Selamatdatang kembali ke pembahasan kami tentang sejarah seni. Pada artikel ini kita akan mulai dari Mesopotamia ke Mesir kuno dimana kita akan masuk ke hieroglif, lukisan, patung, dan banyak lagi! Orang-orang Mesir kuno membuat banyak karya seni mereka pada karya-karya figuratif, agama, ritual, dan komunikasi melalui hieroglif.
50% found this document useful 4 votes549 views38 pagesOriginal TitleEstetika Timur Tengah .pptxCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?50% found this document useful 4 votes549 views38 pagesEstetika Timur TengahOriginal TitleEstetika Timur Tengah .pptx You're Reading a Free Preview Pages 7 to 8 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 12 to 18 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 22 to 35 are not shown in this preview.
Konsepkeindahan seni rupa timur adalah bersifat komunal yang bermakna karya seni rupa yang memiliki harmonisasi dengan alam. Pada dasarnya tidak semua seni rupa timur berkaitan dengan aspek spiritual, namun sebagian besar karya seni rupa timur memang berbicara tentang spiritual. Hal tersebut kerjadi karena ciri utama seni rupa timur adalah Oleh Dr. Agus Priyatno. Senirupa Timur, istilah digunakan di dunia akademis untuk menyebut se­nirupa yang berkembang di negara-negara Asia dan Afrika. Ada bangsa-bang­sa di dua benua ini, mem­be­ri pe­ngaruh signifikan ter­ha­dap corak keb­u­dayaan se­ni­ru­pa bangsa-bangsa di ka­wasan itu. Juga bagi dunia. Mesopotamia Syiria dan Irak, Mesir, India, Tiongkok, dan Jepang, bangsa-bangsa memiliki peradaban maju se­jak berabad-abad lalu. Perada­b­an mereka berpengaruh besar terhadap peradaban bangsa-bangsa lain di seluruh Asia dan Afrik, juga dunia. Senirupa yang di dalamnya terdapat senilukis, seni pahat, seni grafis dan senirupa arsi­tektur. Di dunia Timur meng­ekspresikan sejarah panjang per­adaban bangsa-bangsa tersebut. Senirupa mengung­kap­kan pemikiran, mitologi, ke­percayaan, religi dan cita rasa estetika sebuah bangsa. Secara umum berdasarkan ka­­rak­teristiknya, senirupa Ti­mur dapat di­klasifikasikan ke dalam seni rupa kuno ancient. Bahkan masuk se­ni­rupa klasik, senirupa tradisional, senirupa modern dan senirupa kontemporer. Senirupa kuno di antaranya berupa karya senirupa di din­ding-dinding gua, arte­fak, sen­jata, batu nisan dan bangunan ku­buran. Senirupa klasik me­ru­pakan karya senirupa yang mencapai puncak es­te­tiknya, sehingga tidak lagi mengalami pe­rubahan. Keindahannya dianggap te­lah purna. Adapun senirupa tra­disional dibuat dengan atu­ran-aturan baku. Senirupa tra­disional, merupakan produk pengulangan dari karya seni yang dianggap mapan. Senirupa modern merupa­kan produk seniman yang hi­dup dalam masyarakat modern, menghargai kreativitas in­dividual. Berikutnya senirupa kontem­porer merupakan se­nirupa yang dicip­ta­kan setelah Perang Dunia II 1945. Istilah kontemporer untuk membeda­kan dengan karya seni yang di­ciptakan sebelumnya seperti senirupa modern, klasik, tra­disional, dan sebagainya. Di dunia akademis, seni­rupa Me­so­potamia Syria dan Irak menjadi pem­bahasan. Bangsa tersebut memiliki ke­bu­dayaan tinggi sejak bera­bad-abad lam­pau. Senilukis, pahat dan senirupa ar­sitektur bermutu tinggi. Sejak 2300 tahun sebelum Masehi bangsa tersebut dikenal memiliki per­adaban tinggi. Bangunan-bangunan in­dah, tata kota, sistem pengair­an dan perdagangan mo­dern cukup maju. Karya senirupa me­ng­hiasi bangunan-bangu­nan dan kuil-kuil pe­mujaan. Peradabannya memberi peng­a­ruh pada kawasan di sekitar­nya. Adapun senirupa Mesir men­jadi pem­bahasan yang tak kalah pentingnya. Bang­sa Me­sir sejak berabad-abad lalu, mam­pu menciptakan bangu­nan-ba­ngunan besar seperti piramida, spink, dan kuil-kuil pemujaan yang sangat megah. Hiasannya berupa lukisan, patung, relief, dan berbagai or­namen indah. Dalam kebudayaan Mesir, pengaruh Islam terhadap se­nirupa juga menjadi kajian sangat penting. Paradigma se­nirupa sebelum dan sesudah kedatangan ajaran Nabi Mu­ham­mad sangat berbeda. Gambar-gambar represen­tasional berupa manusia atau mahluk hidup lainnya direduk­si menjadi dekoratif. Senilukis kaligrafi berkembang pesat. Tempat peribadatan tidak lagi meng­gu­nakan gambar-gam­bar manusia dan mahluk hi­dup. Sudah berupa ornament-ornamen geometris dan gam­bar dekoratif tumbuh-tumbuh­an dan bunga. Perkembangan Islam sejak abad ke-7 semakin pesat di ber­bagai penjuru dunia. pe­nga­ruhnya terhadap karya se­nirupa bercorak Islami sangat luas di Asia, Afrika, dan Eropa. Senirupa India sangat me­nonjol dan memberi pengaruh besar pada seni tradisi di ka­wasan Asia. Agama Hindu dan Buddha menyebar di kawasan ini dan menjadi ke­yakinan cu­kup banyak orang. De­mikian juga dengan Islam yang ber­kem­bang di India, memberi dampak cukup signifikan ter­hadap corak kebudayaan di se­kitaranya. Musoleum Taj Ma­hal salah satu monumen ter­indah di dunia. Senirupa Tiongkok dibahas dalam lingkungan akademis. Bangsa Tiongkok, memiliki ke­budayaan tinggi dalam ku­run waktu cukup lama. Kuil-kuil indah, bangunan istana, dan tembok raksasa yang mem­batasi negeri tersebut terdapat karya senirupa yang agung. Bangsa Tiongkok mem­beri pengaruh di kawasan Asia dan Afrika, juga dunia. Demikian juga dengan se­nirupa Jepang. Bangsa yang memiliki kemajuan peradab­an, berpengaruh tidak hanya di kawasan Asia, juga dunia. Karya seni­rupa tradisional Je­pang sangat unik. Karak­teris­tik senirupa Jepang sangat ber­beda dibandingkan karya se­nirupa bang­sa lainnya. Lukis­an cat air, mural dan kaligrafi Jepang sangat bermutu tinggi. Jepang modern telah ber­hasil mengua­sai dunia tidak hanya dengan produk teknolo­gi­nya, juga senirupanya. Ber­bagai bangsa di dunia, dari anak-anak hingga dewasa me­nyukai seni rupa Jepang. Manga atau cerita bergam­bar komik, film kartun dan berbagai produk senirupa Je­pang lainnya telah menduia. Naruto, Sincan, Sailormoon, Doraemon, Hello Kity dan Nin­ja Turtle. Itu beberapa con­toh produk senirupa Je­pang yang sangat po­puler. Senirupa Timur yang mem­bentang dari Asia hingga Afrika, menunjukkan kekaya­an peradaban bangsa-bangsa di kawasan tersebut. Pemikir­an, keperca­yaan, mitologi, re­ligi, hingga paradigma esteti­ka­nya terungkap melalui ka­rya senirupa. Belajar senirupa bukan sekedar melihat gam­bar-gambar, melainkan me­ma­­­hami kebudayaan dan per­adaban bangsa-bangsa. Penulis; dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara. SeniRupa . Dikutip dari serupa.id, seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa (visual) yang dapat dilihat dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan. (Jawa Timur, Jawa Tengah), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung (Banyuwangi), Jogged Bumbung (Bali), Serampang Dua Belas (Sumatera), Tari Sekar Putrid Konsep keindahan yang dianut oleh negara-negara di Timur Tengah, seperti Persia, sangat terpengaruh oleh ajaran Islam yang berkembang dan berpengaruh luas di kawasan itu. Pandangan-pandangan tentang keindahan banyak terinspirasi dari sumber agama tersebut. Sebagai contoh, ajaran Islam sangat melarang penggambaran makhluk hidup. Sementara itu, berkembang pula anggapan bahwa seni yang baik dan indah adalah seni yang sejalan dengan ajaran Pengaruh ajaran Islam yang tecermin dalam bentuk arsitektl bangunan di Timur karena itu, bentuk seni yang terlahir dan berkembang adalah karya berupa ornamen atau arabeska. Pembatasan diri agar jangan menciptakan gambaran makhluk hidup secara realistis akhirnya menghasilkan kreativitas dimensi estetis. Yang unik, yakni bersifat simbolik dan nonnaturalis. Contoh karya seni yang muncul dari kondisi tersebut adalah kaligrafi, ornament-ornamen geometris, arsitektur masjid, dan motif stilasi berbentuk tumbuh-tumbuhan pada satu tokoh Islam terkenalı AI-Ghazali, banyak mengemukakan pendapat terkait masalah keindahan. Menurut Al-Ghazali, segala sesuatu yang bentuk dan sifatnya indah akan dicintai karena keindahan membawa kesenangan dan kebahagiaan. Berdasarkan pendapat tersebut, tampak bahwa konsep keindahan senantiasa seiring dengan kesempurnaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsep keindahan di Timur Tengah adalah sesuatu hal yang menghasilkan kesempurnaan. Sumber Sugiyanto, dkk. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta Erlangga.
Penjelasankonsep keindahan bangsa Cina yang disemangati oleh kepercayaan tentang Tao diperoleh melalui ungkapan salah seorang filosofnya yang juga dianggap nabi, Pandangan Keindahan di Timur Tengah. Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar. Label: Teori Seni. 4 komentar: bavettt 29 September 2015 07.52.
You’re Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above. Konsep keindahan yang dianut oleh negara-negara di Timur Tengah, seperti Persia, sangat terpengaruh oleh ajaran Islam yang berkembang dan berpengaruh luas di kawasan itu. Pandangan-pandangan tentang keindahan banyak terinspirasi dari sumber agama tersebut. Sebagai contoh, ajaran Islam sangat melarang penggambaran makhluk hidup. Sementara itu, berkembang pula anggapan bahwa seni yang baik dan indah adalah seni yang sejalan dengan ajaran Islam. Gambar Pengaruh ajaran Islam yang tecermin dalam bentuk arsitektl bangunan di Timur Tengah. Oleh karena itu, bentuk seni yang terlahir dan berkembang adalah karya berupa ornamen atau arabeska. Pembatasan diri agar jangan menciptakan gambaran makhluk hidup secara realistis akhirnya menghasilkan kreativitas dimensi estetis. Yang unik, yakni bersifat simbolik dan nonnaturalis. Contoh karya seni yang muncul dari kondisi tersebut adalah kaligrafi, ornament-ornamen geometris, arsitektur masjid, dan motif stilasi berbentuk tumbuh-tumbuhan pada permadani. Salah satu tokoh Islam terkenalı AI-Ghazali, banyak mengemukakan pendapat terkait masalah keindahan. Menurut Al-Ghazali, segala sesuatu yang bentuk dan sifatnya indah akan dicintai karena keindahan membawa kesenangan dan kebahagiaan. Berdasarkan pendapat tersebut, tampak bahwa konsep keindahan senantiasa seiring dengan kesempurnaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsep keindahan di Timur Tengah adalah sesuatu hal yang menghasilkan kesempurnaan. Sumber Sugiyanto, dkk. 2017. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta Erlangga. Dhafi Quiz Find Answers To Your Multiple Choice Questions MCQ Easily at with Accurate Answer. >> Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia A. kehendak kita B. alam C. manusia D. ajaran Islam E. raja Jawaban terbaik adalah D. D. ajaran Islam. Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan❝Keindahan dalam konteks seni Timur Tengah haruslah tidak bertentangan dengan ….❞ AdalahD. D. ajaran Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Karya seni hias yang merupakan peninggalan yang terkenal dari zaman Islam berupa …. dengan jawaban yang sangat akurat. Klik Untuk Melihat Jawaban Apa itu Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung. Pembahasan keindahan menurut pandangan di Timur dilakukan berdasarkan kebudayaan tertua yang dipandang paling mendominasi perkembangan peradaban Timur di masa lalu. Ada tiga kebudayaan tertua dan membawa pengaruh luas terhadap perkembangan kebudayaan, termasuk falsafah tentang keindahan di belahan bumi bagian timur, yaitu Cina, Timur Tengah Islam, dan India. Pandangan Keindahan di Cina Bangsa Cina di dalam peradabannya menganut kepercayaan bernama Tao yang dianggap sumber dari nilai-nilai kehidupan. Secara harfiah Tao berarti jalan atau marga. Ada pula yang mengartikan Tao sebagai sinar terang dan sumber dari segala sumber yang ada. Bagi bangsa Cina, manusia dianggap sempurna apabila hidupnya diterangi oleh Tao. Tao adalah kemutlakan, sesuatu yang memberikan keberadaan, kehidupan, dan kedamaian. Kepercayaan inilah yang menjadi salah satu landasan estetika Cina. Barang-barang buatan manusia dianggap indah apabila dinafasi oleh Tao. Penjelasan konsep keindahan bangsa Cina yang disemangati oleh kepercayaan tentang Tao diperoleh melalui ungkapan salah seorang filosofnya yang juga dianggap nabi, yaitu Kong Hu Cu. Filosof ini menyatakan bahwa, “Bagaimana seseorang yang rusak dan bejad hidupnya mampu membuat barang-barang yang indah, padahal barang-barang yang indah adalah penjelmaan dari Tao”. Oleh karena itu, tugas seniman adalah menangkap Tao atau roh tersembunyi di dalam segala sesuatu yang ada dan menampilkannya lewat karya seninya. Untuk itu, seorang seniman wajib mensucikan diri supaya mampu melihat, menyentuh, serta menangkap roh tersembunyi di dalam barang-barang lewat kontemplasi dengan kata lain mempunyai kesadaran Tao, dan dengan demikian ia akan mampu menciptakan keindahan. Penjelasan di atas cukup memberikan pemahaman bahwa konsep keindahan bangsa Cina berlandas pada kepercayaan Tao. Setiap barang buatan/ciptaan manusia dipandang indah jika merefleksikan kesadaran Tao. Namun demikian, keindahan pada sebuah karya tidak dipandang sebagai totalitas yang sempurna. Potensi buruk dianggap selalu hadir pada karya yang indah. Demikian pula sebaliknya, pada karya yang buruk dipandang memiliki potensi keindahan. Pandangan ini dibentuk oleh filsafat Yin dan Yang yang dianggap mengandung seluruh aspek kehidupan manusia. Filsafat Yin dan Yang disimbolkan dengan sebuah lingkaran yang mengandung dua unsur, seperti gambar di bawah ini. Yin dan Yang Bagian yang hitam menyimbolkan Yin sedangkan bagian yang putih menyimbolkan Yang. Di dalam Yang ada titik Yin. Demikian pula sebaliknya, di dalam Yinada Yang. Titik ini dipandang memiliki daya yang luar biasa, yakni adanya kontradiksi inti yang ada di dalam segala sesuatu. Artinya, tidak ada sesuatu yang seluruhnya 100 % baik atau buruk, tak ada sesuatu yang seluruhnya indah atau jelek. Titik Yin atau Yang yang terdapat di dalam masing-masing unsur tersebut sebenarnya adalah sesuatu benih yang dapat berkembang di dalam kondisi yang berlawanan. Filsafat Yin dan Yang menunjukkan bahwa estetikapun pada akhirnya selalu relatif. Di dalam jiwa manusia yang gersang rasa keindahan sesungguhnya masih mungkin dihidupkan roh keindahannya apabila yang bersangkutan mempunyai kekuatan untuk mengubahnya. Sebaliknya, mereka yang berbakat menciptakan keindahan justru dapat kehilangan daya estetiknya apabila kemampuannya tidak pernah dimanfaatkan. Pada akhir abad V, Hsieh Ho seorang filosof Cina menyusun enam prinsip sebagai dasar bagi para seniman bekerja kemudian terkenal dengan istilah canon estetika Cina. Ch’l Yun Sheng Tung, yaitu bersatunya Roh semesta dengan dirinya sehingga ia mampu menangkap keindahan dari Tao dan kemudian menampilkan atau mewujudkan pada karyanya. Ku Fa Yung Pi, yaitu kemampuan menyerap Roh Ch’l atau roh kehidupan dengan cara mengesampingkan bentuk dan warna semarak, sehingga warna spiritual akan tampak dalam karya-karyanya. Refleksi prinsip ini tampak pada beberapa lukisan Cina saat itu, yang penuh dengan ruang kosong dan kesunyian. Seorang pelukis Cina, Tsung Ting 375-443 disebutkan sebagai gambaran bahwa, sebelum melukis pemandangan alam, ia terlebih dahulu melakukan meditasi agar rohnya menjelajahi alam semesta secara bebas. Ying Wu Hsiang Hsing, yaitu merefleksikan objek dengan menggambarkan bentuknya yakni konsekuen terhadap objek atau yang disusunnya. Kaitannya dengan itu, Ch’eng Heng-lo pernah berungkap, “Seni lukis Barat adalah seni lukis mata, sedangkan seni lukis Cina adalah seni lukis idea”. Ungkapan itu jelas menunjukkan bahwa seni lukis Cina mementingkan esensinya, bukan eksistensinya. Sui Lei Fu Ts’ai, yaitu keselarasan dalam menggunakan warna. Seni lukis Cina dalam penggunaan warna tidak bersifat fungsional, tetapi lebih bersifat simbolisme. Ching Ting Wei Chih, yaitu pengorganisasian, penyusunan, atau perencanaan dengan mempertimbangkan penempatan dan susunan. Seni Cina menganjurkan mengadakan semacam perencanaan terlebih dahulu sebelum berkarya. Chuan Mo I Hsieh, yaitu hendaknya membuat reproduksi-reproduksi agar dapat diteruskan dan disebarluaskan. Semangat Tao dalam pandangan estetik di Cina begitu mendalam dan menyebar ke berbagai negara di sekitarnya hingga sekarang. Pandangan Keindahan di Timur Tengah Estetika di Timur Tengah banyak diwarnai oleh ajaran agama Islam yang berkembang dan berpengaruh luas di kawasan itu. Pandangan-pandangan tentang keindahan yang berkembang dan kemudian mendasari penciptaan karya seni amat terikat oleh aturan-aturan dan fatwa Islam, terutama di negara-negara penganut fanatik agama Islam. Aturan atau fatwa yang berkaitan dengan ekspresi estetik di dalam peradaban Islam di Timur Tengah disadari sebagai sesuatu yang berbeda dengan perkembangan estetika di belahan lain. Ekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup hampir tidak berkembang. Hal itu disebabkan oleh keadaan masyarakat Timur Tengah sebelum Islam, yang pada umumnya menyembah berhala yang berwujud makhluk hidup dan bentuk-bentuk keindahan lain, sehingga segala bentuk yang cenderung menyerupai berhala tidak dibolehkan. Dalil yang dijadikan landasan pelarangan ekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup adalah riwayat para ahli hadits. Abdullah Bin Umar menyatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Sungguh orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat, dikatakan kepada para pembuatnya Hidupkanlah ciptaanmu” Bukhari dan Muslim. Abdullah juga menyatakan bahwa malaikat Jibril tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambar dan anjingnya. Selain itu, Anas Bin Malik juga menyatakan bahwa Rasulullah pernah berujar kepada Aisyah untuk menurunkan kelambu yang ada gambarnya karena menganggu shalatnya. Aisyah mengungkapkan perkataan Rasulullah yang pernah dikemukakan kepada Ummi Habibah dan Salamah yang pernah melihat keindahan gambar dan lukisan di Gereja Habasyah bahwa, jika ada orang shaleh meninggal dan di atas kuburnya dibangun mesjid dan melukiskan gambarnya di dalam mesjid itu, mereka adalah sejahat-jahatnya manusia di sisi Allah. Meskipun demikian, pada konteks estetik dalam arti luas, Nabi Muhammad juga pernah bersabda bahwa, “Sungguh Allah telah mengharuskan keindahan dalam segala hal Muslim, dan Allah itu indah dan gemar keindahan Muslim dan Tarmizi. Kedua hadits itu bila disimak, sesungguhnya merupakan jawaban terhadap estetika Islam yang tertuang dalam karya seni. Para seniman tidaklah berdosa apabila berkarya dengan maksud untuk ekspresi estetik. Kecuali jika seniman berkarya untuk mencoba menandingi ciptaan Allah atau membuat karya untuk diberhalakan, maka hal itu adalah dosa. Namun demikian, karena penafsiran terhadap hadits selalu berbeda dan kesahihan hadits juga tidak selalu sama, maka banyak seniman Muslim masih menghindari ungkapan estetik yang dianggap melarang tersebut. Pembatasan diri seniman berekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup justru memunculkan dimensi estetik yang unik, yakni bersifat simbolik dan nonnaturalis seperti halnya kaligrafi, ornamen-ornamen geometris, arsitektur mesjid, motif stilasi bentuk tumbuh-tumbuhan pada permadani, dan lainnya. Berkaitan dengan masih adanya perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya berekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup, Syaikh Muhammad Abduh, seorang ulama terkemuka, ahli da’wah al-Azhar yang berpengetahuan luas, terpelajar, dan dikenal jujur, berusaha mencairkan masalah itu dengan memberikan penjelasan-penjelasan rasional. Ia memberikan penjelasan dan penafsiran terhadap hadits yang menyatakan “Mereka yang paling pedih di Hari Kiamat adalah pembuat gambar”. Syaikh Muhammad Abduh menyatakan bahwa, hadits tersebut berasal dari masa ketika sifat jahiliyah masih hidup. Pada masa itu, penggambaran dipakai untuk dua tujuan untuk kepuasan dan untuk mendapatkan berkah dari orang suci atau dari orang yang digambarkan dalam suatu gambaran. Keduanya memang tidak benar dalam ajaran Islam. Jika kedua hal itu telah hilang, dan segi kemanfaatannya lebih menonjol, maka gambar manusia mempunyai status yang sama dengan gambar tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon. Tidak dapat disamaratakan bahwa setiap gambaran dalam setiap keadaan mesti akan disembah; sebab jika demikian halnya maka dapat pula dikatakan bahwa, lidah juga dapat berbohong, lalu apakah karena itu lidah harus dikunci, meskipun lidah dapat pula mengatakan kebenaran di samping kebohongan. Hukum Islam tidak pernah melarang suatu hal yang sangat bermanfaat bagi pengetahuan, apabila bila sudah dapat dipastikan bahwa hal itu tidak berbahaya bagi agama, iman, dan amal. Fakta lain yang menunjukkan bahwa para ulama terdahulu tidaklah memandang ringan atau meremehkan ajaran agama, hanyalah karena membolehkan pembuatan gambar dan patung, yaitu terdapatnya kitab-kitab berbahasa Arab yang berisi ilustrasi-ilustrasi di perpustakaan dunia. Hal itu berarti bahwa kaum muslim pada zaman itu mengerjakan kesenian itu tanpa rasa tertekan dan rasa takut, tak pernah terlintas di dalam pikiran mereka untuk meniru ciptaan Allah karena kesombongan atau sakit jiwa, atau sengaja membuat gambar dan patung untuk disembah di samping Allah. Berdasarkan kecenderungan ekspresi estetik yang menghindari pertentangan dengan ajaran Islam itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa keindahan dalam konteks seni menurut pandangan Islam Timur Tengah haruslah tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Sesuatu dapat dikatakan indah apabila sejalan dengan ajaran Islam. Salah seorang ulama besar Islam yang pandangannya sering dirujuk oleh kaum muslim, yakni al-Gazali, mengemukakan pernyataan-pernyataan tentang keindahan. Salah satu pernyataannya yang dijadikan dasar di dalam membicarakan keindahan, yang sering diulang-ulang dalam kalimat-kalimat pengkajiannya, yaitu ketika ia berbicara dengan hubungan antara cinta dan kesenangan. Al-Gazali menyatakan bahwa, “Setiap yang dilihat yang memberi kesenangan dan kepuasan, dicintai oleh orang yang melihatnya, atau dengan pernyataan berkebalikan bahwa, segala sesuatu dicintai karena terdapat pertalian dengan hal itu … dan itu adalah yang memberi kesenangan”. Berdasarkan pendapat itu, al-Gazali berkesimpulan bahwa, “Segala sesuatu yang indah itu dicintai, karena keindahan itu memberi kesenangan”. Pada penjelasan kemudian tampak bahwa keindahan itu dipandang senantiasa seiring dengan kesempurnaan. Pandangan Keindahan India Studi-studi tentang estetika India sebagian besar berhubungan dengan puisi dan drama, sangat jarang atau sedikit yang menyebutkan lukisan. Drama lebih banyak mendapat perhatian karena dipandang sebagai seni yang paling bermutu tinggi, ia drama meminta perhatian daya lihat atau daya dengar dua indera yang dianggap paling mampu mengangkat seseorang jauh di atas batasan-batasan “aku” yang sempit seperti pendapat beberapa pemikir India. Di samping itu, bangsa India juga sangat tekun mempelajari kesadaran estetik, baik dari sudut pandang penonton maupun dari sudut pandang seniman. Pandangan-pandangan estetiknya yang berkembang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Budha yang berpengaruh luas di Wilayah India, sebagaimana halnya estetika di Timur Tengah yang sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam. India memiliki pandangan mengenai keindahan yang konon ditulis oleh Bhatara di dalam buku Natyasastra Book of the Theatre yang dibuat sekitar abad 5, yaitu sebuah buku yang merupakan fondasi pemikiran estetika India. Pada buku tersebut, Bhatara berpandangan bahwa rasa’ lahir dari manunggalnya situasi yang ditampilkan bersama dengan reaksi dan keadaan batin para pelakunya yang senantiasa berubah. Sementara itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa, untuk mencari pernyataan yang sederhana dan jelas tentang sikap India terhadap problema-problema estetika, tidak perlu mempelajari karya Bhatara tersebut, cukuplah dengan karya Anandavardhana yang merupakan pendekatan-pendekatan terakhir ke masalah itu, walaupun masih berasal dari Bhatara. Anandavardhana meneliti fenomena-fenomena estetika dengan kematangan intelektual dan tanpa terikut-campurnya kasus-kasus psikologisnya. Sebagai seorang filosof dan retoris di dalam istana Avantivarman 855-883, Anandavardhana-lah penemu aliran dhavani resonasi = keselarasan jiwa. Awal mula penemuannya ialah dia merasakan adanya perbedaan antara bahasa sehari-hari dengan bahasa puisi. Dari situlah kemudian ia mengutarakan batasan-batasan jelas yang memisahkan bahasa puisi dari bahasa pragmatis yang dipergunakan sehari-hari. Secara singkat dia berkata bahwa, kata-kata mendapat nilai, arti, dan kemampuan baru dari puisi. Ini semua muncul berbarengan dengan arti harfiah dan arti metaforis yang tidak dapat hadir tanpa kedua sifat itu. “Arti puitis berbeda dengan arti biasa konvensional di dalam kata-kata seorang seniman agung, memancar keluar sesuatu yang berbeda dengan yang dikandung oleh bagian kata-kata itu bila berdiri sendiri; sesuatu yang menyerupai efek keluwesan di dalam diri seorang wanita”. Pernyataan lain Anandavardhana dikatakan bahwa, arti puitis tidaklah dapat dimengerti hanya dengan mempelajari tata bahasa dan kamus semata; hanya mereka yang mengerti apa sesungguhnya puisi itulah yang dapat meraihnya. Mereka yang ingin menjadi seniman yang sebenarnya haruslah mempelajari arti kata itu secara intensif, ibarat seseorang yang ingin melihat sesuatu di dalam kegelapan haruslah lebih dahulu mendapatkan lampu penerang. Demikian halnya mereka yang sangat ingin mengerti arti puitis, taraf permulaan harus mengerti arti harfiah, sebab arti sebuah kalimat baru dapat diraih bila melalui arti kata demi kata. Pemikir Khasmir, Bhatta Nayaka berpendapat bahwa pengalaman estetik adalah semacam jatuhnya wahyu, artinya kebekuan rohani kita tersingkirkan sehingga kita dapat melihat kenyataan dengan cakrawala yang luas. Menurutnya, hakikat rasa bukanlah meniru, melainkan melepaskan kenyataan dari keterikatan ego dan menjadikannya pengalaman umum. Lewat pengalaman estetik, horizon kita diperluas, rasa yang diwahyukan itu bukan persepsi akal budi melainkan suatu pengalaman yang penuh dengan kebahagian, akhirnya kesadaran pribadi melenyap, maka ia akan sampai kepada Brahmana Tertinggi. Dari ucapan terakhir ini tampak juga suatu ciri lain dari alam pikiran India, yakni kesadaran bahwa pengalaman estetik tidak jauh dari pengalaman religius. Di dalam pengalaman estetik pun kenyataan seolah-olah mengalami suatu transformasi, memperoleh suatu arti yang serba baru, namun itu hanya untuk sementara. Pengalaman estetik tidak bersifat langgeng, lain dengan yang terdapat di dalam pengalaman religius. Di dalam pengalaman religius, tali-temali “Aku” dan “Milikku” sudah terurai sama sekali, sedangkan di dalam pengalaman estetik proses penguraian baru dimulai. Kenikmatan estetis selalu dibayangi oleh suatu rasa kurang tenang dan tentram. Kaum Budhisme mengatakan bahwa pada dasarnya semua yang ada dan kita sekarang ini adalah hasil dari sesuatu yang kita pikirkan. Segala sesuatu itu bersifat fana, segala sesuatu mengandung penderitaan dan segala sesuatu itu tanpa ego, selalu tak membahagiakan. Bagi Budha, benda-benda tidaklah kekal, selalu berubah. Indera kita selalu saja salah dalam mengamati benda sekitarnya. Manusia hanya selalu menatap ilusi belaka. Oleh karena itu, manusia diserukan mempergunakan konsep kesederhanaan dan meminta segala sesuatu secukupnya. Konsep inilah kemudian yang melandasi estetika Budhisme yang tercermin pada seruan yang mengatakan, buatlah segala sesuatu itu seminimal mungkin dan bersahaja. Atas pengaruh konsep inilah sehingga jarang ditemukan kerumitan dalam estetika Budha. Daftar Pustaka Sukarman B, 2006. Estetika. Makassar Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.
Contohpaling awal dari seni rupa Buddha di India berasal dari abad ke-1 SM. Salah satu contohnya adalah. Seni Rupa India Docx Document . Agama Di India Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas . Seni Rupa Timur Ancient India Pertemuan Ppt Download . Makalah Seni Rupa India . Seni Rupa Timur Ancient India Pertemuan Ppt Download . 12 Ipa 4 2014
Abstrak Tulisan ini berisi tentang filsafat seni khususnya filsafat seni timur tengah adapun yang akan dibahas dalam tulisan ini yaitu aturan aturan islam yang mengikat soal keindahan dari sebuah karya yang diciptakan oleh seniman dari timur tengah. Tulisan ini dibuat bertujuan agar para pembaca tau apa itu filsafat,filsafat seni timur dan asal muasal seni di timur tengah, apa hukum seni di mata agama islam sebagai landasan orang di timur tengah. Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini ialah metode kualitatif, yang dimana berlandaskan teori-teori dari berbagai sumber rujukan yang diharapkan mampu menambah wawasan pembaca maupun penulis sendiri. Abstrack This paper contains the philosophy of art, especially the philosophy of eastern art. As for what will be discussed in this paper is the islamic rules that bind the beauty of a work created by artists from the middle east. This paper is intended to make the reader know what philosophy, philosophy of eastern art and the origin of art in the Middle East, what is the law of art in the eyes of Islam as the foundation of people in the Middle East. The research method used in this study is a qualitative method, which is based on theories from various sources of reference that are expected to be able to add insight to the reader and writer themselves.
1 Dekade baru seni rupa timur dimulai pada abad ke- . A. 15 B. 16 C. 17 * D. 18 E. 19. 2. Konsep keindahan seni rupa timur adalah bersifat komunal yang bermakna karya seni rupa merupakan . A. Milik bersama * B. Hasil tiruan C. Hasil kreativitas pencipta D. Media spiritual E. Bentuk harmonisasi dengan alam
Pertama ia sehat tidak langsung terkena kelembaban dan serangan binatang-binatang yang mengganggu bahkan membahayakan. Lanjutan Pada perkembangan awal ini estetika disebut dengan istilah keindahan beauty merupakan bagian filsafat metafisika. Konsep Keindahan Seni Rupa Timur Bersifat Komunal Yang Bermakna Apa Seni Rupa Dan Sejarah Seni hieratis yaitu seni yang berdasarkan pada kepercayaan yang bersifat estetika timur. Eestetika merupakan kata yang kerap hadir di wilayah seni rupa. Pengertian estetika menurut Munro adalah cara merespon terhadap stimuli terutama lewat persepsi indra tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan seperti asosiasi pemahaman imajinasi dan emosi. 335 Estetika Timur 1. Estetika yang berkembang di Negara-negara Timur Tengah perlu dipertimbangkan. Pengertian seni rupa pra modern nerupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industriDilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni. Kedua dari aspek fisika. Kajian tentang estetika timur Cina Timur Tengah India Jepang Islam dan estetika Indonesia merupakan sisi terapan bab 7 8. Secara garis besarnya tingkatantahapan periodisasi estetika disusun dalam tiga periode. Pengertian estetika menurut Munro. Bukan berarti dalam desain tidak ada estetika. Pengertian Nilai Estetika Nilai estetika adalah sumber rasa keindahan yang di dalamnya terdapat cinta kasih maupun kasih sayang karena adanya kecintaan yang dirasakan oleh manusia. Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Etika adalah cabang filsafat juga dikenal sebagai filsafat moral. Estetika sebagai ilmu tentang seni dan keindahan pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten 1714-1762 seorang filsuf Jerman. Mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen keindahan yang terkandung pada suatu objek. Dewasa ini estetika menjadi wacana bahwa banyak budaya barat yang secara menggebu-nggebu masuk ke dalam budaya timur. Aktivitas pikiran dibagi menjadi dua yaitu yang teoritis logika dan estetika dan yang praktis ekonomi dan etika. Hal ini disebabkan karena masyarakat timur tengah sebelum masuk islam menyembah patung berhala yang berwujud makhluk hidup dan bentuk. Mengetahui perkembangan estetika timur BAB II PEMBAHASAN A. Namun pengertian estetika umumnya sendiri adalah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai keindahanhal yang indah yang terdapat di alam dan seni. Kebudayaan barat mencerminkan pemikiran yang rasional logis dan bersifat individual. Sangatlah aneh jika sebuah desain yang digunakan untuk sebuah produk jangka pendek harus memiliki nilai estetik yang berlaku selamanya. Moris pengertian estetika sama dengan seni karena estetika dapat dikenakan pada berbagai objek baik yang indah maupun tidak. Beberapa wilayah Timur telah mengenal keindahan sejak lama dan menghubungkannya dengan berbagai pandangan hidup dan ajaran keagaman seperti di. Estetika Kontemporer Bennedotte Croce mengemukakan teori estetikanya dalam sebuah sistem filosofis dari idealisme. Tradisi berpikir Barat berkara dari tradisi. Seni rakyat yaitu seni yang berdasarkan kerajinan. Hal ini bukan berarti di Timur tidak ada pemikiran estetika. Di wilayah desain komunikasi visual dkv kata estetika jarang diucapkan dibanding wilayah seni murni. Pandangan seperti ini sebenarnya salah dan justru membuat masyarakat kesulitan dalam mengapresiasi seni sebab menurut Herbert Read seni tidak. Perbedaan utama antara etika timur dan barat adalah kenyataan bahwa Etika Barat adalah tentang menemukan kebenaran sedangkan Etika Timur sangat banyak tentang protokol dan menunjukkan rasa hormat. Pengertian Estetika Estetika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan seni art dan keindahan beauty. Kebudayaan Barat tumbuh di benua Eropa Amerika serta wilayah lain seperti Australia dan Selandia Baru. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam. Estetika barat dan estetika timur ini juga berkaitan dengan peradaban dunia yang terbagi menjadi dua kebudayaan yaitu kebudayaan Barat dan Timur. Penulis buku ini berusaha membandingkan perjalanan estetika di Barat dengan estetika di Timur. Islam melarang segala bentuk elemen dekoratif yang berujud makhluk hidup karena. Makanan sehari-hari biasanya mengandung roti dan bir. Estetika merupakan bagian filsafat yakni filsafat seni keindahan diturunkan dari pengertian persepsi indra sense perception. Karya Arsitektur Timur Karya arsitektur Timur seperti rumah panggung atau rumah kolong bila dilihat melalui teori Guna dan Citra adalah benar-benar merupakan penyelesaian soalmasalah yang berkualitas. Pengertian estetika ialah kesatuan dan hubungan bentuk yang ada di antara penserapan indrawi manusia biasanya manusia menganggap estetika ialah seni atau seni akan selalu mengandung nilai keindahan. Segala sesuatu yan indah adalah ideal yang merupakan aktivitas pikiran. Pengertian estetika menurut para ahli. Selanjutnya Moris juga menyebutkan bahwa estetikan adalah suatu objek seni art. Budaya Relief Adat Pemakaman Masakan proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi upacara pemakaman dan penguburan mayat bersama barang-barang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Didalam konteks agama Islam estetika didasari sebagai sesuatu yang berbeda dengan perkembangan estetika di belahan lain. Konsep estetika barat masuk bersama budaya tersebut. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang pengertian Estetika Estetika dan filsafat. Masyarakat Timur Tengah sebelum masuknya Islam menyembah patung berhala berujud makhluk hidup. Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru. Berbeda dengan perkembangan estetika barat perkembangan estetika di negara-negara timur tampaknya sudah berkembang mulai zaman primitif hingga munculnya berbagai agama besar sampai era modern. ESTETIKA TIMUR TENGAH Konsep estetika di Timur Tengah sangat erat kaitannya dengan kehidupan beragamanya yaitu Islam. Pun dalam wilayah kajian desain terdapat pula. Kedua jenis seni itu bisa hidup secara berdampingan. Menurut orang-orang yang menentang budaya modern estetika barang-barang yang bersifat konsumptif harus berangkat dari budaya populer dan berdasarkan gaya yang mudah dikenal dan dinikmati masyarakat. Sehingga dengan hal ini tidak heran apabila manusia ingin kembali menikmati segala hal yang menjadi kecintaannya. Estetika tetap ada namun ia jarang disebut sebagai estetika salah satunya disebut gaya desain. Istilah estetika berasal dari kata Yunani aisthesis yang berarti pencerapan inderawi pemahaman intelektual atau bisa juga berarti pengamatan spiritual. Mayor Sujadi Timur No 7 Tulungagung 66221 Telepon. Estetika dalam pengertian konvensional tidak hanya mengacu pada keindahan tetapi estetika menjadi sebuah wacana dan fenomena Sachari 2002. Estetika Klasik Timur Estetika Barat Dan Timur Pada Game Warfr Estetika Klasik Timur Estetika Timur Estetika Cina Estetika India Ppt Download Estetika Timur Estetika Cina Estetika India Ppt Download Estetika Klasik Timur Estetika Barat Dan Timur Pdf
Keindahanseni lukisan Leonardo De Winci, Keindahan seni muzik oleh Muzad dan kelunakan taranum al-Qur'an adalah contoh keseniaan estetika yang melambangkan ketinggian sesebuah tamadun yang dicipta.
Uploaded byMuhammad Rizky Lubis 80% found this document useful 15 votes10K views5 pagesDescriptionGggOriginal Titlebab 7Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document80% found this document useful 15 votes10K views5 pagesBab 7Original Titlebab 7Uploaded byMuhammad Rizky Lubis DescriptionGggFull descriptionJump to Page You are on page 1of 5Search inside document You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
konsep keindahan seni rupa timur tengah
SMS Telp./. Whatsapp : IM3 - Indosat : 0857 1222 3822. SIMPATI - Telkomsel : 0821 3562 2053. Email : assirykaligrafi@gmail.com. assiry art desain masjid timur tengah jasa kuningan jual lampu kuningan terbaik jual ornamen kuningan jual ornamen masjid jual pintu kuningan nabawi jual replika pintu masjid kontraktor masjid terpercaya

0% found this document useful 0 votes1 views4 pagesOriginal TitleKonsep keindahan seni rupa timur tengahCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1 views4 pagesKonsep Keindahan Seni Rupa Timur TengahOriginal TitleKonsep keindahan seni rupa timur tengahJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Sebuahkajian awal dan mendasar mengenai konsep estetika dalam budaya rupa Sunda dengan menggunakan sumber ungkapan dan peribahasa Sunda dan peran kondisi alam Tatar Sunda. Konsep keindahan yang dipahami masyarakat Sunda memiliki hubungan timbal-balik antara alam dan rekaan. Ungkapan"siga lukisan" menunjuk pada objek
Pembahasan keindahan menurut pandangan di Timur dilakukan berdasarkan kebudayaan tertua yang dipandang paling mendominasi perkembangan peradaban Timur di masa lalu. Ada tiga kebudayaan tertua dan membawa pengaruh luas terhadap perkembangan kebudayaan, termasuk falsafah tentang keindahan di belahan bumi bagian timur, yaitu Cina, Timur Tengah Islam, dan India. Pandangan Keindahan di Cina Bangsa Cina di dalam peradabannya menganut kepercayaan bernama Tao yang dianggap sumber dari nilai-nilai kehidupan. Secara harfiah Tao berarti jalan atau marga. Ada pula yang mengartikan Tao sebagai sinar terang dan sumber dari segala sumber yang ada. Bagi bangsa Cina, manusia dianggap sempurna apabila hidupnya diterangi oleh Tao. Tao adalah kemutlakan, sesuatu yang memberikan keberadaan, kehidupan, dan kedamaian. Kepercayaan inilah yang menjadi salah satu landasan estetika Cina. Barang-barang buatan manusia dianggap indah apabila dinafasi oleh Tao. Penjelasan konsep keindahan bangsa Cina yang disemangati oleh kepercayaan tentang Tao diperoleh melalui ungkapan salah seorang filosofnya yang juga dianggap nabi, yaitu Kong Hu Cu. Filosof ini menyatakan bahwa, "Bagaimana seseorang yang rusak dan bejad hidupnya mampu membuat barang-barang yang indah, padahal barang-barang yang indah adalah penjelmaan dari Tao". Oleh karena itu, tugas seniman adalah menangkap Tao atau roh tersembunyi di dalam segala sesuatu yang ada dan menampilkannya lewat karya seninya. Untuk itu, seorang seniman wajib mensucikan diri supaya mampu melihat, menyentuh, serta menangkap roh tersembunyi di dalam barang-barang lewat kontemplasi dengan kata lain mempunyai kesadaran Tao, dan dengan demikian ia akan mampu menciptakan keindahan. Penjelasan di atas cukup memberikan pemahaman bahwa konsep keindahan bangsa Cina berlandas pada kepercayaan Tao. Setiap barang buatan/ciptaan manusia dipandang indah jika merefleksikan kesadaran Tao. Namun demikian, keindahan pada sebuah karya tidak dipandang sebagai totalitas yang sempurna. Potensi buruk dianggap selalu hadir pada karya yang indah. Demikian pula sebaliknya, pada karya yang buruk dipandang memiliki potensi keindahan. Pandangan ini dibentuk oleh filsafat Yin dan Yang yang dianggap mengandung seluruh aspek kehidupan manusia. Filsafat Yin dan Yang disimbolkan dengan sebuah lingkaran yang mengandung dua unsur, seperti gambar di bawah ini. Yin dan Yang Bagian yang hitam menyimbolkan Yin sedangkan bagian yang putih menyimbolkan Yang. Di dalam Yang ada titik Yin. Demikian pula sebaliknya, di dalam Yin ada Yang. Titik ini dipandang memiliki daya yang luar biasa, yakni adanya kontradiksi inti yang ada di dalam segala sesuatu. Artinya, tidak ada sesuatu yang seluruhnya 100 % baik atau buruk, tak ada sesuatu yang seluruhnya indah atau jelek. Titik Yin atau Yang yang terdapat di dalam masing-masing unsur tersebut sebenarnya adalah sesuatu benih yang dapat berkembang di dalam kondisi yang berlawanan. Filsafat Yin dan Yang menunjukkan bahwa estetikapun pada akhirnya selalu relatif. Di dalam jiwa manusia yang gersang rasa keindahan sesungguhnya masih mungkin dihidupkan roh keindahannya apabila yang bersangkutan mempunyai kekuatan untuk mengubahnya. Sebaliknya, mereka yang berbakat menciptakan keindahan justru dapat kehilangan daya estetiknya apabila kemampuannya tidak pernah dimanfaatkan. Pada akhir abad V, Hsieh Ho seorang filosof Cina menyusun enam prinsip sebagai dasar bagi para seniman bekerja kemudian terkenal dengan istilah canon estetika Cina. Ch'l Yun Sheng Tung, yaitu bersatunya Roh semesta dengan dirinya sehingga ia mampu menangkap keindahan dari Tao dan kemudian menampilkan atau mewujudkan pada karyanya. Ku Fa Yung Pi, yaitu kemampuan menyerap Roh Ch'l atau roh kehidupan dengan cara mengesampingkan bentuk dan warna semarak, sehingga warna spiritual akan tampak dalam karya-karyanya. Refleksi prinsip ini tampak pada beberapa lukisan Cina saat itu, yang penuh dengan ruang kosong dan kesunyian. Seorang pelukis Cina, Tsung Ting 375-443 disebutkan sebagai gambaran bahwa, sebelum melukis pemandangan alam, ia terlebih dahulu melakukan meditasi agar rohnya menjelajahi alam semesta secara bebas. Ying Wu Hsiang Hsing, yaitu merefleksikan objek dengan menggambarkan bentuknya yakni konsekuen terhadap objek atau yang disusunnya. Kaitannya dengan itu, Ch'eng Heng-lo pernah berungkap, "Seni lukis Barat adalah seni lukis mata, sedangkan seni lukis Cina adalah seni lukis idea". Ungkapan itu jelas menunjukkan bahwa seni lukis Cina mementingkan esensinya, bukan eksistensinya. Sui Lei Fu Ts'ai, yaitu keselarasan dalam menggunakan warna. Seni lukis Cina dalam penggunaan warna tidak bersifat fungsional, tetapi lebih bersifat simbolisme. Ching Ting Wei Chih, yaitu pengorganisasian, penyusunan, atau perencanaan dengan mempertimbangkan penempatan dan susunan. Seni Cina menganjurkan mengadakan semacam perencanaan terlebih dahulu sebelum berkarya. Chuan Mo I Hsieh, yaitu hendaknya membuat reproduksi-reproduksi agar dapat diteruskan dan disebarluaskan. Semangat Tao dalam pandangan estetik di Cina begitu mendalam dan menyebar ke berbagai negara di sekitarnya hingga sekarang. Pandangan Keindahan di Timur Tengah Estetika di Timur Tengah banyak diwarnai oleh ajaran agama Islam yang berkembang dan berpengaruh luas di kawasan itu. Pandangan-pandangan tentang keindahan yang berkembang dan kemudian mendasari penciptaan karya seni amat terikat oleh aturan-aturan dan fatwa Islam, terutama di negara-negara penganut fanatik agama Islam. Aturan atau fatwa yang berkaitan dengan ekspresi estetik di dalam peradaban Islam di Timur Tengah disadari sebagai sesuatu yang berbeda dengan perkembangan estetika di belahan lain. Ekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup hampir tidak berkembang. Hal itu disebabkan oleh keadaan masyarakat Timur Tengah sebelum Islam, yang pada umumnya menyembah berhala yang berwujud makhluk hidup dan bentuk-bentuk keindahan lain, sehingga segala bentuk yang cenderung menyerupai berhala tidak dibolehkan. Dalil yang dijadikan landasan pelarangan ekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup adalah riwayat para ahli hadits. Abdullah Bin Umar menyatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Sungguh orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat, dikatakan kepada para pembuatnya Hidupkanlah ciptaanmu" Bukhari dan Muslim. Abdullah juga menyatakan bahwa malaikat Jibril tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada gambar dan anjingnya. Selain itu, Anas Bin Malik juga menyatakan bahwa Rasulullah pernah berujar kepada Aisyah untuk menurunkan kelambu yang ada gambarnya karena menganggu shalatnya. Aisyah mengungkapkan perkataan Rasulullah yang pernah dikemukakan kepada Ummi Habibah dan Salamah yang pernah melihat keindahan gambar dan lukisan di Gereja Habasyah bahwa, jika ada orang shaleh meninggal dan di atas kuburnya dibangun mesjid dan melukiskan gambarnya di dalam mesjid itu, mereka adalah sejahat-jahatnya manusia di sisi Allah. Meskipun demikian, pada konteks estetik dalam arti luas, Nabi Muhammad juga pernah bersabda bahwa, "Sungguh Allah telah mengharuskan keindahan dalam segala hal Muslim, dan Allah itu indah dan gemar keindahan Muslim dan Tarmizi. Kedua hadits itu bila disimak, sesungguhnya merupakan jawaban terhadap estetika Islam yang tertuang dalam karya seni. Para seniman tidaklah berdosa apabila berkarya dengan maksud untuk ekspresi estetik. Kecuali jika seniman berkarya untuk mencoba menandingi ciptaan Allah atau membuat karya untuk diberhalakan, maka hal itu adalah dosa. Namun demikian, karena penafsiran terhadap hadits selalu berbeda dan kesahihan hadits juga tidak selalu sama, maka banyak seniman Muslim masih menghindari ungkapan estetik yang dianggap melarang tersebut. Pembatasan diri seniman berekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup justru memunculkan dimensi estetik yang unik, yakni bersifat simbolik dan nonnaturalis seperti halnya kaligrafi, ornamen-ornamen geometris, arsitektur mesjid, motif stilasi bentuk tumbuh-tumbuhan pada permadani, dan lainnya. Berkaitan dengan masih adanya perbedaan pendapat tentang boleh tidaknya berekspresi estetik yang menggambarkan makhluk hidup, Syaikh Muhammad 'Abduh, seorang ulama terkemuka, ahli da'wah al-Azhar yang berpengetahuan luas, terpelajar, dan dikenal jujur, berusaha mencairkan masalah itu dengan memberikan penjelasan-penjelasan rasional. Ia memberikan penjelasan dan penafsiran terhadap hadits yang menyatakan "Mereka yang paling pedih di Hari Kiamat adalah pembuat gambar". Syaikh Muhammad 'Abduh menyatakan bahwa, hadits tersebut berasal dari masa ketika sifat jahiliyah masih hidup. Pada masa itu, penggambaran dipakai untuk dua tujuan untuk kepuasan dan untuk mendapatkan berkah dari orang suci atau dari orang yang digambarkan dalam suatu gambaran. Keduanya memang tidak benar dalam ajaran Islam. Jika kedua hal itu telah hilang, dan segi kemanfaatannya lebih menonjol, maka gambar manusia mempunyai status yang sama dengan gambar tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon. Tidak dapat disamaratakan bahwa setiap gambaran dalam setiap keadaan mesti akan disembah; sebab jika demikian halnya maka dapat pula dikatakan bahwa, lidah juga dapat berbohong, lalu apakah karena itu lidah harus dikunci, meskipun lidah dapat pula mengatakan kebenaran di samping kebohongan. Hukum Islam tidak pernah melarang suatu hal yang sangat bermanfaat bagi pengetahuan, apabila bila sudah dapat dipastikan bahwa hal itu tidak berbahaya bagi agama, iman, dan amal. Fakta lain yang menunjukkan bahwa para ulama terdahulu tidaklah memandang ringan atau meremehkan ajaran agama, hanyalah karena membolehkan pembuatan gambar dan patung, yaitu terdapatnya kitab-kitab berbahasa Arab yang berisi ilustrasi-ilustrasi di perpustakaan dunia. Hal itu berarti bahwa kaum muslim pada zaman itu mengerjakan kesenian itu tanpa rasa tertekan dan rasa takut, tak pernah terlintas di dalam pikiran mereka untuk meniru ciptaan Allah karena kesombongan atau sakit jiwa, atau sengaja membuat gambar dan patung untuk disembah di samping Allah. Berdasarkan kecenderungan ekspresi estetik yang menghindari pertentangan dengan ajaran Islam itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa keindahan dalam konteks seni menurut pandangan Islam Timur Tengah haruslah tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Sesuatu dapat dikatakan indah apabila sejalan dengan ajaran Islam. Salah seorang ulama besar Islam yang pandangannya sering dirujuk oleh kaum muslim, yakni al-Gazali, mengemukakan pernyataan-pernyataan tentang keindahan. Salah satu pernyataannya yang dijadikan dasar di dalam membicarakan keindahan, yang sering diulang-ulang dalam kalimat-kalimat pengkajiannya, yaitu ketika ia berbicara dengan hubungan antara cinta dan kesenangan. Al-Gazali menyatakan bahwa, "Setiap yang dilihat yang memberi kesenangan dan kepuasan, dicintai oleh orang yang melihatnya, atau dengan pernyataan berkebalikan bahwa, segala sesuatu dicintai karena terdapat pertalian dengan hal itu ... dan itu adalah yang memberi kesenangan". Berdasarkan pendapat itu, al-Gazali berkesimpulan bahwa, "Segala sesuatu yang indah itu dicintai, karena keindahan itu memberi kesenangan". Pada penjelasan kemudian tampak bahwa keindahan itu dipandang senantiasa seiring dengan kesempurnaan. Pandangan Keindahan India Studi-studi tentang estetika India sebagian besar berhubungan dengan puisi dan drama, sangat jarang atau sedikit yang menyebutkan lukisan. Drama lebih banyak mendapat perhatian karena dipandang sebagai seni yang paling bermutu tinggi, ia drama meminta perhatian daya lihat atau daya dengar dua indera yang dianggap paling mampu mengangkat seseorang jauh di atas batasan-batasan "aku" yang sempit seperti pendapat beberapa pemikir India. Di samping itu, bangsa India juga sangat tekun mempelajari kesadaran estetik, baik dari sudut pandang penonton maupun dari sudut pandang seniman. Pandangan-pandangan estetiknya yang berkembang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Budha yang berpengaruh luas di Wilayah India, sebagaimana halnya estetika di Timur Tengah yang sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Islam. India memiliki pandangan mengenai keindahan yang konon ditulis oleh Bhatara di dalam buku Natyasastra Book of the Theatre yang dibuat sekitar abad 5, yaitu sebuah buku yang merupakan fondasi pemikiran estetika India. Pada buku tersebut, Bhatara berpandangan bahwa 'rasa' lahir dari manunggalnya situasi yang ditampilkan bersama dengan reaksi dan keadaan batin para pelakunya yang senantiasa berubah. Sementara itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa, untuk mencari pernyataan yang sederhana dan jelas tentang sikap India terhadap problema-problema estetika, tidak perlu mempelajari karya Bhatara tersebut, cukuplah dengan karya Anandavardhana yang merupakan pendekatan-pendekatan terakhir ke masalah itu, walaupun masih berasal dari Bhatara. Anandavardhana meneliti fenomena-fenomena estetika dengan kematangan intelektual dan tanpa terikut-campurnya kasus-kasus psikologisnya. Sebagai seorang filosof dan retoris di dalam istana Avantivarman 855-883, Anandavardhana-lah penemu aliran dhavani resonasi = keselarasan jiwa. Awal mula penemuannya ialah dia merasakan adanya perbedaan antara bahasa sehari-hari dengan bahasa puisi. Dari situlah kemudian ia mengutarakan batasan-batasan jelas yang memisahkan bahasa puisi dari bahasa pragmatis yang dipergunakan sehari-hari. Secara singkat dia berkata bahwa, kata-kata mendapat nilai, arti, dan kemampuan baru dari puisi. Ini semua muncul berbarengan dengan arti harfiah dan arti metaforis yang tidak dapat hadir tanpa kedua sifat itu. "Arti puitis berbeda dengan arti biasa konvensional di dalam kata-kata seorang seniman agung, memancar keluar sesuatu yang berbeda dengan yang dikandung oleh bagian kata-kata itu bila berdiri sendiri; sesuatu yang menyerupai efek keluwesan di dalam diri seorang wanita". Pernyataan lain Anandavardhana dikatakan bahwa, arti puitis tidaklah dapat dimengerti hanya dengan mempelajari tata bahasa dan kamus semata; hanya mereka yang mengerti apa sesungguhnya puisi itulah yang dapat meraihnya. Mereka yang ingin menjadi seniman yang sebenarnya haruslah mempelajari arti kata itu secara intensif, ibarat seseorang yang ingin melihat sesuatu di dalam kegelapan haruslah lebih dahulu mendapatkan lampu penerang. Demikian halnya mereka yang sangat ingin mengerti arti puitis, taraf permulaan harus mengerti arti harfiah, sebab arti sebuah kalimat baru dapat diraih bila melalui arti kata demi kata. Pemikir Khasmir, Bhatta Nayaka berpendapat bahwa pengalaman estetik adalah semacam jatuhnya wahyu, artinya kebekuan rohani kita tersingkirkan sehingga kita dapat melihat kenyataan dengan cakrawala yang luas. Menurutnya, hakikat rasa bukanlah meniru, melainkan melepaskan kenyataan dari keterikatan ego dan menjadikannya pengalaman umum. Lewat pengalaman estetik, horizon kita diperluas, rasa yang diwahyukan itu bukan persepsi akal budi melainkan suatu pengalaman yang penuh dengan kebahagian, akhirnya kesadaran pribadi melenyap, maka ia akan sampai kepada Brahmana Tertinggi. Dari ucapan terakhir ini tampak juga suatu ciri lain dari alam pikiran India, yakni kesadaran bahwa pengalaman estetik tidak jauh dari pengalaman religius. Di dalam pengalaman estetik pun kenyataan seolah-olah mengalami suatu transformasi, memperoleh suatu arti yang serba baru, namun itu hanya untuk sementara. Pengalaman estetik tidak bersifat langgeng, lain dengan yang terdapat di dalam pengalaman religius. Di dalam pengalaman religius, tali-temali "Aku" dan "Milikku" sudah terurai sama sekali, sedangkan di dalam pengalaman estetik proses penguraian baru dimulai. Kenikmatan estetis selalu dibayangi oleh suatu rasa kurang tenang dan tentram. Kaum Budhisme mengatakan bahwa pada dasarnya semua yang ada dan kita sekarang ini adalah hasil dari sesuatu yang kita pikirkan. Segala sesuatu itu bersifat fana, segala sesuatu mengandung penderitaan dan segala sesuatu itu tanpa ego, selalu tak membahagiakan. Bagi Budha, benda-benda tidaklah kekal, selalu berubah. Indera kita selalu saja salah dalam mengamati benda sekitarnya. Manusia hanya selalu menatap ilusi belaka. Oleh karena itu, manusia diserukan mempergunakan konsep kesederhanaan dan meminta segala sesuatu secukupnya. Konsep inilah kemudian yang melandasi estetika Budhisme yang tercermin pada seruan yang mengatakan, buatlah segala sesuatu itu seminimal mungkin dan bersahaja. Atas pengaruh konsep inilah sehingga jarang ditemukan kerumitan dalam estetika Budha. Daftar Pustaka Sukarman B, 2006. Estetika. Makassar Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.
5Bf0X.
  • hji3808c2i.pages.dev/797
  • hji3808c2i.pages.dev/479
  • hji3808c2i.pages.dev/555
  • hji3808c2i.pages.dev/788
  • hji3808c2i.pages.dev/182
  • hji3808c2i.pages.dev/342
  • hji3808c2i.pages.dev/378
  • hji3808c2i.pages.dev/579
  • hji3808c2i.pages.dev/318
  • hji3808c2i.pages.dev/319
  • hji3808c2i.pages.dev/826
  • hji3808c2i.pages.dev/309
  • hji3808c2i.pages.dev/260
  • hji3808c2i.pages.dev/317
  • hji3808c2i.pages.dev/877
  • konsep keindahan seni rupa timur tengah