KOMPETENSIKEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI SILABUS MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2011 KURIKULUM SMK NEGERI 1 SINGOSARI SILABUS NAMA SEKOLAH : SMK Negeri 1 Singosari MATA PELAJARAN : Dasar Elektronika KELAS/SEMESTER : X/1 STANDAR KOMPETENSI : Memahami Dasar-dasar
ArticlePDF Available AbstractThis article is intended to express the basis of policy changes in curriculum 2013, the elements of changes, and the implications of changes in the 2013 curriculum learning system. The results show that the policy of the 2013 curriculum change is based on internal and external challenges that are faced by some Indonesian people in order to prepare for thier future generation that are much more productive, creative, innovative and affective. Curriculum policy in 2013 is intended to fulfill some existing shortcomings that are in the previous curriculum. Curriculum 2013 is compiled to develope and to strengthen attitudes, knowledge, and skills in a balanced change of policy in 2013 regarding the four elements of curriculum changes are on Competency Standards SKL, Content Standard SI, Standard Process, and Assessment Standards. Furthermore, the learning system of curriculum policy changes in 2013 makes the impact on four issues, they arethe learning models of thematic-integrated, scientific approach, active strategies, and authentic assessment. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Imam Machali on Oct 28, 2016 Content may be subject to may be subject to copyright. 71Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435Abstract This article is intended to express the basis of policy changes in curriculum 2013, the elements of changes, and the implications of changes in the 2013 curriculum learning system. The results show that the policy of the 2013 curriculum change is based on internal and external challenges that are faced by some Indonesianpeople in order to prepare for thier future generation that are much more productive, creative, innovative and affective. Curriculum policy in 2013 is intended to fulfill some existing shortcomings that are in the previous curriculum. Curriculum 2013 is compiled to develope and to strengthen attitudes, knowledge, and skills in a balanced change of policy in 2013 regarding the four elements of curriculum changes are on Competency Standards SKL, Content Standard SI, Standard Process, and Assessment Standards. Furthermore, the learning system of curriculum policy changes in 2013 makes the impact on four issues, they arethe learning models of thematic-integrated, scientific approach, active strategies, and authentic assessment. Keywords Curriculum 2013, Thematic, Scientific, AuthenticAbstrakArtikel ini dimaksudkan untuk mengungkap dasar kebijakan perubahan kurikulum 2013, elemen-elemen perubahan, dan implikasi perubahan kurikulum 2013 dalam sistem pembelajaran. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebijakan perubahan kurikulum 2013 didasarkan pada tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam rangka menyiapkan generasi yang produktif, Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Imam MachaliFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakartae-mail Pendidikan Islam Volume IIII, Nomor 1, Juni 2014/1435DOI Diterima 19 Februari 2014 Direvisi 20 Maret 2014 Disetujui 30 April 2014 72 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435kreatif, inovatif dan afektif. Kebijakan kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 disusun dengan mengembangkan dan memperkuat sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Perubahan kebijakan 2013 menyangkut empat elemen perubahan kurikulum yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Sistem pembelajaran perubahan kebijakan kurikulum 2013 berdampak pada empat hal, yaitu model pembelajaran berupa tematik-integratif, pendekatan saintifik, strategi aktif, dan penilaian KunciKurikulum 2013, Tematik, Saintifik, OtentikPendahuluan Sejak Indonesia merdeka, pendidikan telah mengalami berbagai perubahan dan perbaikan kebijakan kurikulum. Dalam sejarah kurikulum di Indonesia paling tidak telah mengalami sebelas kali dinamika perubahan. Dimulai dari masa prakemerdekaan dengan bentuk yang sangat sederhana, dan masa kemerdekaan yang terus menerus disempurnakan yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan tahun 2013. Berbagai kebijakan perubahan kurikulum tersebut didasarkan pada hasil analisis, evaluasi, prediksi dan berbagai tantangan yang dihadapi baik internal maupun eksternal yang terus berubah. Dalam konteks ini kurikulum sebagai produk kebijakan bersifat dinamis, kontekstual, dan relatif. Dinamis sebab terus berkembang dan disesuaikan dengan perkembangan zaman serta terbuka terhadap kritik. Kontekstual karena sangat dibutuhkan dan didasarkan pada konteks zamannya, dan relatif sebab kebijakan kurikulum yang dihasilkan dipandang bagus atau sempurna pada zamannya, dan akan menjadi tidak relevan pada zaman-zaman berikutnya. Oleh karenanya prinsip dasar dalam kebijakan kurikulum adalah change and continuity yaitu perubahan yang dilakukan secara terus menerus. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan wujud dari prinsip dasar kurikulum change and continuitytersebut, yaitu hasil dari kajian, evaluasi, kritik, respon, prediksi, dan berbagai tantangan yang dihadapi. Kurikulum 2013 diyakini sebagai kebijakan strategis dalam menyiapkan dan menghadapi tantangan dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Kebijakan kurikulum 2013 akan mampu memerankan fungsi penyesuaian the adjusted or adaptive function,yaitu kurikulum yang mampu mengarahkan peserta didiknya mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang terus berubah. Kurikulum 2013 mengintegrasikan tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dalam implementasinya 73Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435terangkum dalam Kompetensi Inti 1 KI-1 berupa sikap spiritual, Kompetensi Inti 2 KI-2 berupasikap sosial, Kompetensi Inti 3 KI-3berupa pengetahuan, dan Kompetensi Inti 4 KI-4 berupa ini ini berusaha mengungkap dasar kebijakan perubahan kurikulum 2013, elemen-elemen perubahan, dan implikasi perubahan kurikulum 2013 dalam sistem pembelajaran yang meliputi model pembelajaran, pendekatan, strategi, dan penilaian yang digunakan. Lebih lanjut artikel ini mengungkapkan kebijakan perubahan kurikulum 2013 dalam rangka menyiapkan generasi yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif pada 100 tahun Indonesia merdeka yaitu tahun 2045 yang sering disebut dengan tahun “Indonesia Emas”.Kurikulum Kurikulum curriculum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti berlari dan currere yang artinya tempat Dalam bahasa Latin ”curriculum” semula berarti a running course, or race course, especially a chariot race course dan terdapat pula dalam bahasa Prancis ”courier” artinya ”to run,berlari”. Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “courses” atau matapelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau Dalam bahasa Arab, kurikulum diartikan dengan manhaj, yakni jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan dan kemudian diterapkan dalam bidang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menjelaskan kurikulum sebagai sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan. Istilah kurikulum mempunyai pengertian yang cukup beragam mulai dari pengertian yang sempit hingga yang sangat luas. Pengertian kurikulum secara sempit seperti yang dikemukakan oleh William B. Ragan yang dikutip oleh Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto ”Traditionally, the curriculum has meant the Subject taugth in school, or course of study”.4Senada dengan definisi ini, Carter V. Good menyatakan ”Curriculum as a systematic group of courses or sequences of subject required for graduation or certification in a major field of sudy, for example, social studies 1 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2007, hal. S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung PT Citra Aditya Bakti, 2003, hal. Rahmat Raharjo, Pengembangan & Inovasi Kurikulum, Yogyakarta Baituna Publishing, 2012, Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta Bina Aksara, 1986, hlm. 12. 74 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435curriculum, physical education curriculum...”.5Ronald C. Doll mendefinisikan “The curriculum of the school is the formal and informal content and process by which learner gain knowledgeunderstanding develop skiils and alter attitude appreciations and values under the auspice of that school”.6 Beberapa pengertian kurikulum ini merupakan pengertian yang sempit dan tradisional. Di sini, kurikulum sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru atau sekolah kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah atau sertifikat. Pengertian kurikulum yang sangat luas dikemukakan oleh Hollis L. Caswell dan Doak S. Campbell yang memandang kurikulum bukan sebagai sekelompok mata pelajaran, tetapi kurikulum merupakan semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik di bawah bimbingan para guru “curriculum not as a group of courses but as all the experiences children have under the guidance of teachers”.7 Sejalan dengan pengertian ini, J. Galen Saylor, William M. Alexander dan Arthur J. Lewis juga mengungkapkan pengertian kurikulum yang dikutip oleh Peter F. Oliva “We definecurriculum as a plan for providing sets of learning opportunities for persons to be educated”.8Demikian pula Harold B, Albertycs memandang kurikulum sebagai all of the activities that are provided for students by the Lebih lanjut Alice Miel mengemukakan sebagaimana yang dikutip Nasution bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang yang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia—termasukpenjaga sekolah, pegawai administrasi, dan orang lainnya yang ada hubungannya dengan Pengertian kurikulum sebagaimana di atas mencakup semua pengalaman yang diharapkan dikuasai peserta didik di bawah bimbingan para guru. Pengalaman ini bisa bersifat intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler, baik pengalaman di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurikulum mencakup pengertian yang sangat luas meliputi apayang disebut dengan kurikulum potensial, kurikulum aktual, dan kurikulum tersembunyi atau hidden currilum. Kurikulum tersembunyi adalah hal atau kegiatan yang terjadi di sekolah dan ikut mempengaruhi perkembangan peserta didik, namun tidak diprogramkan dalam kurikulum pengertian lain kurikulum tersembunyi adalah hasil; 5 Carter V. Good, ed., Dictionary of Education, Third edition, New York McGraw-Hill, 1973, hlm. Ronald C. Doll, Curriculum Improvemet Decision Making And Process, Boston Nallyn Bacon, 1996, hlm. Peter F. Oliva, Developing the Curriculum, New York HarperCollins Publisher, 1992, p. 68 Peter F. Oliva, Developing the Curriculum…, p. 6 lihat juga S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung PT Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 49 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum,…hlm. 510 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum,…hlm. 6 75Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435dari suatu proses pendidikan yang tidak direncanakan. Artinya, perilaku yang muncul dari luar tujuan yang dideskripsikan oleh Terdapat tiga hal dalam pembahasan kurikulum dan pengembangannya yaitu pertama kurikulum sebagai rencana as a plan yang menjadi pedoman guideline dalam mencapai tujuan yang akandicapai. Kedua, kurikulum sebagai materi atau isi curriculum as a contentyang akan disampaikan kepada peserta didik, dan ketiga,dengan cara apa dan bagaimana kurikulum disampaikan. Ketiga hal tersebut adalah satu kesatuan dan bersinergi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum dapat difahami sebagai sebuah proses peyusunan rencana tentang isi atau materi pelajaran yang harus dipelajari dan bagimana cara mempelajarinya. Dalam hal ini pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang terus menerus continu, dinamisdynamic, dan kontekstualcontextual.12Kaleidoskop Kebijakan Kurikulum di Indonesia Kebijakan kurikulum di Indonesia secara sederhana dapat dipetakan menjadi tiga bagian yaitu masa prakemerdekaan, kemerdekaan, dan reformasi. Berikut ini adalah kaleidoskop kebijakan kurikulum di Indonesia dari masa pra kemerdekaan dimana pada masa ini sekolah sudah mulai dikenalkan meski masih sangat terbatas,sampai pada masa reformasi. 1. Kebijakan Kurikulum Pendidikan Masa Pra Kemerdekaan Kebijakan pendidikan pada masa pra kemerdekaan dipengaruhi oleh kolonialisme, dimana kebijakan dan praktik pendidikan dikelola dan dikendalikan oleh penjajah. Tujuannya adalah mendukung dan memperkuat kepentingan kekuasaan penjajah, dan menjadikan pribumi sebagai abdi memenuhi kebutuhan pegawai dalam pengembangan usaha melalui kerja paksa, penjajah membutuhkan pegawai rendahan yang dapat membaca dan menulis. Oleh karena itu, penjajah membentuklembaga-lembaga pendidikan yang hanya diperuntukkan bagi kalangan terbatas, yaitu anak-anak golongan ningrat yang selanjutnya diproyeksikan sebagai pegawai rendahan. Terdapat dua bentuk kebijakan pendidikan pada masa kolonial ini yaitu. Pertama, kebijakan Sekolah Kelas Dua yang diperuntukkan bagi anak pribumi dengan lama pendidikan 3 tahun. Kurikulum yang diajarkan 11 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Kencana, 2008, hlm. 2512 Imam Machali, Kurikulum Dimensi Kecerdasan Majemuk Multiple Intellegences dalam Kurikulum 2013,Insania, 19 1 Juni 2014 5 76 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435meliputi berhitung, menulis dan membaca. Kedua, kebijakan Sekolah Kelas Satu yang diperuntukkan bagi anak pegawai pemerintah Hindia Belanda. Lama pendidikannya 4 tahun, kemudian 5 tahun dan terakhir 7 tahun. Kurikulum yang diajarkan meliputi ilmu bumi, sejarah, dan ilmu Pada jenjang pendidikan menengah didirikan Gymnasium yang siswanya hanya golongan ningrat. Masa belajar pendidikan ini berlangsung selama 3 tahun. Mata pelajaran yang diajarkan meliputi Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, Ilmu Hitung, Aljabar, Ilmu Ukur, Ilmu Alam atau Kimia, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah dan Tata Buku. Kemudian model pendidikan Gymnasiumberubah menjadi MULO Meer Uifgebried Order Wijs yang lama pendidikannya 4 tahun. Sedangkan untuk jenjang atau tingkatan atas, Belanda mendirikan AMS Algemene Midelbare School. Lama pendidikan ini berlangsung selama 3 tahun yang terbagi pada bagian A dan B. Bagian A spesifikasinya adalah ilmu kebudayaan yaitu kesusatraan timur dan kesusatraan klasik barat. Sedangkan bagian B spesifikasi pelajarannya adalah ilmu pengetahuan kealaman yang meliputi ilmu pasti dan ilmu alam. Ketika kolonialisme beralih dari Belanda ke Jepang, maka kebijakan-kebijakan pendidikan yang dibentuk oleh kolonial Belanda diganti dengan model pendidikan berciri khas Jepang. Kebijakan kolonial Jepang adalah pada pendidikan tingkat rendah, Jepang menggantinya dengan sebutan Kokumin Gako dengan lama pendidikan 6 tahun. Kebijakan kurikulum pendidikannya lebih menitik beratkan pada olahraga kemiliteran yang bertujuan untuk membantu pertahanan Kebijakan Kurikulum Pendidikan Pasca Kemerdekaan Kebijakan kurikulum pendidikan pada masa pasca kemerdekaan, dibatasi sampa pada masa reformasi yang dimulai pada tahun 1998. Reformasi membawa dampak yang luar biasa bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 beserta turunan perundang-udangannya. Kebijakan kurikulum pendidikan pasca kemerdekaan dimulai pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, dan 1994. 13 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2007, hlm. Ibid..., hlm. 18. 77Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435a Kurikulum 1947 Awal terbentuknya kurikulum 1947, namanya adalah Rencana Pembelajaran 1947 atau dikenal dengan sebutan leer Yang menjadi ciri utama pada kebijaka kurikulum 1947 ini adalah kurikulum ini lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Pada masa tersebut, siswa lebih diarahkan tentang cara bersosialisasi dengan masyarakat. Aspek afektif dan psikomotorik lebih ditekankan dengan pengadaan pelajaran kesenian dan pendidikan jasmani. Penekanannya adalah menumbuhkan kesadaran bela Kurikulum 1952 Kebijakan kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kebijakan kurikulum ini merupakan lanjutan dari hasil kajian Panitia Penyelidik Pengajaran sebelumnya, dan hasil dari Jawatan Pengajaran di Surakarta yang telah menyusun rencana pelajaran terurai pada tahun 1947 namun belum sempat dilaksanakan dan baru dapat dikemukakan lagi sebagai rencana pelajaran terurai pada tahun 1952. Rencana pelajaran terurai ini merupakan respond dan hasil penyesuaian dengan UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Pendidikan dan yang paling menonjol dari kurikulum 1952 adalah setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Pada masa ini, kebutuhan peserta didik akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran lebih dirincikan. Namun, peserta didik masih diposisikan sebagai obyek, karena guru menjadi subyek sentral dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Guru menentukan apa saja yang akan diperoleh siswa di kelas, dan guru pula yang menentukan standar-standar keberhasilan siswa dalam proses Kurikulum 1964 Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini, kebijakan yang diambil 15 Leer plan adalah istilah dalam bahasa belanda artinya rencana pembelajaran. Lihat Kunandar, Implementasi Kurikulum KTSP, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum..., hlm. Tilaar, 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945 – 1995, Jakarta, Grasindo, 1995, hlm. 25418 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum..., hlm. 33. 78 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435adalah bernama Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pantja Wardhana Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan Pantja Wardhana sebagai sistem pendidikan adalah 1 perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional internasional/keagamaan, 2 perkembangan kecerdasan, 3 perkembangan emosional artistic atau rasa keharuan dan keindahan lahir batin, 4 perkembangan keprigelan atau kerajinan tangan, dan 5 perkembangan Kurikulum 1968 Kebijakan kurikulum 1968 merubah struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. e Kurikulum 1975 Kebijakan kurikulum 1975 menekankan pada tujuan pendidikan yang lebih efektif dan efisien. Pada kurikulum ini, peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar berlangsung. setiap guru harus secara detail merencanakan pelaksanaan program belajar mengajar. Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan Kurikulum 1984 Kebijakan kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Kurikulum 1984 ini lahir sebagai perbaikan dari kurikulum sebelumnya kurikulum 1975. Kurikulum 1984 mempunyai ciri-ciri 1 berorientasi pata tujuan pembelajaran intruksional, 2 pendekatan 19 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung Rosda, 2013, hlm. 420 Lihat, intruksi Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Nomor 2 Panca Wardhana/Hari Krida Tahun 1961. Lihat juga Tilaar, 50 Tahun… hlm. 25621 Kunandar, Implementasi Kurikulum..., hlm. 87 79Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435pembelajaranya menggunakan model pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif CBSA atau Student Active Learing SAL, 3 materi pembelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral, 4 menenamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, 5 Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, 6 menggunakan pendekatan ketrampilan proses process skill approach.22 Karena sifatnya yang senralistik, kurangnya sosialisasi dan minimnya daya dukung implementasi kurikulum maka banyak sekolah yang kurang mampu menterjemahkan, dan menerapkan CBSA, sehingga pad akhirnya banyak penolakan terhadap kurikulum Kurikulum 1994 Kebijakan terhadap kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan Kurikulum ini menekankan pada prinsipLink and Match pada sekolah kejuruan seperti STM Sekolah Teknik Menengah. Link and Match adalah prinsip tentang pentingnya keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja atau industri. Sekolah harus mampu menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang terampil yang dibutuhkan oleh industri. Sebaliknya dunia industri juga harus bersinergi dengan lembaga-lembaga pendidikan. Pada akhirnya kurikulum ini banyak dikritik karena pendidikan menjadi kepanjangan tangan dari proses industrialisasi dan tidak memanusiakan manusia dehumanisasi.3. Kebijakan KurikulumMasa Reformasi Reformasi membawa dampak besar bagi perkembangan pendidikan nasional. Dengan UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 menjadi babak baru bagi sistem pendidikan nasional. Kebijakan-kebijakan pendidikan pun dikeluarkan sebagai amanat undang-undang. Sampai saat ini, kebijakan terkait dengan kurikulum pendidikan pada masa reformasi dapat dipetakan menjadi tiga bagian yaitu kebijakan kurikulum 2004 berupa Kurikulum Berbasis Kometensi KBK, kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum 22 holeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru…hlm. 9-10. Kunandar, Implementasi Kurikulum..., hlm. 88. 80 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, dan kurikulum 2013. Berbagai perubahan tersebut merupakan bentuk respon dan perkembangan terhadap berbagai perubahan yang dihadapi baik dalam sistem sosial, politik, budaya, ekonomi, dan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara singkat kebijakan dan bentuk perubahan-perubahan kurikulum masa reformasi adalah sebagai berikuta Kurikulum 2004 KBK Kebijakan kurikukum 2004 dikenal dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan. Diantara karakteristik utama KBK yaitu menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi. Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa, Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat Kurikulum 2006 KTSP Kebijakan kurikulum 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Ciri yang paling menonjol adalah guru diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan Karangka Dasar KD, Standar Kompetensi Lulusan SKL, dan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan KTSP meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerahnya. 81Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435 Dinamika perubahan kebijakan kurikulum diIndonesia secara diangramatik dapat di gambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Dinamika perubahan kebijakan kurikulum di Indonesia Pra Kemerdekaan, Paca Kemerdekaan dan ReformasiKebijakan Kurikulum 2013 Kurikulum memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dan strategis. Meskipun bukan satu-satunya faktor utama keberhasilan proses pendidikan, kurikulum menjadi petunjuk dan arah terhadap keberhasilan pendidikan. Kurikulum menjadi penuntun guidepara pelaksana pendidikan—pendidik, tenaga kependidikan—untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dalam mengembangkan dan menjabarkan berbagai materi dan perangkat pembelajan. Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan yang baik adalah yang mampu memahami kurikulum dan mengimplementasikannya pada proses pembelajaran. Namun demikian, perubahan, pengembangan, dan perbaikan terus dilakukan seiring dengan tututan dan perubahan zaman dalam berbagai aspek kehidupan—globalisasi. Pergulatan perubahan kurikulum sangat nampak pada tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, yang menuai berbagai dikritik karena dinilai terlalu banyak mata pelajaran dan terlalu padat materi. Padatnya kurikulum berdampak pada padatnya informasi dalam buku teks. Pada tahun 1975, pembaruan kurikulum didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat itu, sehingga pembaruan tersebut menghasilkan kurikulum 1975 yang sangat sarat beban dan sarat muatan, bahan-bahan yang berat dan sangat berorientasi pada sasaran hasil. Hal ini dipengaruhi oleh paradigma kerangka instruksional, yang sangat mendasarkan diri pada sasaran, instruksi dan evaluasi. Pembaharuan Kurikulum tahun 1984 berusaha 82 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435menyederhanakan itu semua. Pembaruan tahun 1994 memadukan teknologi melalui pemecahan masalah, berfikir kritis, dan keterampilan bertanya dalam praktik di Koreksi, evaluasi dan kritik terhadap kurikulum 1994 terus dilakukan. Kemudian pemerintah melakukan pembaruan dengan diberlakukannya kurikulum 2004 yang diharapkan sebagai kurikulum yang menerapkan kompetensi sebagai tujuan akhir pembelajaran. Kurikulum 2004 kemudian dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi Competence Based Curriculum atau Belum lagi KBK diterapkan secara menyeluruh, muncul kemudian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang merupakan penyempurnaan kurikulum KBK yang dianggap lebih mampu menjawab tantangan yang lebih jelas dan memberikan muatan lokal kepada daerah atau lembaga pendidikan. Walaupun perubahan dan pembaruan kurikulum terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur yang berkompeten, kritik dan berbagai keluhan terus diarahkan terhadap pemerintah—Kemendikbud—sebagai lembaga penanggungjawab bidang pendidikan nasional. KTSP dinilai masih memberatkan pada peserta didik, baik dari substansi maupun metodologinya. Pelajaran yang diterapkan di satuan pendidikan terutama di jenjang pendidikan dasar, terlalu padat dan tumpang tindih. Berdasarkan hasil kajian, penelitian, dan evaluasi menyeluruh kemudian KTSP disempurnakan dalam kurikulum 2013. Kehadiran kurikulum 2013 diharapkan mampu melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 disusun dengan mengembangkan dan memperkuat sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Penekanan pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial sesuai dengan kerakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan akan menumbuhkan budaya keagamaan religious culture di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013, hlm. 124 Kompetensi secara bahasa berasal dari kata “competence” yang berarti “kecakapan”, “kemampuan”, “keahlian”. Spencer mendefinisikan kompetensi sebagai Competency is an underlying characteristic of an individual that is causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance ion a job or situation. Tiga kata kunci dalam definisi tersebut yaitu underlying characteristic, causally related, dan criterion-referenced. Underlying characteristic means the competency is a fairly deep and enduring part of a person’s personality and can predict behavior in a wide variety of situations and job tasks. Causally related means that a competence causes or predicts behavior and performance. Dan criterion-referenced means that competency actually predicts who does something well or poorly, as measured on a specific criterion or standard. Dalam sebuah kompetensi, menurut spencer setidaknya mempunyai lima krakteristik yaitu motif, traits, konsep diri self-concept, pengetahuan knowledge dan keterampilan skill. Lihat Lyle M. Spencer, Competence at Work Models for Superior Performance, Canada John wiley & Son, Inc, 1993, hlm. 9 83Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435 Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung Oleh karenanya Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penting diajarakan dalam rangka untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial, sebagaimana tujuan pendidikan nasional tersebut. Perubahan Kurikulum 2013 merupakan wujud pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya—kurikulum KTSP tahun 2006—yang dalam implementasinya dijumpai beberapa masalah yaitu 1 Konten kurikulum terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak, 2 Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, 3 Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, 4 Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan—misalnyapendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan—belum terakomodasi di dalam kurikulum, 5 Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, 6 Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. 7 Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi proses dan hasil dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala, dan 8 Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multitafsir. Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 ini adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Oleh karena itu, implementasi Kurikulum 2013 diyakini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan dan menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Dalam 25 UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 84 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435menghadapi tuntutan perkembangan zaman, diperlukan adanya penyempurnaan pola dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Di samping itu, penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar perlu pula mendapatkan perhatian agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang akan dihasilkan. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Tantangan internal lainnya adalah terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Terkait dengan perkembangan penduduk, saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif—15-64 tahun—lebihbanyak dari usia tidak produktif—anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas. Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Pada tahun 2020-2035 Sumber Daya Manusia SDM Indonesia usia produktif akan SDM yang melimpah ini apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena yang mengemuka. Tantangan masa depan antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Di era globalisasi juga akan terjadi perubahan-perubahan yang cepat. Dunia akan semakin transparan, terasa sempit, dan seakan tanpa batas. Hubungan komunikasi, informasi, dan transportasi menjadikan satu sama lain 26 PadaTahun 2013 Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 inidisempurnakanmenjadi PP nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Proyeksi demografis Badan Pusat Statistik dan Statistik PBB 85Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435menjadi dekat sebagai akibat dari revolusi dan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi juga akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di WTO, ASEAN Community, APEC, dan AFTA. Tantangan masa depan juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi pada dunia pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi Internasional28dan PISA Program for International Student Assessment29menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA yang hanya menduduki peringkat empat besar dari bawah. Penyebab capaian ini antara lain adalah karena banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. Kompetensi masa depan yang diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi antara lain berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga Negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Disamping itu, generasi Indonesia juga harus memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Dilihat dari persepsi masyarakat, pendidikan di Indonesia saat ini dinilai terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif dan beban siswa dianggap terlalu berat. Selain itu pendidikan juga dinilai kurang bermuatan karakter. Penyelenggaraan pendidikan juga perlu memperhatikan perkembangan pengetahuan yang terkait dengan perkembangan neurologi dan psikologi serta perkembangan pedagogi yang terkait dengan observation-baseddiscoverylearning serta collaborative learning. Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena disharmoni yang mengemuka antara lain terkait 28 Studi-studi Internasional yang diikuti diataranya adalah TIMSS Trends in International Mathematics and Science Study, dan PIRLS Progress in International Reading Literacy Study. Gabungan antara TIMSS dan PIRLS adalah ujian dalam PISA The Programme for International Student Assessment.29 PISA The Programme for International Student Assessment adalah studi yang dikembangkan oleh beberapa negara maju di dunia yang tergabung dalam the Organisation for Economic Cooperation and Development OECD yang berkedudukan di Paris, Prancis. Fokus utama PISA adalah penilaian matematika, sains, dan literasi membaca pada program pendidikan siswa berusia 15 tahun. Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA ini sejak tahun 2001. Lihat OECD, PISA 2012 Results in Focus, What 15-year-olds know and what they can do with what they know, Paris OECD, 2014, hlm. 3 86 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435dengan masalah perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat social unrest.Urgensi Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 Penjelasan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pada Bagian konsideran dijelaskan bahwa pentingnya dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan, dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional ini adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Pada pasal 35 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengatur bahwa “Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah disepakati.”30 Selain hal tersebut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga menggariskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat 19 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perubahan Kurikulum 2013 merupakan wujud pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya—kurikulum KTSP tahun 2006—yang dalam kajian implementasinya dijumpai beberapa masalah. Kurikulum 2013 menitikberatkan pada penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan 30 UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 BAB IX, Pasal 35, ayat 2, dan juga lihat pada penjelsan pasal demi pasal. 31 UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 BAB I, Pasal 1, ayat 1 87Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435apa yang dihasilkan. Atas dasar tersebut, penyempurnaan dan implementasi Kurikulum 2013 diyakini sebagai langkah strategis dalam menyiapkan dan menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Dalam kerangka inilah kurikulum 2013 memerankan fungsi penyesuaian the adjusted or adaptive function yaitu kurikulum yang mampu mengarahkan peserta didiknya mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang terus berubah. Kurikulum 2013 mengintegrasikan tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang dalam implementasinya terangkum dalam KI-1 sikap spiritual, KI-2 sikap sosial, KI-3 pengetahuan, dan KI-4 ketrampilan.Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Perubahan Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 menyangkut empat elemen perubahan kurikulum32yaitu pertama Standar Kompetensi Lulusan SKL, yaitu Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hards skills dengan mengasah 3 aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan Isi SI, yaitu pada perubahan SI dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama dilakukan melalui pendekatan mata Proses, yaituyang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, pada kurikulum 2013 dilengkapi dengan pendekatan scientificyaitu mengamati observing, menanya questioning,mengeksplorasieksploring, mengasosiasi associating,dan mengkomunikasikancommunicating. Proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas saja, tetapi juga di lingkungan sekolah, alam, dan masyarakat. Posisi guru bukan satu-satunya sumber belajar, dan pembelajaran dimensi sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan yang dilakukan adalah berbasis kompetensi yaitu pergeseran dari penilaian melalui tes—mengukurkompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja—menuju penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan model penilaian PAP Penilaian Acuan Patokan yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal maksimal. Dan mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013, hlm. 11-12 88 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435Implikasi Perubahan Kurikulum 2013 Dalam Sistem Pembelajaran Perubahan kurikulum 2013 membawa implikasi pada sistem pembelajaran yang dilakukan. Implikasi perubahan kurikulum 2013 tersebut meliputi empat hal yaitu model pembelajaran berupa tematik-integratif, pendekatan saintifik, strategi aktif, dan penilaian autentik. Pertama model pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 untuk kelas I, II, dan III adalah model pembelajaran tematik terpadu. Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Kemudian pada kelas IV, V, dan VI mata pelajaran mulai terpisah. Hal ini didasarkan pada teori dan pandangan bahwa secara psikologis peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI. Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaranyaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, BahasaIndonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan yang disajikan secara terpadu dengan tema sebagaipemersatu. Akan tetapi untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, pembelajaran tematik terpadu didesain dalam satu lingkup satu agama saja, dan buka mengintegrasi berbagai tema berbagai Kemendikbud, Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran tematik, Jakarta Kemendikbud, 2013, hlm. 3. Lihat juga, Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung Rosda, 2014, hlm. 8034 Hal ini didasarkan pada keyakinan, pandangan, dan ajaran yang berbeda antar agama-agama. Sehingga tidak memungkinkan mengintegrasikan berbagai agama dalam satu tema. Yang memungkinkan adalah satu agama diintegrasikan tematik-terpadu dalam satu mata pelajaran. 89Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435 Keduapendekatan saintifikscientific approach.Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang dilakukan agar peserta didik secara aktif mampu menyusun konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik simpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan mengaktifkan dan menumbuhkan kratifitas peserta didik. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian Dyers, et al36yang menunjukkan bahwa bahwa 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Sebaliknya untuk kemampuan kecerdasan berlaku bahwa 1/3 kemampuan kecerdasan diperoleh dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Artinya kita tidak dapat berbuat banyak untuk meningkatkan kecerdasan seseorang tetapi kita memiliki banyak kesempatan untuk meningkatkan kreativitas seseorang. Selanjutnya dalam penelitiannya Dyers menemukan bahwa pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan hanya peningkatan 50% dibandingkan yang berbasis kreativitas sampai 200%. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran diyakini dapat membentuk kreatifitas peserta didik. Proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tersebut meliputi lima tahap yaitu mengamati observing, menanya questioning, mengumpulkan informasi explore atau mencoba experimenting, mengasosiasi associating, dan mengkomunikasikan communicating Ketiga strategi pembelajaran aktif. Permendikbud nomor 81A Tahun 201337 memberikan pedoman bahwa strategi pembelajaran kurikulum 2013 diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. Sehingga menumbuhkan kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat mencapai kualitas tersebut maka kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang 1 berpusat pada peserta didik, 2 mengembangkan kreativitas peserta didik, 3 menciptakan 35 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran PAI, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013, hlm. 736 Dyers, et al. Innovators DNA Mastering the Five Skills of Disruptive Innovators, Harvard Business Review, 2011. Lihat juga Suryo Widodo, Variabel-Variabel Tersembunyi Dalam Guru Matematika Kreatif,Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 9 November 2013 Yogyakarta FMIPA UNY, 2013, hlm. 58737 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A Tahun 2013 Tentang tentang Implemetasi Kurikulum, Lampiran IV, hlm. 3-4 90 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435kondisi menyenangkan dan menantang, 4 bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan 5 menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”. Keempat penilaian otentik38. Otentik atau autentik berarti dapat dipercaya,asli, nyata, valid, atau reliabel. Sedangkan penilaian otentik berarti penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Peilaian otentik menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik—kompetensiutuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta otentik menggunakan berbagai cara dan kriteria secara holistik yaitu kompetensi utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Proses penilaian otentik mengungkapkan kinerja siswa yang mencerminkan bagaimana peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang terkait dengan aktivitas pembelajaran. Penilaian ini memerlukan waktu yang lebih lama ketika mengumpulkan informasi, akan tetapi akan dapat mengungkap kompetensi peserta didik yang sebenarnya, hal ini berbeda dengan penilaian tradisional yang 38 Mengenai standar penilaian pendidikan diatur dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan 91Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435dilakukan dalam waktu singkat. Penilaian otentik memiliki cakupan pertanyaan yang luas, dan derajat validitas dan reliabilitas lebih autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Simpulan Kebijakan kurikulum 2013 dimaksudkan untuk melengkapi dan menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 disusun dengan mengembangkan dan memperkuat sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Penekanan pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial sesuai dengan kerakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagaimana amanat tujuan pendidikan nasional mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perubahan kebijakan 2013 menyangkut empat elemen perubahan kurikulum yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan SKL, Standar Isi SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Sedangkan perubahan kebijakan kurikulum 2013 berdampak pada empat hal yaitu model pembelajaran berupa tematik-integratif, pendekatan saintifik, strategi aktif, dan penilaian autentik. Perubahan kebijakan tersebut dalam rangka menyiapkan generasi masa depan Indonesia yang kreatif, innovatif, produktif, dan afektif yang mampu membawa bangsa Indonesia maju dan berperadapan di masa yang akan datang. 92 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435RujukanAzwar, Saifuddin. Pengantar Psikologi Intelligensi, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1996Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Umum Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran PAI, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013Doll, Ronald C. Curriculum Improvemet Decision Making And Process, Boston Nallyn Bacon, 1996Dyers, et al. Innovators DNA Mastering the Five Skills of Disruptive Innovators, Harvard Business Review, 2011. Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung Rosda, 2013Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2007Intruksi Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Nomor 2 Pancawardhana/Hari Krida Tahun 1961Kemendikbud, Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran tematik,Jakarta Kemendikbud, 2013Kunandar, Implementasi Kurikulum KTSP, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2007Machali, Imam. Kurikulum Dimensi Kecerdasan Majemuk Multiple Intellegences dalam Kurikulum 2013,Insania, 19 1 Juni 2014Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu, Bandung Rosda, 2014Nasution, S. Pengembangan Kurikulum, Bandung PT Citra Aditya Bakti, 2003OECD. Learning for tomorrow’s world First results from PISA 2003. Paris, France OECD, 2004Oliva, Peter F. Developing the Curriculum, New York HarperCollins Publisher, 1992 93Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 81A tentang Implementasi Kurikulum, 2013Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Proses Pendidikan Dasar dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian PendidikanPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional PendidikanPISA 2012 Results. Volume I, What Students Know and Can Do Student Performance in Mathematics, Reading and Science, summarises the performance of students in PISA 2012 Results. Volume II, Excellence through Equity Giving Every Student the Chance to Succeed, defines and measures equity in education and analyses how equity in education has evolved across countries between 2003 and 2012 Results. Volume III, Ready to Learn Students’ Engagement, Drive and Self-Beliefs, explores students’ engagement with and at school, their drive and motivation to succeed, and the beliefs they hold about themselves as mathematics 2012 Results. Volume IV, What Makes Schools Successful? Resources, Policies and Practices, examines how student performance is associated with various characteristics of individual schools and school 2012 Results. Volume V, Creative Problem Solving Students’ Skills in Tackling Real-Life Problems, presents student performance in the PISA 2012 assessment 94 Imam Machali Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Jurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435of problem solving, which measures students’ capacity to respond to non-routine 2012 Results. Volume VI, Students and Money Financial Literacy Skills for the 21st Century, examines students’ performance in financial literacy and their experience with Rahmat. Pengembangan & Inovasi Kurikulum, Yogyakarta Baituna Publishing, 2012Soetopo, Hendyat. dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta Bina Aksara, 1986Spencer, Lyle M. Competence at Work Models for Superior Performance, Canada John wiley & Son, Inc, 1993Supamo, Intelligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah Cara Menerapkan Teori Multiple Intelegences Howard Gardner, Yogyakarta Kanisius, 2008. Supamo, Perkembangan Kognitif Jean Piaget, Yogyakarta Kanisius, 2007. Tilaar, 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945 – 1995, Jakarta, Grasindo, 1995Widodo, Suryo, Variabel-Variabel Tersembunyi Dalam Guru Matematika Kreatif, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 9 November 2013, Yogyakarta FMIPA UNY, 2013Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajara, Jakarta Kencana, 2008 ... Kurikulum di Indonesia mengalami dinamika perubahan yang luar biasa dan hal ini didasarkan pada hasil analisis, evaluasi, prediksi, dan berbagai tantangan yang dihadapi baik internal maupun eksternal yang terus berubah. Kurikulum 2013 diyakini sebagai kebijakan strategis dalam menyiapkan dan menghadapi tantangan dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan yaitu dalam rangka menyiapkan generasi yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif pada 100 tahun Indonesia merdeka tepatnya pada tahun 2045 yang sering disebut tahun "Indonesia Emas" Machali, 2014. ...Qo'im Rohmawati Joko SiswantoFenny RoshayantiPembelajaran materi konsep Dinamika Rotasi diberikan pada peserta didik kelas XI MIPA Semester 1 umumnya diberikan secara konvensional dampaknya menimbulkan rasa bosan kepada peserta didik, sehingga keingintahuan peserta didik sulit dirangsang. Telah dilakukan penelitian Efektiviitas Pembelajaran Konsep Dinamika Rotasi Berorientasi Education for Suistainable Development ESD Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan model pembelajaran dan perangkat pembelajaran Fisika dengan berorientasi ESD. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan R&D, yang disederhanakan menjadi tiga Langkah meliputi pendahuluan, pengembangan, dan implementasi. Teknik analisis data berupa analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan praktis dan efektif perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdapat kebaruan yaitu masuknya unsur pembangunan berkelanjutan suistainability untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Hasil angket respon peserta didik reratanya adalah 92,34% dengan kategori sangat baik dan rekapitulasi skor N-Gain pada kelas eksperimen menunjukkan adanya peningkatan kemampuan keterampilan berpikir kreatif berkategori sedang dengan skor rerata 0,46. Berdasarkan hasil tersebut maka pembelajaran konsep dinamika rotasi berorientasi ESD untu melatihkan keterampilan berpikir kreatif praktis dan efektif digunakan, sehingga layak digunakan di lapangan karena dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik.... Dimensi pengetahuan tersebut terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia Annafi et al., 2015.Model pembelajaran yang bisa membangun keterampilan abad 21 pada peserta didik sesuai dengan kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis proyek atau PjBL Project Based Learning Machali, 1970. ...Risani Baiti AkmalSyamsi AiniPenelitian pengembangan ini telah dihasilkan bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik LKPD terintegrasi STEAM-PjBL pada materi Termokimia. Hasil pengembangan bahan ajar yang telah dirancang dilakukan pengujian validitas dan praktikalitas untuk memenuhi syarat suatu LKPD. Penelitian pengembangan LKPD ini menggunakan metode R&D Research and Development yaitu penelitian dan pengembangan, dengan model 4-D. Model 4-D ini memiliki 4 tahap, yaitu 1 define, 2 design, 3 develop dan 4 disseminate. Tahapan pengembangan ini hanya dilaksanakan hingga tahap develop. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket validasi terdiri dari angket validasi isi dan konstruk serta angket praktikalitas. Validasi dilakukan oleh 5 orang validator, terdiri dari dosen kimia FMIPA UNP sebanyak 3 orang, dosen teknik FT UNP 1 orang dan 1 orang guru kimia SMA. Pengujian praktikalitas dilakukan oleh 2 orang guru kimia SMA dan peserta didik kelas XI dari SMAN 13 Padang. Pengujian terhadap LKPD ini akan dihasilkan data yang akan dianalisis menggunakan formula Aiken’s V. Berdasarkan hasil analisis dapat diikhtisarkan bahwa LKPD terhasil merupakan produk bahan ajar yang dikategorikan valid didasari oleh nilai V sebesar 0,86. Pengujian praktikalitas diperoleh hasil data berupa nilai NP dari guru dan peserta didik sejumlah 0,90 dan 0,92 yang mana hal ini dikategorikan pada kategori sangat praktis.... Namely, the first stage is applied in class 1 and 4 levels of elementary school, grade 1 of junior high school level, and grade 1 of final high school level. The competency-based curriculum, often known as the 2013 curriculum, is an improvement over the 2004 and 2006 curricula Dharma et al., 2018;Machali, 2014. The 2013 curriculum is still used for grades 2, 3, 5, and 6 of elementary school. ...Dewa Duta MandalaSukartonoA good knowledge book is a novel that can accommodate students in solving environmental cases, does not bring wrong thoughts, and can be presented to scientific laws. This book is very useful for teachers as a learning resource to improve student learning outcomes. Through the evaluation of Greene and Petty theory textbooks, this study intends to evaluate the caliber of grade II students' books on subject 4, Clean and Healthy Living, in primary schools. Researchers employed qualitative research methodologies and qualitative research analysis approaches in this study. According to Greene and Petty, the study used ten criteria for high-quality books. The data source used is the book of grade II student themes 4 of the 2013 curriculum. Data were collected during this study using documentation and observation techniques. The strategies used in this work for interactive model data analysis include data reduction, data storage, and data validation. The method used to collect data is sheet analysis, consisting of a set of data collection criteria and tools. Based on the study's results, grade II student books theme 4 of the 2013 curriculum scored 93,5% with high-quality categories.... The score method is determined by evaluating pupils' comprehension of grammatical terms Mahsun, 2017. Moreover, Machali 2014 explains that major and fundamental changes in Indonesian language education occurred in the 1994 curriculum. Teaching Indonesian is not teaching grammar as separate structures as an integrated unit through reading texts presented with various selected contents or themes called the thematic approach. ...Siti Rohana Hariana IntianaArina Amalia PrihartiniFitriana HandayaniKhairul FaridiThis study aims to document the studies that have discussed the implementation of Independent Curriculum Kurikulum Merdeka in the Indonesian language subject. Indonesian language education focuses on the habituation of the use of Indonesian language in everyday communication life. Moreover, the world of education is currently faced with the era of Society which is the integration of the virtual and the physical world by utilizing developments in technological advances to solve social problems. In line with these changes, teaching Indonesian language in the Independent Curriculum is also carried out through various project-based activities to encourage students to be skilful in producing works to understand concepts as well as apply them to solve actual problems problem solving. This study employed a literature review as the design of the research. Five articles were collected as the corpus of the study. To analyze the data, a content analysis was utilized. The findings reported that Indonesian language education in the Society era needs to be provided so that the students will have literacy skills in analyzing, understanding, and identifying solutions to problems encountered in everyday life. As a result, a person with a high level of literacy is able to acquire knowledge and information and apply digital technologies to improve their life's wellbeing.... Dalam konteks ini, kurikulum sebagai produk politik bersifat dinamis, kontekstual dan relatif. Oleh karena itu, prinsip dasar kebijakan kurikulum adalah perubahan dan kesinambungan, yaitu perubahan yang dilaksanakan secara terus menerus Machali, 2014. ...Fitri HandayaniLindri MartinopaAndika Surya PerdanaRusdinal RusdinalThis study aims to explain the policies and curriculum in elementary schools that focus on provisions in curriculum management, curriculum scope, functions and implementation in elementary schools. Policies on the curriculum are related to the provisions or rules that will be set against the wishes of national education. Management of the curriculum is the same as strategies, efforts or efforts designed jointly by leaders in their fields to improve the quality of education. Besides that, it can also produce a learning productivity for children, there is a reciprocal relationship between individuals and groups. The management/management of the 2013 curriculum aims to improve the competence of students and find out the problems of implementing the 2013 curriculum. This activity is carried out through 3 stages, namely planning, implementation and evaluation/evaluation. The third stage affects children's education, what is planned will have an impact on children as subjects who will implement the curriculum. This research uses a case study or literature study approach. This article was written by reviewing 25 journals related to curriculum management policies. Researchers describe the findings of the phenomena that occur in the field using observation techniques. The results of the study indicate that curriculum management must be carried out as well as possible so that the resulting output has a good impact. Each school gives different results in this management. This can be seen from all aspects of what is done at Irma SolikhahPurnomo PurnomoLearning loss due to the Covid-19 pandemic prompted the simplification of the 2013 Curriculum into an Emergency Curriculum, which was then refined into a Prototype Curriculum. Curriculum changes always bring optimism as well as skepticism. The hope for a new curriculum that is better in line with the ability of education providers in implementation. This research is evaluative research with a literature study approach. This study aims to make a corrective contribution to the policy coherence of the prototype curriculum. The data source comes from government policies supported by expert analysis of curriculum developers. Data analysis is rationally deductive. It was concluded that the prototype curriculum focused on developing non-technical abilities and character within the framework of Pancasila values, simplifying learning materials, and developing literacy and numeracy skills. Opportunities from this curriculum are reducing the administrative burden of teaching, and the design of learning becomes more flexible so that the quality of learning can be improved. The challenge is the teacher's readiness attitudes and emotions, knowledge, and behavior. Based on the Ministry of Education's recommendation, which refers to the results of the 2020 UKG, it is stated that the quality and competence of teachers are still low, it is necessary to improve IT capabilities, and the KKG and MGMP functions are not yet SaputriPebria Dheni PurnasariTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Implementasi Kurikulum 2013 terhadap Penguatan Pendidikan Karakter di Indonesia. Artikel ini ditulis menggunakan metode Literatur Review. Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku. Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan manusia agar siap menghadapi kehidupan dimasa depan. Pendidikan dalam suatu negara perlu diperhatikan dan ditingkatan agar dapat mencapai tujuan dalam pendidikan. Kurikulum merupakan inti dari proses berlangsungnya pendidika yang berfungsi menentukan proses dan hasil belajar dalam sistem pendidikan. Kurikulum adalah sarana yang dipakai sekolah untuk memenuhi rencana pendidikan. Kurikulum menjadi dasar dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Pendidikan karakter merupakan upaya terencana yang dilakukan sekolah untuk memberikan pendidikan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi nusa dan BudiartiLatar belakang dari penelitian ini adalah kurang maksimalnya hasil belajar siswa di SDN Tembok 02. Terdapat 7 siswa dari 11 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu dibawah 70 dengan nilai rata-rata 63,63 %. Adanya permasalahan tersebut, maka diadakan upaya memperbaiki pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penelitian tindakan kelas. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilakasanakan dengan dua siklus. Teknik pengumpulan data menggnakan observasi dan tes hasil belajar Hasil penelitian mengalami peningkatan presentase hasil belajar serta aktivitas belajar siswa yang mencapai KKM pada siklus I dan II meningkat. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Imam MachaliThis paper aims to reveal the relevance of changing and developing of 2013 curriculum with nine intelligences theory multiple intelligences developed by Howard Gardner. The results show that 2013 curriculum contains the development dimension of multiple intelligences that can be seen in three areas, the first is the development of competencies which consists of four competency cores; those are spiritual attitude, social attitudes, knowledge and skills. In agrove of multiple intelligences, they belong to several kinds of intelligences such as the dimensions of existential, interpersonal, intrapersonal, linguistic, logical-mathematical, musical, visual/spatial, bodily-kinesthetic, and naturalist/environment intelligence. The second is in the approach used in the form of a scientific approach, including; observing, asking, trying, reasoning, and communicating. The third is the scoring system done by authentic Improvemet Decision Making And ProcessRonald C DollDoll, Ronald C. Curriculum Improvemet Decision Making And Process, Boston Nallyn Bacon, 1996Innovators DNA Mastering the Five Skills of Disruptive InnovatorsJ H DyersDyers, et al. Innovators DNA Mastering the Five Skills of Disruptive Innovators, Harvard Business Review, Ajar Pengelolaan Pembelajaran tematikKemendikbudKemendikbud, Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran tematik,Jakarta Kemendikbud, 20131435 of problem solving, which measures students' capacity to respond to nonroutine situationsJurnal PendidikanIslamJurnal Pendidikan Islam Volume III, Nomor 1, Juni 2014/1435 of problem solving, which measures students' capacity to respond to nonroutine Tahun Pembangunan Pendidikan NasionalH A R TilaarTilaar, 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945 -1995, Jakarta, Grasindo, 1995Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran PAIDirektorat JenderalPendidikan IslamDirektorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran PAI, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2013Developing the CurriculumPeter F OlivaOliva, Peter F. Developing the Curriculum, New York HarperCollins Publisher, 1992
Kurikulum2013 Kasus P / W Kurikulum 2005 Kurikulum 2013 No Kurikulum 2005 Kode Mata Kuliah SKS Kode Mata Kuliah SKS 1 TSS-2231 Struktur Kayu **) 2 TSS-3251 Struktur Kayu IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI. 0 1 9 MATA KULIAH COURSE TITLE. 0 0 39 MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

PEMROGRAMAN DASAR 14 KOMPETENSI DASAR PEMROGRAMAN DASAR Pemrograman adalah salah satu keahlian yang sedang naik daun. Hampir semua hal dapat di program, dengan bantuan komputer tentunya. Belajar pemrograman itu mudah, yang sulit itu mendapatkan hatinya... Daftar Isi 1 14 Kompetensi dasar Pemrograman Dasar Materi Pokok Pemrograman Dasar Semester 1 ganjil Membuat Alur Logika Pemrograman Melakukan Instalasi Perangkat Lunak Bahasa Pemrograman Membuat Kode Program Dengan Tipe Data, Variabel, Konstanta, Operator dan Ekspresi Membuat Kode Program Dengan Operasi Aritmatika dan Logika Membuat Kode Program Struktur Kontrol Percabangan Membuat Kode Program Struktur Kontrol Perulangan Materi pokok Pemrograman dasar semester 2 genap Membuat Kode Program Untuk Menampilkan Kumpulan Data Array Membuat Kode Program Menggunakan Fungsi Membuat Antar Muka User Interface Pada Aplikasi Membuat Kode Program Berbagi Struktur Kontrol Dalam Aplikasi Antar Muka User Interface Membuat Aplikasi Sederhana Berbasis Antar Muka User Interface Menggunakan Debugging Pada Aplikasi Sederhana Meformulasikan Paket Installer Aplikasi Sederhana Perangkat Pembelajaran Pemrograman Dasar Daftar Perangkat Pembelajaran Mata pelajaran Pemrograman Dasar PD kurikulum 2013 revisi 2017 kelas X TKJ semester 1 dan 2 memuat 14 Kompetensi Dasar baik pengetahuan dan ketrampilan yang dapat anda pelajari melalui berbagai media. Tentu dari sebagian anda bertanya - tanya materi Pemrograman Dasar ini tujuan kompetensinya buat apa? Skill keahliannya bermanfaat apa gak? Nah, supaya kalian dapat gambaran, Pemrograman Dasar itu banyak membahas tentang pemrograman komputer, tentunya masih yang dasar-dasar. Kelak, dengan mempelajari pemrograman, kalian diharapkan mampu membuat program yang akan membantu pekerjaan kalian sebagai teknisi komputer atau jaringan. Lulusan dari Program Studi TKJ kompetensi dasar Pemrograman Dasar mempunyai prospek bekerja sebagai berikut Karena pada kompetensi Pemrograman dasar yang diajarkan hanya basic, alasannya ya, sebagai fondasi untuk melangkah ke pembuatan program yang lebih kompleks. Jadi harap sabar dan konsisten dalam mempelajari materi ini. Yuk, Tunggu apalagi, simak kompetensi dasarnya dibawah ini. Selamat belajar! Ada 14 kompetensi dasar yang ditampilkan pada mata pelajaran PD, untuk lebih jelasnya kalian simak tabel dibawah ini. Materi pokok Pemrograman Dasar semester 1 ganjil Tabel dan link dibawah ini adalah materi pokok kompetensi dasar yang akan di capai siswa. Bapak beri sumber bacaan untuk teori. Tugas dan kegiatan belajar dapat dibaca sesuai materi yang akan dibahas. Selamat belajar. Membuat Alur Logika Pemrograman Pengertian Logika dan algoritma ciri, sifat dan strukturnya dalam pemrograman Menerapkan 3 teknik penulisan algoritma Melakukan penulisan algoritma flowchart menggunakan MS-Word Melakukan penulisan algoritma flowchart menggunakan MS-Visio Melakukan Instalasi Perangkat Lunak Bahasa Pemrograman Praktik instalasi perangkat lunak bahasa pemrograman PHP menggunakan LARAGON Praktik instalasi perangkat lunak bahasa pemrograman PHP menggunakan XAMPP Praktik instalasi perangkat lunak Program editor PHP menggunakan Visual Studio Code Praktik instalasi perangkat lunak IDLE bahasa Python Praktik instalasi extension PHP di Visual Studio Code Menulis Kode Pemrograman Sesuai Dengan Aturan dan Sintaks Bahasa Pemrgraman Kenapa harus belajar bahasa Python? Kenapa harus belajar bahasa PHP Membuat Kode Program Dengan Tipe Data, Variabel, Konstanta, Operator dan Ekspresi Praktik PD Hello world menggunakan fungsi print dan tipe data string pada python Praktik PD operator, tipe data integer dan float pada python Praktik PD variabel pada python Membuat Kode Program Dengan Operasi Aritmatika dan Logika ... ... Membuat Kode Program Struktur Kontrol Percabangan. .... .... Membuat Kode Program Struktur Kontrol Perulangan .... .... Materi pokok Pemrograman dasar semester 2 genap Tabel dan link dibawah ini adalah materi pokok kompetensi dasar yang akan di capai siswa. Bapak beri sumber bacaan untuk teori. Tugas dan kegiatan belajar dapat dibaca sesuai materi yang akan dibahas. Selamat belajar. Membuat Kode Program Untuk Menampilkan Kumpulan Data Array .... .... Membuat Kode Program Menggunakan Fungsi .... .... Membuat Antar Muka User Interface Pada Aplikasi .... .... Membuat Kode Program Berbagi Struktur Kontrol Dalam Aplikasi Antar Muka User Interface .... .... Membuat Aplikasi Sederhana Berbasis Antar Muka User Interface .... .... Menggunakan Debugging Pada Aplikasi Sederhana .... .... Meformulasikan Paket Installer Aplikasi Sederhana Perangkat Pembelajaran Pemrograman Dasar Kalau yang ini khusus buat gurunya, jadi buat bapak ibu guru dapat juga mengunduh perangkat pembelajaran Pemrograman Dasar yang kami sediakan pada daftar berikut ini. Daftar Perangkat Pembelajaran Analisis SKL KI-KD Silabus KKM Kalender Pendidikan Alokasi waktu Program tahunan Program semester Penilaian KKM

Seiringpemberlakuan Kurikulum 2013, Kompetensi dasar berisi sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perila ku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat,

Tahun 2014 merupakan tahun kedua implementasi Kurikulum 2013. Setelah mempersiapkan Instruktur Nasional IN, selanjutnya Kemendikbud dalam hal ini BPSDMPK PMP melaksanakan diklat bagi guru sasaran yang akan dilatih langsung oleh Instruktur Nasional yang telah dilatih sebelumnya. Diklat guru sasaran Kurikulum 2013 pada tahun 2014 sudah mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2014 ini, dan diharapkan tuntas sebelum tahun ajaran baru 2014/2015 merencanakan implementasi Kurikulum 2014 sudah berjalan di seluruh jenjang pendidikan di seluruh pelosok tanah air meskipun masih dilaksanakan secara terbatas. Artinya dari setiap jenjang, masih ada kelas yang belum akan melaksanakan Kurikulum 2013. Pada tahun 2015 yang akan datang diharapkan semua kelas di semua jenjang telah menerapkan Kurikulum Diklat Kurikulum 2013 memanfaatkan aplikasi Kurikulum 2013 yang memberikan pengkodean khusus pada setiap bidang studi dari jenjang SD hingga jenjang SMA/SMK. Berikut adalah Kode Mapel Kurikulum 2013 Kode Mapel Kode Mapel Kode Mapel A1 Guru Kelas-1 - SD H7 IPA - SMP T9 Bahasa Indonesia - SMP A2 Guru Kelas-2 - SD H8 IPA - SMP TA Bahasa Indonesia - SMA A4 Guru Kelas-4 - SD H9 IPA - SMP TB Bahasa Indonesia - SMA A5 Guru Kelas-5 - SD I7 IPS - SMP TC Bahasa Indonesia - SMA B0 Penjaskes - SD I8 IPS - SMP TD Bahasa Indonesia - SMK B7 Penjaskes - SMP I9 IPS - SMP TE Bahasa Indonesia - SMK B8 Penjaskes - SMP JA Ekonomi - SMA TF Bahasa Indonesia - SMK B9 Penjaskes - SMP JB Ekonomi - SMA U7 Bahasa Inggris - SMP BA Penjaskes - SMA JC Ekonomi - SMA U8 Bahasa Inggris - SMP BB Penjaskes - SMA KA Kepala Sekolah - SD U9 Bahasa Inggris - SMP BC Penjaskes - SMA KB Kepala Sekolah - SMP UA Bahasa Inggris - SMA BD Penjaskes - SMK KC Kepala Sekolah - SMA UB Bahasa Inggris - SMA BE Penjaskes - SMK KD Kepala Sekolah - SMK UC Bahasa Inggris - SMA BF Penjaskes - SMK LA Sejarah - SMA UD Bahasa Inggris - SMK C0 Seni Budaya - SD LB Sejarah - SMA UE Bahasa Inggris - SMK C7 Seni Budaya - SMP LC Sejarah - SMA UF Bahasa Inggris - SMK C8 Seni Budaya - SMP MA Sosiologi - SMA VA Bahasa Lain - SMA C9 Seni Budaya - SMP MB Sosiologi - SMA VB Bahasa Lain - SMA CA Seni Budaya - SMA MC Sosiologi - SMA VC Bahasa Lain - SMA CB Seni Budaya - SMA NA Antropologi - SMA VD Bahasa Lain - SMK CC Seni Budaya - SMA NB Antropologi - SMA VE Bahasa Lain - SMK CD Seni Budaya - SMK NC Antropologi - SMA VF Bahasa Lain - SMK CE Seni Budaya - SMK CF Seni Budaya - SMK

A Program Studi. Fakultas Ekonomi UNY memiliki delapan Program Studi (Prodi) terdiri atas kependidikan (Kp) dan nonkependidikan (NKp), satu di antaranya menyelengggarakan program unggulan yaitu Prodi Pendidikan Akuntansi. Dari delapan prodi tersebut yang berjenjang strata satu (S1) ada lima prodi dan tiga prodi berjenjang diploma tiga (D3). Les codes de programmes sont disponibles dans l'encadré du haut de la section présentation des descriptions de programmes. Les anciens codes de programmes peuvent être consultés dans les annuaires des programmes et des cours archives. Les codes de programmes des baccalauréats par cumul de programmes se trouvent dans la page Commande de documents officiels - Instructions précisions pour le baccalauréat par cumul de programmes.

RPPKurikulum 2013 ( K13 ) Jenjang MI Mata Pelajaran ( Mapel ) Akidah Akhlak, Qur'an Hadist, Fikih, SKI, Bahasa Arab RPP SKI V KD 3.1 Amat Baik : Jika cerita memuat 3 contoh keperwiran, runtut dan logis.

Permendikbud 24 Tahun 2016 ke Permendikbud No. 37 Tahun 2018? Secara sepintas, perubahan yang terjadi ternyata hanya menyisipkan INFORMATIKA untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA sebagai Mata Pelajaran tersendiri dan untuk jenjang SD/MI sebagai alat pembelajaran/dipelajari melalui ekstrakurikuler. Bagaimana dengan KI-KD untuk Mata Pelajaran lainnya? Dari pencermatan beberapa mata pelajaran, KD untuk mata pelajaran lainnya tidak berubah. Artinya, KD untuk mata pelajaran lainnya, baik jenjang SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA sama dengan yang tercantum dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2016. Post Views 12,411

Permendikbudini diterbitkan berkenaan dengan adanya pelaksanaan kurikulum 2013 yang berdampak pada perubahan jumlah jam mengajar perminggu dan kode sertifikat pendidik perlu dilakukan penataan kesesuaian kewenangan mengajar guru dalam pemenuhan beban mengajar dan penataan kode sertifikat pendidik sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

Struktur Kurikulum K13 untuk Madrasah Aliyah MA berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah. Struktur kurikulum ini berlaku bagi Madrasah Aliyah yang menyelenggarakan kurikulum 2013. Sebagaimana diketahui, sebagian madrasah termasuk MA ada yang telah menyelenggarakan kurikulum 2013 dan sisanya masih menggunakan KTSP. Madrasah Aliyah yang menggunakan kurikulum 2013 adalah madrasah-madrsah yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama yang diantaranya melalui Keputusan Dirjen Pendis No 481 Tahun 2015 Tentang Penunjukan Madrasah Lanjut Kurikulum 2013 dan Keputusan Dirjen Pendis No 5114 Tahun 2015 tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2015/2016. Struktur kurikulum K13 di MA dibedakan berdasarkan peminatan jurusan yang meliputi Peminatan Matematika dan Ilmu Alam Peminatan Ilmu-ilmu Sosial Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan Tabel Struktur Kurikulum K13 MA Dalam tabel struktur kurikulum bagi Madrasah Aliyah pengguna Kurikulum 2013 terdapat pengelompokkan mata pelajaranyang meliputi mata pelajaran Kelompok A, Kelompok B, dan Kelompok C. Kelompok mata pelajaran A dan B merupakan mata pelajaran wajib sedangkan Kelompok C merupakan kelompok mata pelajaran sesuai peminatan masing-masing. Yang termasuk dalam mata pelajaran Kelompok A antara lain Pendidikan Agama Islam, yang terdiri atas - Al Quran Hadis, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas - Akidah Akhlak, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas - Fikih, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas - Sejarah Kebudayaan Islam, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas Bahasa Indonesia, dengan 4 JTM untuk masing-masing kelas Bahasa Arab, dengan 4 JTM untuk kelas X, dan 2 JTM untuk masing-masing kelas XI dan XII Matematika, dengan 4 JTM untuk masing-masing kelas Sejarah Indonesia, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas Bahasa Inggris, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas Yang termasuk dalam mata pelajaran kelompok B, antara lain Seni Budaya, , dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dengan 3 JTM untuk masing-masing kelas Prakarya dan Kewirausahaan, dengan 2 JTM untuk masing-masing kelas Sedangkan untuk mata pelajaran kelompok C adalah sesuai dengan masing-masing pemintan. Peminatan Matematika dan Ilmu Alam Mapel peminatan untuk Matematika dan Ilmu Alam, meliputi Matematika Biologi Fisika Kimia Tabel struktur kurikulum untuk Peminatan Matematika dan Ilmu Alam MA adalah sebagaimana berikut Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Mapel untuk peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, meliputi Geografi Sejarah Sosiologi Ekonomi Tabel struktur kurikulum untuk Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial MA adalah sebagaimana berikut Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya Mata pelajaran untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya meliputi Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa dan Sastra Asing Lainnya Antropologi Tabel struktur kurikulum untuk Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya MA adalah sebagaimana berikut Peminatan Ilmu-Ilmu Keagamaan Mata pelajaran untuk peminatan Ilmu-Ilmu Keagamaan, meliputi Tafsir - Ilmu Tafsir Hadis - Ilmu Hadis Fikih - Ilmu Fikih Ilmu Kalam Akhlak Bahasa Arab Tabel struktur kurikulum untuk peminatan Ilmu-Ilmu Keagamaan MA adalah sebagaiamana berikut Demikianlah struktur kurikulum K13 untuk MA lengkap untuk masing-masing peminatan, baik untuk peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-Ilmu Sosial, Ilmu Bahasa dan Budaya, dan Ilmu-Ilmu Keagamaan.
BiodataUjian Nasional Tingkat SMP/MTs Tahun Pelajaran 2017/2018 Cara Login BIO UN SMP/MTs Tahun Pelajaran 2017/2018: Centang pada Kode Mata Uji Tes; Klik Edit; Pilih mapel pilihan pada Kode Mata Uji Tes; [item icon="book" title="BUKU KURIKULUM 2013"]LINK BUKU KURIKULUM 2013[/item]
Hai Quipperian, bagaimana kabar semuanya? Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan November ya, yang berarti semester satu sudah mendekati titik akhir. Nah, ini berarti bisa menjadi waktu yang tepat untuk kita bersama lebih mengenali kurikulum atau kerangka pelajaran yang kita gunakan. Sebagai informasi, saat ini pemerintah telah mewajibkan penggunaan Kurikulum 2013 Revisi sebagai kerangka belajar di semua sekolah. Kok Revisi? Memang ada yang bukan Revisi? Lantas mengapa Kurikulum 2013, memang kurikulum apa yang kita gunakan sebelum kurikulum 2013? Dan mengapa harus berubah? Quipper Blog percaya pasti pertanyaan di atas hanya sebagian kecil dari ekspresi penasaran yang Quipperian miliki terhadap praktik Kurikulum 2013 atau yang nama bekennya Kurtilas. Nah, melalui edisi ini Quipper Blog akan mengajak Quipperian menyibak perjalanan Kurtilas, mulai alasan penggunaannya hingga karakternya pasca revisi terkini. Siap? Yuk, Mari! Menuju Kurikulum 2013 Berdasarkan rilis sosialisasi resmi Kemendikbud terdapat dua alasan penerapan Kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, alasan edukasional dan alasan sosio-ekonomis. Alasan edukasional berbasis kepada pencapaian pelajar nasional di dalam The IEA’s Trends in International Mathematics and Science Study TIMSS. Mengutip rilis Kemendikbud, di dalam tes tersebut 95% murid Indonesia hanya mampu menjawab soal hingga tingkat kesulitan menengah di dalam semua mata pelajaran teruji Matematika, Ilmu Alam, Membaca Inggris yang mengindikasikan terdapat kesenjangan bahkan ketimpangan antara praktik dan materi ajar sekolah Indonesia dengan pendidikan internasional pada umumnya. Berdasarkan kepada hasil tes tersebut, Kurtilas dikembangkan dan diterapkan dengan fokus menciptakan generasi masa depan Indonesia yang mampu berpikir dan berkomunikasi jernih dan luas, toleran dan bertanggung jawab moral dalam setiap langkah. Selain itu, berpandangan dan berminat luas dengan perspektif global. Sementara itu dalam konteks sosio-ekonomis, penerapan Kurikulum 2013 ditujukan untuk menyiapkan generasi masa depan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif dalam rangka menyambut ragam implementasi masyarakat ekonomi seperti WTO, Komunitas ASEAN, CAFTA, APEC. Perubahan Terkini dalam Kurikulum 2013 Revisi Secara singkat terdapat empat poin perubahan yang dimiliki Kurikulum 2013 Revisi dibandingkan kurikulum asli. Empat poin tersebut terletak dalam 1. Tanggung Jawab Penilaian Kompetensi Spiritual dan Sosial Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan tes dan menilai kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata pelajaran, maka dalam Kurtilas revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya diampu oleh guru Agama Kompetensi Spiritual dan Budi Pekerti Kompetensi Sosial. Guru mata pelajaran cukup mencantumkan laporan pendekatan belajar kompetensi tersebut di dalam mata pelajaran terkait. 2. Koherensi Kompetensi Inti Efek berantai dari poin satu adalah Kompetensi Inti menjadi lebih koheren dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih koheren, kembali guru mata pelajaran terkait dikurangi bebannya sehingga dapat lebih fokus kepada penguasaan materi dan kompetensi yang memang sesuai dan berbasis mata pelajaran, sembari tetap menyisipkan karakter-karakter mulia di dalam praktik pengajaran. 3. Membuka Ruang Kreatif bagi Guru Rantai efek selanjutnya dari poin satu dan poin dua adalah, guru menjadi lebih fleksibel, lentur, dan leluasa merancang ragam pendekatan dan materi ajar. Tumpang tindih antara KD Mata Pelajaran, KI Spiritual dan Sosial, berikut pendekatan 5 M mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mencipta kerap memaksa guru kembali menghamba kepada buku paket Kurtilas. Diharapkan dengan revisi poin 1 dan poin 2 membuka keran kreativitas guru dalam merancang pendekatan ajar. 4. Keluasan Taksonomi Kemampuan Peserta Didik Pada Kurtilas edisi awal taksonomi, yang mengadopsi Bloom dibatasi per jenjang, hanya sampai memahami untuk SD, menerapkan dan menelaah untuk SMP, dan mencipta untuk SMA. Kini taksonomi tersebut secara utuh diterapkan di seluruh jenjang. Jadi sangat dimungkinkan untuk seorang peserta SD dengan potensi dan bimbingan yang tepat dapat saja mencapai tataran penciptaan di dalam praktik belajar. Hmmm, jika dilihat edisi revisi Kurikulum 2013 menerbitkan harapan akan hadirnya pendidikan dan persekolahan yang lebih ramah tumbuh-kembang peserta didik, yang berarti juga ramah kepada perkembangan Quipperian. Yah, supaya kita tahu jalan terbaik adalah kita alami dan praktikkan. Mari kita mulai jelajah ranah penciptaan baru di berbagai mata pelajaran yang kita sedang pelajari, ya Quipperian. Salam! Sumber Jendela Pendidikan dan Kebudayaan Edisi III – Juni 2016 Penulis Jan Wiguna
Muatanlokal dikembangkan atas prinsip: a. kesesuaian dengan perkembangan peserta didik; b. keutuhan kompetensi; c. fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan. d. kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global. Pasal 4. (1) Muatan lokal dapat berupa antara lain:
PermendikbudNomor 16 Tahun 2019 menata tentang kode mata pelajaran bagi guru Bersetifikat Pendidik. Permendikbud 63 Tahun 2014 Pramuka Ekstrakurikuler Wajib Kurikulum 2013 Baca selengkapnya; Permendikbud 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran di Dikdas dan Dikmen Baca selengkapnya; Cari. Cari. KURIKULUM MERDEKA. Kategori Buku.
7oCUiqw.
  • hji3808c2i.pages.dev/993
  • hji3808c2i.pages.dev/645
  • hji3808c2i.pages.dev/282
  • hji3808c2i.pages.dev/95
  • hji3808c2i.pages.dev/535
  • hji3808c2i.pages.dev/62
  • hji3808c2i.pages.dev/525
  • hji3808c2i.pages.dev/662
  • hji3808c2i.pages.dev/410
  • hji3808c2i.pages.dev/176
  • hji3808c2i.pages.dev/216
  • hji3808c2i.pages.dev/124
  • hji3808c2i.pages.dev/789
  • hji3808c2i.pages.dev/45
  • hji3808c2i.pages.dev/592
  • kode mata pelajaran kurikulum 2013