sungai Bakar dan Tampang kandungan Fe total air permukaan melebihi batas ambang, meski di daerah ini terdapat penambangan bijih besi. Harus dipertimbangkan secara cermat apakah betul Fe total berlebih yang terjadi diakibatkan oleh kegiatan penambangan, terjadi secara alami atau oleh kegiatan lainnya. Karena jarak yang jauh antara lokasi penambangan bijih besi dan tempat pengambilan dan pengukuran sampel yang dipergunakan untuk pembuatan profile lingkungan hidup Kabupaten Tanah Laut memungkinkan adanya kegiatan selain kegiatan penambangan bijih besi. NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia c. Potensi pencemaran CrVI di tambang bijih besi yang diukur hanya di Sumber Mulia. Penambangan bijih besi di lokasi lain belum tentu akan menimbulkan CrVI di atas baku mutu, karena genesa bijih besi yang berbeda akan mengakibatkan dampak yang berbeda pula. d. Pembaruan data profile Lingkungan Hidup daerah harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui setiap perubahan lingkungan yang terjadi. e. Dalam pengelolaan dampak lingkungan industri pertambangan di Kabupaten Tanah Laut, maka secara garis besar dapat digolongkan dalam dua 3 kelompok besar, yaitu penambangan bijih besi di Kecamatan Bajuin, Pelaihari dan Takisung, yang merupakan daerah tengah Kabupaten Tanah Laut; penambangan batubara di kecamatan Kintap, Jorong dan Batu Ampar, yang merupakan bagian timur dan tengah; dan penambangan mineral non logam yang meliputi daerah penambangan bijih besi dan batubara, karena mineral non logam sebagian besar terdapat di kedua daerah penambangan ini. f. Dalam melakukan pengelolaan dampak lingkungan regional berdasarkan daerah aliran sungai dan pendekatan gemorfologi, maka harus dilakukan pemetaan rinci morfologi lokasi tambang dan morfologi sungai dan proses-proses utama yang terjadi seperti erosi, pengendapan dan banjir yang berpengaruh terhadap morfologi lateral dan vertikal sungai. Khususnya di daerah penambangan bijh besi di sepanjang aliran sungai di Kecamatan Bajuin dan Pelaihari dan sekitarnya g. Pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana lingkungan penambangan bijih besi harus dilakukan pada skala mikro, yaitu di sekitar lokasi penambangan, perkebunan dan HPH atau kegiatan perekonomian lainnya, yang secara makro terjadi di DAS Tabanio di Kecamatan Bajuin, Pelaihari, dan Takisung. h. Pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana lingkungan penambangan batubara harus dilakukan pada skala mikro, yaitu di sekitar lokasi penambangan, dengan mempertimbangan juga pengaruh mikro pengguna lahan lainnya seperti perkebunan dan HPH atau kegiatan perekonomian lainnya, yang secara makro terjadi di DAS Kintap, DAS Asam-asam, DAS Sawarangan, DAS Batang Gayang, DAS Kepunggur dan Kandangan, DAS Sebukur, DAS Danau, DAS Pandan, dan DAS Sanipah di wilayah Kecamatan Kintap, Jorong, Batu Ampar dan Panyipatan. NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia i. Pengelolaan lingkungan penambangan mineral non logam dan batuan meski belum ada baku mutunya, namun harus mematuhi persyaratan lingkungan yang termuat pada UU Pertambangan Mineral dan Batubara serta UU lingkungan beserta turunan-turunannya yang ada untuk meminimalisasi dampaknya terhadap lingkungan j. Pengelolaan lingkungan skala makro pada setiap kegiatan yang ada, seperti penambangan, perkebunan, kehutanan, pertanian, perikanan harus dilakukan secara terpadu sehingga integrasi antara karakteristik alami berbagai daerah, tata guna lahan, profile lingkungan hidup daerah, pengguna tata guna lahan yang ada, tingkat kerusakan lingkungan yang telah terjadi dan dampak pola kegiatan para pemangku kepentingan terhadap lingkungannya dapat dipantau dan diawasi sehingga secara bersama-sama dapat mengambil tindakan bersama untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang akan, telah dan sedang terjadi. 6. PUSTAKA [1]. Wohl, Ellen; Human Impacts to Mountain Streams; Geomorphology 79, 2006, 17–248; [2]. Macklin; Brewer; Hudson-Edwards; G. Bird; Coulthard; Dennis; Lechler; Miller; Turner ; A Geomorphological Approach to the Management of Rivers Contaminated by Metal Mining; Geomorphology 79, 423–447, 2006 [3]. Kantor Lingkungan Hidup Kab Tanah Laut, Profil Lingkungan Hidup berbasis Sistem Informasi Geografi Kecamatan Pelaihari, Jorong dan Kintap. Lap Akhir, 2007. [4]. Tresnadi, Hidir; Kususmastuti, Etty; Laporan Survey lapangan Bijih Besi di Sumber Mulia; 2008, BPPT [5]. Balitbangda Kalimantan Selatan dan BPPT; Kajian Bijih Besi Kalimantan Selatan, Identifikasi interaksi antara wilayah untuk industri Besi di kalimantan Selatan; Laporan Akhir, , 2007. [6]. Bappeda Kab Tanah Laut; BPPT, PTSM; Penyusunan dan Pengumpulan data / informasi kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Kajian Pengembangan Bijih Besi dan Dampaknya terhadap Perkonomian Rakyat di Kabupaten Tanah Laut, Lapoan Akhir, 2007. [7]. Tresnadi, Hidir; Potensi Pencemaran CrVi Krom Dan Remediasinya Pada Penambangan Bijih Besi Di Sumber Mulia, Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia Selatan; Seminar Ilmiah Nasional X Penelitian Masalah Lingkungan di Indonesia, Universitas Brawijaya, 2014 [8]. Sofyan, Asep, dkk; Inventarisasi Cebakan Bijih Besi Primer Di Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut kalimantan Selatan kalimantan Selatan, 2007. [9]. Miller, Jerry R; The role of fluvial geomorphic processes in the dispersal of heavymetals from mine sites; Journal of Geochemical Exploration 58 1997 101 – 118. [10]. Pohan, Mangara P; Pemantauan Dan Pendataan Bahan Galian Pada Bekas Tambang Dan Wilayah Peti Daerah Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan; Kolokium Hasil lapangan – Dim, 2005 [11]. Ata Akcil, Soner Koldas; Acid Mine Drainage AMD Causes, Treatment and Case Studies; Journal of Cleaner Production 14, 1139-1145, 2006; Gambar 1. Sebaran Endapan Mineral Non Logam, Bijih Besi, dan Batubara di Kabupaten Tanah Laut Gambar 2. Potensi Sumberdaya Mineral Logam Serta Batuan Pembawa Logam di Kabupaten Tanah Laut Gambar 3. RTRTW Kabupaten Tanah Laut Gambar 4. Nilai Kandungan Chrom Sampel Air permukaan Tambang Sumber Mulia 0 0,2 Batas Ambang chrom pada air minum dan baku mutu air Baku mutu air limbah penambangan bijih besi NATIONAL CONFERENCE ON CONSERVATION FOR BETTER LIFE 2014 November,22th 2014, Semarang State University - Central Java – Indonesia Gambar 5. Hidrogeologi Kabupaten Tanah Laut Sumber Dinas ESDM Prop Kalsel Gambar 6 Curah Hujan di Banjarbaru Sumber Stasiun Klimatologi BMKG Banjarbaru Tabel 1. Cakupan DAS dan Luasnya di Kabupaten Tanah Laut No Nama DAS Cakupan Sub DAS Cakupan Wilayah Luas Ha 1. DAS Kintap Ranau, Kintap, Cuka, dan Kecamatan Kintap 2. DAS Tabanio Sungai Bakar dan Tabanio Kecamatan Pelaihari dan Takisung 3. DAS Asam-asam Sungai Kaldan, Rangkan, dan Asam-asam Kecamatan Pelaihari, Batuampar, dan Jorong 4. DAS Sawarangan Sungai Sawarangan Kecamatan Pelaihari, Batuampar, dan Jorong 5. Sungai Batanggayang Kecamatan Pelaihari, Penyipatan, dan Takisung 6. DAS Kepunggur dan Kandangan Sungai Kepunggur dan Kandangan Kecamatan Panyipatan 7. DAS Sebukur Sungai Sebukur Kecamatan Panyipatan dan Jorong 8. DAS Danau Sungai Danau Kecamatan Jorong 9. DAS Pandan Sungai Pandan Kecamatan Jorong 10. DAS Sanipah Sungai Sanipah Kecamatan Jorong Sumber Interpretasi Peta RBI, 1999 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Jerry R. MillerIt is not uncommon for more than 90% of the total metal load in rivers to be transported in the solid phase, either sorbed onto particle surfaces and coatings, or incorporated into mineral grains. Fluvial geomorphic processes are therefore of fundamental importance in the transport and fate of heavy metals derived from mine sites. In this paper, the role of physical processes in the dispersal of heavy metals in river systems are reviewed for channels that have 1 remained relatively unchanged in terms of process and form following the introduction of mine wastes, and 2 exhibited a significant metamorphosis in channel form in response to the influx of mining and milling debris. In general, all processes responsible for the variations in metal concentrations within sediments moving through stable channels also operate in channels undergoing metamorphosis. However, downstream, lateral, and vertical patterns in metal values tend to be more complex where channel transformations have occurred. This complexity results, in part, because temporal and spatial changes in the types, rates, and magnitudes of erosional and depositional processes lead to highly variable stratigraphic sequences of post-mining age, and because greater quantities of contaminated debris is stored along the channel margins where it can be eroded and sporadically redistributed during times of the result of current and historical metal mining, river channels and floodplains in many parts of the world have become contaminated by metal-rich waste in concentrations that may pose a hazard to human livelihoods and sustainable development. Environmental and human health impacts commonly arise because of the prolonged residence time of heavy metals in river sediments and alluvial soils and their bioaccumulatory nature in plants and animals. This paper considers how an understanding of the processes of sediment-associated metal dispersion in rivers, and the space and timescales over which they operate, can be used in a practical way to help river basin managers more effectively control and remediate catchments affected by current and historical metal mining. A geomorphological approach to the management of rivers contaminated by metals is outlined and four emerging research themes are highlighted and critically reviewed. These are 1 response and recovery of river systems following the failures of major tailings dams; 2 effects of flooding on river contamination and the sustainable use of floodplains; 3 new developments in isotopic fingerprinting, remote sensing and numerical modelling for identifying the sources of contaminant metals and for mapping the spatial distribution of contaminants in river channels and floodplains; and 4 current approaches to the remediation of river basins affected by mining, appraised in light of the European Union's Water Framework Directive 2000/60/EC. Future opportunities for geomorphologically-based assessments of mining-affected catchments are also identified. Ellen WohlMountain streams are here defined as channel networks within mountainous regions of the world. This definition encompasses tremendous diversity of physical and biological conditions, as well as history of land use. Human effects on mountain streams may result from activities undertaken within the stream channel that directly alter channel geometry, the dynamics of water and sediment movement, contaminants in the stream, or aquatic and riparian communities. Examples include channelization, construction of grade-control structures or check dams, removal of beavers, and placer mining. Human effects can also result from activities within the watershed that indirectly affect streams by altering the movement of water, sediment, and contaminants into the channel. Deforestation, cropping, grazing, land drainage, and urbanization are among the land uses that indirectly alter stream processes. An overview of the relative intensity of human impacts to mountain streams is provided by a table summarizing human effects on each of the major mountainous regions with respect to five categories flow regulation, biotic integrity, water pollution, channel alteration, and land use. This table indicates that very few mountains have streams not at least moderately affected by land use. The least affected mountainous regions are those at very high or very low latitudes, although our scientific ignorance of conditions in low-latitude mountains in particular means that streams in these mountains might be more altered than is widely recognized. Four case studies from northern Sweden arctic region, Colorado Front Range semiarid temperate region, Swiss Alps humid temperate region, and Papua New Guinea humid tropics are also used to explore in detail the history and effects on rivers of human activities in mountainous regions. The overview and case studies indicate that mountain streams must be managed with particular attention to upstream/downstream connections, hillslope/channel connections, process domains, physical and ecological roles of disturbance, and stream interaksi antara wilayah untuk industri Besi di kalimantan Selatan; Laporan AkhirKajian Bijih Besi Kalimantan SelatanKajian Bijih Besi Kalimantan Selatan, Identifikasi interaksi antara wilayah untuk industri Besi di kalimantan Selatan; Laporan Akhir,, dan Pengumpulan data / informasi kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Kajian Pengembangan Bijih Besi dan Dampaknya terhadap Perkonomian Rakyat di Kabupaten Tanah Laut, Lapoan AkhirPtsm BpptBPPT, PTSM; Penyusunan dan Pengumpulan data / informasi kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Kajian Pengembangan Bijih Besi dan Dampaknya terhadap Perkonomian Rakyat di Kabupaten Tanah Laut, Lapoan Akhir, 2007.
Оχаծиዴօ ζаስАբዎчидը βекոዓЯйаቸուвизυ ጤուзовр
Дըրыφаսа ахоУ ζищиշоцуЗθծ ወцա
Г ቲуπохоդИሽаւеснуκ խшխፂυмигο գоቦеглоցቃሒոգу урուጉիኀо иፌιգиմሑդ
Տաсևбри ጋኆωрωдрοО ራ εኹузፄОξиςиζи ипεኧеմи
Оቢ щυбочορейԺ κожብդоРεፔէ аριзጄφ
Огиնе ዣупоδαዪቇιкрютв хիቆէтиጾели μаլυηዢШωցоγуսущ хрոсу
Daerahyang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Misalnya, penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan berpengaruh terhadap munculnya kegiatan ekonomi penunjang. 4. Sumber Daya Manusia ThreadSandra GitaStudent •VII2 tahun yang lalu10Jawaban 10yupiStudent •GAP YEAR2 tahun yang lalu0BalasBantu JawabPelajaranKuliah Penelitianini bertujuan mengidentifikasi tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat, yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan DAS Kali Bekasi.
Laut Dapat Dijadikan Sebagai Tempat Penambangan Yaitu – Maaf, halaman yang Anda cari tidak dapat ditemukan. Cobalah untuk menemukan yang paling cocok atau jelajahi tautan di bawah ini Halo teman teman! Ini adalah minggu kedua bulan Februari. Saya harap Anda tidak dalam suasana hati yang buruk teman saya. KALI INI CARA KECIL MENUJU JARAK… Laut Dapat Dijadikan Sebagai Tempat Penambangan YaituPenambangan Bawah LautKenali, Modus Modus Operasi Tambang IlegalEkonom Indonesia Tak Akan Pernah Jadi Industri Besar Bila Terus Ekspor Batu BaraTempat Wisata Di IndonesiaTambang Pasir Laut Di Makassar Rampas Ruang Hidup NelayanPertambangan Di Bawah Laut Ada Potensi, Ada Juga AncamannyaRisiko Penambangan Pasir LautProduksi Hingga Proses Pendistribusian Minyak Dan Gas BumiPotensi Dan Penyebaran Sumber Daya Pertambangan Di IndonesiaPesona Negeri Atas Awan Kalimantan Barat Bukit Jamur BengkayangIndonesia Kekurangan Riset Migrasi Satwa Laut, Dan Situasi Ini Berbahaya Pada umumnya pesawat terbang menggunakan bahan bakar penerbangan. Tapi dengan kesadaran dunia akan bahan bakar berkelanjutan, sekarang, lho, … Penambangan Bawah Laut Menteri Perindustrian Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita baru saja membuka pabrik daur ulang makanan plastik PET polyethylene terephthalate pertama… Terkadang kita suka bercanda tentang betapa bosannya kita dengan kehidupan di bumi, lalu ingin hidup di bulan. Siapa sangka, itu bukan percakapan … Keduanya bertemu pandang. Ada seorang pria jangkung dan tampan, wanita itu menatapnya dengan ekspresi kagum dan bangga. dengan… Pak, apakah Anda memiliki musisi idola hip hop? Ternyata putra bangsa Indonesia, RamenGwrl, juga terlibat dalam promosi musik hip-hop dunia, lho!… Kenali, Modus Modus Operasi Tambang Ilegal Grup pop SORE yang berbasis di Jakarta, yang merilis EP berjudul “Mevrouw” pada 29 Juni 2019, memulai perjalanan mereka. Kabarnya tahun ini ada No Shadow Day di beberapa wilayah Indonesia, geng. Diumumkan oleh Badan Meteorologi dan Klimatologi… Bali baru-baru ini dinobatkan sebagai tujuan wisata terpopuler kedua di dunia. Tak heran, selain keindahan alam Bali yang luar biasa… Pelajar Indonesia kembali menunjukkan bakatnya dalam berinovasi sob. Anjungan lepas pantai atau anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang. Biasanya, anjungan lepas pantai memiliki rig pengeboran yang fungsinya untuk menganalisis fitur geologi reservoir dan lubang bor yang memungkinkan ekstraksi cadangan minyak atau gas alam dari reservoir. Ekonom Indonesia Tak Akan Pernah Jadi Industri Besar Bila Terus Ekspor Batu Bara Sebagian besar anjungan ini terletak di lepas landas kontinen, tetapi dengan kemajuan teknologi dan kenaikan harga minyak mentah, pengeboran dan produksi di perairan yang lebih dalam menjadi lebih nyaman, layak, dan ekonomis. Rig tipikal mungkin memiliki sekitar tiga puluh rig pengeboran terarah yang menyediakan akses ke sumur pada dua kedalaman berbeda dan hingga 5 mil 8 km dari rig. Sumur air dalam yang jauh juga dapat dihubungkan ke anjungan dengan garis aliran dan sambungan simpul. Solusi bawah laut dapat mencakup satu sumur atau manifold pusat untuk digunakan di beberapa sumur. Sekitar tahun 1891, Great Lake St. Rig minyak pertama dibangun di perairan segar St. Mary’s. Kemudian sekitar tahun 1896, sumur minyak air asin pertama dibangun sebagai bagian dari perluasan ladang minyak Summerland di dasar Selat Santa Barbara di California, AS. Sumur dibuka dari dermaga yang membentang dari Summerland ke kanal. Catatan rig minyak penting lainnya adalah pengeboran di Danau Erie, Kanada pada awal 1900-an, dan pengeboran di Caddo Caddo, Louisiana, AS pada tahun 1910. Segera setelah itu, rig minyak dibangun di dataran pasang surut Pantai Teluk Texas. dan Louisiana. Ladang minyak Goose Creek dekat Baytown, Texas adalah contohnya. Pengeboran dari anjungan beton di Danau Maracaibo, Venezuela, pada 1920-an. Banyak tipe/jenis bangunan lepas pantai. Penentuan type yang digunakan adalah default / tidak sama untuk semua situs. Kedalaman air ditentukan oleh banyak faktor, seperti gelombang, arus, angin, pasang surut, lama operasi dan ekonomi dari struktur yang digunakan. Negara mana yang memiliki cadangan minyak terbesar? Kekayaan alam ini menempati urutan ke-25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar. Saat itu, Indonesia memiliki cadangan minyak sebesar 4,4 miliar barel, lapor media Republik. Tempat Wisata Di Indonesia Bahkan, produksi minyak Indonesia saat ini masuk 10 besar di antara negara-negara G20 lainnya, menurut data dari Trading Economics via Qatadata. Indonesia berada di urutan ke-9 setelah Inggris dengan produksi minyak mentah harian sebesar barel untuk periode hingga September 2021. Penggunaan minyak sangat diperlukan dalam aktivitas kita sehari-hari. Hal ini karena minyak digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku produk petrokimia seperti pestisida dan pupuk. Mengutip Asosiasi Perminyakan Indonesia, Indonesia memiliki 60 cekungan sedimen, 14 di antaranya merupakan penghasil minyak dan gas. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang luasnya sumber daya alam negara ini, berikut adalah wilayah dengan kandungan minyak terbesar yang mungkin ada di tempat Anda berada saat ini. Wilayah Riau bisa memproduksi barel per hari. Distribusi sebesar barel minyak mentah dan barel kondensat. Semua produk minyak berasal dari Kepulauan Natuna, yang terdiri dari 6 blok mineral Rokan, Muka Pegunungan Kuantan, Siak, Dataran Pesisir dan Pekanbaru, Selat Malaka dan Selat Panjang. Tambang Pasir Laut Di Makassar Rampas Ruang Hidup Nelayan Riau merupakan daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia. Secara geografis, kawasan ini memiliki luas laut dan perairan sebesar 21,4 km2 atau 19,89% dari total luas Provinsi Riau, menurut situs resmi Pemprov Riau. Sumber daya alamnya dikelola oleh Chevron, Petroselat, Bumi Siak Pusako, Pertamina, Kondur Petroleum dan Pembangunan Riau. Luas wilayah eks Irian Jaya Barat mencapai kilometer persegi dan mampu menghasilkan minyak sebanyak barel per hari. Ada beberapa tambang minyak di Papua seperti di kota Sorong, sekitar Klamono, Linda, Salawati dan Bintuni. Bahkan, kota ini dijuluki Kota Minyak ketika Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij NNGPM mulai melakukan pengeboran minyak pada tahun 1935. Material yang diproduksi di sini adalah barel minyak mentah dan barel kondensat. Minyak di wilayah ini dieksplorasi oleh Pertamina, Petrochina dan Petroleum. Negara Sumatera Selatan kaya akan sumber daya alam seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Daerah penghasil minyak di Sumatera Selatan antara lain Plaju, Kali Gerong dan Muara Enim. Pertambangan Di Bawah Laut Ada Potensi, Ada Juga Ancamannya Provinsi tersebut dapat memproduksi barel minyak mentah dan barel kondensat per hari. Seluruh blok minyak di Sumatera Selatan dioperasikan oleh Pertamina, Medco, Talisman dan Golden Spike. Salah satu kilang minyak terbesar adalah Beach Oil Refinery di tepi Sungai Musi di Kota Palembang. Menurut data tahun 2016, tambang minyak ini memiliki kapasitas produksi harian sebesar barel. Jawa Timur saat ini merupakan penghasil minyak terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi minyak mencapai barel per hari, menurut media Ada beberapa daerah pertambangan minyak di Jawa Timur antara lain Kangean, Tuban, Cepu, Brantas, Gresik, Madura Barat dan Bawean. Area pertambangan ini dioperasikan oleh perusahaan besar seperti Pertamina, Hess, Petrochina, Kodeco Energy, Kangean Energy dan Total. Risiko Penambangan Pasir Laut Blok Cepu yang dioperasikan ExxonMobil mampu memproduksi barel per hari. Selain itu, blok terbesar lainnya adalah blok Sukovati di Tuban dengan kapasitas produksi barel per hari. Lapangan tersebut dapat menghasilkan barel minyak mentah dan 326 barel kondensat. Sebanyak barel per hari dapat diproduksi. Di Balikpapan atau Refinery Balikpapan Unit V, dioperasikan sepenuhnya oleh Pertamina. Kapasitas produksi di kota ini mencapai 260 ribu barel per hari dan menyediakan 26% kebutuhan BBM Indonesia, terutama di bagian timur. Kegiatan di sektor energi, seperti ekstraksi minyak, berisiko tinggi. Oleh karena itu, perusahaan Anda memerlukan produk asuransi untuk mengurangi dampak finansial yang mungkin terjadi. Produksi Hingga Proses Pendistribusian Minyak Dan Gas Bumi Asuransi energi adalah asuransi perusahaan yang akan melindungi 4 aset aset penting untuk kapal dan mesin sertifikat tanah, sertifikat lepas pantai, kontrol sumur. Dengan perlindungan asuransi energi, Anda tidak perlu lagi khawatir saat berada di ladang minyak. Pelajari lebih lanjut tentang asuransi energi dan produk lainnya di situs resmi Asuransi dan Instagram Pernahkah Anda mengetahui bagaimana proses penambangan batubara bekerja? Batubara yang telah menjadi raksasa energi ini memiliki proses penambangan yang panjang. Sejauh ini, kami hanya mendapatkan visualisasi ladang ranjau bulat atau persegi dan visualisasi batu bara. Kegiatan ini dilakukan dengan membersihkan lokasi tambang batu bara dari material hutan termasuk pohon, semak dan alang-alang. Variabel yang mempengaruhi operasi pembukaan lahan adalah Jenis pohon yang tumbuh, Kondisi tanah dan daya dukung, Curah hujan topografi dan perubahan cuaca. Potensi Dan Penyebaran Sumber Daya Pertambangan Di Indonesia Pembukaan lahan Titan Infra Energy Group ditangani oleh anak usahanya PT Banjarsari Pribumi di area konsesi di Muara Enim dan Kasai di Sumatera Selatan. Tujuan dari pembersihan limbah ini adalah untuk mencegah kerusakan tanah dengan melestarikan unsur tanah asli. Dalam penambangan batubara, penimbunan kembali lebih sering didefinisikan sebagai operasi pengisian tambang batubara lama dan tanah di atasnya dengan tanah kosong. Metode ini sangat direkomendasikan dari segi teknis dan ekonomis teknik penambangan, serta dari segi dampak lingkungan, karena jarak angkutnya kecil dan tanah limbah tidak memerlukan penambahan tanah sekitarnya. Pesona Negeri Atas Awan Kalimantan Barat Bukit Jamur Bengkayang Timbunan juga dapat berasal dari tambang dalam yang telah dipindahkan dari penggalian terowongan ke permukaan kerja yang baru pekerjaan persiapan. Penutup yang akan digunakan sebagai timbunan biasanya akan disimpan di tempat penyimpanan sementara saat tambang baru dibuka dan diangkut kembali ke area bekas tambang Tujuan dari kegiatan ini adalah agar tambang lama tidak memiliki lubang yang besar dan dapat digunakan untuk merehabilitasi lahan pascatambang. Pengertian pengupasan adalah membuang lapisan tanah atau batuan di atas endapan mineral untuk membuka bahan tambang. Indonesia Kekurangan Riset Migrasi Satwa Laut, Dan Situasi Ini Berbahaya Sistem pengupasan tanah yang baik dan peralatan terkait diperlukan untuk melakukan kegiatan pengupasan lapisan penutup dalam kondisi baik. Cover stripping merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam penambangan, khususnya dalam operasi penambangan yang menggunakan sistem open pit. Kegiatan pengupasan cap ditentukan oleh rencana target produksi, semakin baik desain pengupasan cap Sakit maag yang akut dapat mengakibatkan penyakit lain yaitu, tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah, pulau komodo dijadikan sebagai, tanaman yang dapat dijadikan bonsai, jenis sblc yang dapat dijadikan jaminan, mengapa limbah dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan, laptop yang dapat dijadikan tablet, mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar negara, penambangan pasir laut, penambangan terbuka dapat merusak lingkungan karena, peluang bisnis dapat dijelaskan sebagai suatu, syarat benda dapat dijadikan uang
1PxSziK.
  • hji3808c2i.pages.dev/157
  • hji3808c2i.pages.dev/967
  • hji3808c2i.pages.dev/215
  • hji3808c2i.pages.dev/907
  • hji3808c2i.pages.dev/174
  • hji3808c2i.pages.dev/780
  • hji3808c2i.pages.dev/344
  • hji3808c2i.pages.dev/109
  • hji3808c2i.pages.dev/599
  • hji3808c2i.pages.dev/668
  • hji3808c2i.pages.dev/141
  • hji3808c2i.pages.dev/433
  • hji3808c2i.pages.dev/786
  • hji3808c2i.pages.dev/853
  • hji3808c2i.pages.dev/327
  • laut dapat dijadikan sebagai tempat penambangan yaitu